All Chapters of Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!: Chapter 81 - Chapter 90

Amanda merasa sangat bersalah. Di seberang telepon terdengar suara bising, sepertinya dia lagi kerja, lalu menyempatkan menelepon di waktu istirahat.Nayla tertawa dan menghiburnya, "Nggak bisa tiap kali kamu yang lindungi aku. Apa salahnya kalau sekali-sekali aku yang lindungi kamu?"Amanda mendengkus dua kali, rasanya sangat terharu, lalu mulai mengutuk Hans dari jauh."Hans si buta ini. Terus saja dikibulin sama Karin, kehilangan pacar sebaik kamu, bahkan pacarnya jadi kakak iparnya sendiri. Nanti juga ada saatnya dia menyesal!"Nayla sudah nggak memikirkan hal itu lagi. Dia berkata dengan santai, "Aku nggak tahu dia menyesal atau nggak, yang pasti aku nggak."Baginya, Hans sudah mati di hari dia tidak datang untuk mendaftarkan pernikahan.Namun, semua perasaan yang pernah dia berikan akan membuatnya menjadi versi dirinya yang lebih baik.Mereka berdua mengobrol selama beberapa menit. Amanda diingatkan oleh asistennya untuk kembali syuting. Dia pun bilang ke Nayla kalau mereka akan

Nayla mencibir dengan nada dingin, "Kok tumben ya, orang-orang sok ini ternyata bisa juga minta maaf.""Aku dengar kondisi mereka sekarang parah banget, ada yang dipecat, ada perusahaannya bangkrut. Sayang, jangan-jangan Simon yang turun tangan?" ucap Amanda.Nayla teringat ucapan Hans sebelumnya. Dia menduga mungkin Simon yang bertindak. Namun, jika dipikir lagi, dia tidak terlalu yakin.Dia tidak mau berpikir lebih jauh, tatapannya mendingin, "Salah tetap salah. Kalau minta maaf bisa menyelesaikan masalah, buat apa ada polisi?"Bukan hanya mereka, soal Hans bekerja sama dengan Gordon mencuri naskahnya pun, dia akan menuntut sampai tuntas.Amanda bersuara riang, senang sekaligus terharu, "Mantap! Ini baru Nayla yang aku kenal dulu. Benar banget, harusnya memang begitu. Sayang, aku senang banget, kamu akhirnya balik jadi dirimu yang dulu."Nayla tertawa, lalu menyebut Amanda terlalu lebay. Namun, setelah itu hatinya terasa getir.Benar, dia memang banyak berubah selama ini. Namun, seti

"Kamu serius?" Yuna langsung kehilangan ketenangan.Lima tahun lalu saat Nayla bersama Hans, Yuna tidak pernah puas. Namun, karena kerja sama dua keluarga, meski tidak suka kepribadian Nayla yang mencolok, dia terpaksa menerima.Selama ini pun, Yuna tidak pernah benar-benar menyukai Nayla. Namun, kalau Hans menikahinya, otomatis Keluarga Tanu akan memberi dukungan, dan cabang perusahaan kelak akan jatuh ke tangan Hans. Jika sekarang batal, kemungkinan besar Pak Markus tidak akan melakukannya.Yuna menjadi panik, "Ribut-ribut kecil antar pasangan itu wajar. Nayla, kok kamu bisa gampang bilang mau batalin pertunangan? Ini bukan main-main, loh."Nayla tidak peduli, wajahnya dingin dan tegas, "Tante, keputusanku sudah bulat. Kakek Markus juga setuju dengan pembatalan ini."Saat mendapati Nayla keras kepala, Yuna sadar percuma membujuk Nayla. Kepura-puraan hangatnya pun tak bisa lagi diteruskan."Batalin pertunangan itu bukan hal sepele. Lima tahun ini Hans selalu ngalah sama kamu, cuma gar

Saat melihat Nayla membela dirinya dengan penuh percaya diri, sorot mata Simon yang dalam muncul sedikit rasa senang.Karin terkejut, Nayla tampak benar-benar kembali seperti dulu, penuh percaya diri dan angkuh."Kamu berani ngomong ke aku dengan sikap kayak gini..." Yuna menunjuk Nayla dengan marah.Nayla tetap tenang, tak mundur sedikit pun, "Rasa hormat itu saling timbal balik. Kalau kamu nggak hormati aku, kenapa harus nyalahin aku kalau aku balik ngelawan?""Kamu benaran nggak tahu diri, makin lama makin keterlaluan. Dia itu ibuku, calon mertuamu, beraninya kamu bersikap begitu sama dia!"Hans melotot marah, "Jangan kira karena Kak Simon lindungi kamu dan Kakek sayang sama kamu, aku jadi benaran nggak berani ngapa-ngapain kamu!"Saat melihat Hans yang mengancam hendak menyerang Nayla, mata Simon memancarkan kilatan tajam, tinjunya terkepal erat."Plak!"Suara tamparan nyaring terdengar di aula, Nayla mengangkat tangannya untuk menampar keras pipi Hans.Semua orang terkejut.Di dal

Jadi sedikit berharap.Dia tiba-tiba teringat saat dia tenggelam di usia sepuluh tahun. Ketika seorang remaja menyelamatkannya, dia mendengar suara remaja itu yang jernih dan bersih, "Jangan takut, kamu sudah aman."Hari itu, hanya dengan mendengar suaranya, hatinya bergetar.Setelah sadar, hal pertama yang dia lihat adalah remaja itu sedang menatapnya.Remaja itu tampan dan menarik. Senyumnya cerah dan energik. Dia terlihat sangat senang dan gembira saat Nayla sadar.Remaja itu adalah Hans.Hans yang telah menyelamatkannya.Hari itu, Nayla membiarkan Hans masuk ke dalam hatinya.Sekarang, perasaannya pada Simon sama dengan saat dia terpesona pada pandangan pertama, tidak… tapi karena suaranya.Dia sangat suka suara remaja itu saat berbicara padanya setelah menyelamatkannya.Meskipun sudah sepuluh tahun, dia masih mengingatnya dengan jelas.Suara itu seperti cahaya yang menerangi seluruh masa remaja Nayla.Remaja yang menyelamatkannya, pada akhirnya meninggalkannya, dan mendorongnya ke