“Arga, serius kamu diajak komandan?” tanya Roni sambil menggaruk kepalanya, ragu-ragu.“Iya, beneran! Kemarin beliau sendiri yang bilang. Katanya aku boleh datang hari Minggu. Aku nggak bohong,” jawab Arga mantap.Kiko terkekeh. “Kalau bener, keren banget! Bayangin, kita bisa latihan ala tentara. Siapa tahu nanti kita dikasih senjata beneran.”“Eh, jangan ngawur! Senjata itu berbahaya,” potong Deo cepat, meski matanya berbinar karena penasaran.Arga hanya tersenyum lebar, menepuk dada kecilnya dengan percaya diri. “Tenang aja. Komandan nggak bakal marah. Kita kan datang dengan izin.”Tak butuh waktu lama, bangunan markas yang dikelilingi pagar kawat tinggi mulai terlihat. Dua orang prajurit berseragam loreng berdiri di gerbang. Wajah mereka serius, matanya tajam mengamati setiap gerakan orang yang lewat.Salah satu di antaranya bertubuh tegap, kulit sawo matang dengan tatapan keras — dialah Sersan Yudha, prajurit senior yang dikenal tegas. Di sampingnya berdiri Tama, lebih muda, berwa
Huling Na-update : 2025-10-15 Magbasa pa