Hati Hans bergetar saat melihat wajah tegas Nayla, sudut bibirnya berkedut beberapa kali.Tatapan Nayla sedingin es, suaranya lemah tapi tegas, "Sejak hari kamu nggak datang buat urus akta nikah, sejak aku bilang putus, aku benaran sudah lepasin kamu.""Sudah lima tahun, aku capek.""Hans, kalau kamu pernah sedikit saja peduli padaku, kamu pasti tahu aku ini bukan cuma ngambek.""Iya, lima tahun itu aku selalu nempel sama kamu, nurut padamu, semua yang kamu bilang buruk tentang aku, aku berusaha ubah...""Tapi Hans, kamu nggak pernah hargai usahaku. Kamu cuma merasa sudah menaklukkan aku, bikin aku cinta kamu sampai serendah itu, dan biarin kamu nyakitin aku berkali-kali.""Kamu nggak percaya aku, nggak peduli, juga nggak cinta... kalau gitu, kenapa aku harus tetap butuh kamu?"Setelah bicara begitu, Nayla seakan kehabisan tenaga. Keningnya penuh keringat, wajah pucat menempel lemah di bahu Amanda."Kita pergi." Suara Nayla lemah.Mata Amanda memerah seperti mau berdarah, tapi tetap me
Read more