Persatuan itu kini sempurna.Zalman berjanji akan menyelesaikannya dengan cepat, jadi Ghina jelas saja tak mampu menolaknya."Sudah lama, saya menghabiskan begitu banyak sabar demi menanti hari ini," bisik Zalman, tangannya tak tinggal diam.Pria itu sedang membuka baju dengan gerakan secepat yang ia bisa. Karena perdetik yang ia habiskan adalah detik demi detik yang berharga.Untungnya, keberadaan dua buah hati mereka sama sekali tidak mengganggu pergolakan apa yang sedang terjadi.Sulthan dan Ashifa begitu tenang, sengaja dipindahkan ke dalam box tidur bayi dan disingkirkan sedikit lebih jauh agar tidak mengganggu mimpi masing-masing."Jika menginginkannya, mengapa tidak bilang padaku? Mas, seluruh yang ada di tubuhku, setiap incinya, adalah milikmu," tutur Ghina, cara bicaranya begitu sensitif.Ini membuat Zalman semakin panas, "A-ah, hentikan. Jangan pancing saya karena saat ini saya sedang mencoba untuk melakukannya secara perlahan."Ghina terkikih geli, "Astaga. Suamiku yang mal
Last Updated : 2025-12-01 Read more