Lorong waktu terasa melambat, memekatkan suasana di antara dua insan yang kini berhadapan. Rembulan bergantung anggun di langit, menaburkan sinarnya yang pucat ke balik jendela kediaman Mayang Salewang. Di bawah sorot lampu minyak yang lembut, Pangeran Balaputradewa, Mahamentri I Halu yang berkuasa, menghadap Mayang Salewang, yang dalam nama Samaran Madu Jingga. Wajahnya memancarkan ketulusan yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun.Pangeran Balaputradewa menarik napas dalam, membasahi bibirnya yang mendadak kering. "Madu Jingga," suaranya serak, sarat pengharapan. "Aku tahu, pertemuan kita adalah kebetulan yang aneh, seolah takdir mempertemukan kita dengan caranya sendiri. Dan mungkin, caraku mengungkapkan isi hati ini tidak seanggun syair para pujangga istana yang pandai merangkai kata-kata indah." Ia mengalihkan pandangannya sesaat. "Namun, demi dewata agung, hati ini telah berketetapan. Aku ingin engkau menjadi milikku, Madu Jingga. Secara resmi, secara sah, di hadapan hukum da
Последнее обновление : 2025-10-28 Читайте больше