Langit sore mulai berubah jingga saat Rael, Paman Halim, dan dua prajurit menyusuri jalan setapak menuju utara. Jalan itu sunyi, ditumbuhi ilalang tinggi di kanan-kiri, seakan tidak pernah dilewati siapa pun.Rael berjalan paling depan. Tatapannya tidak hanya fokus ke jalan, tetapi juga pada tiap detail kecil—pohon yang patah, tanah yang terinjak, hingga bau samar obat pengusir hewan yang sangat jarang digunakan kecuali oleh pasukan.“Nak Rael, kau yakin gudang itu masih dipakai?” tanya Paman Halim sambil menyibak ranting.“Dipakai atau tidak, tempat itu tetap lokasi ideal untuk sesuatu yang ingin disembunyikan,” jawab Rael tanpa menoleh.Paman Halim mendengus. “Aku mengurus pasukan bertahun-tahun, tapi aku tidak percaya ada pejabat yang berani memanfaatkan aset kerajaan untuk tujuan pribadi.”Rael menatapnya sekilas. “Justru karena kau terlalu jujur, Paman. Kau tidak melihat sisi gelapnya.”Setelah hampir satu jam berjalan, akhirnya mereka melihat bangunan besar di balik pepohonan. G
Last Updated : 2025-11-27 Read more