Pagi berikutnya, di sebuah ruang rapat hotel bintang lima di distrik pusat, Simon menutup laptopnya dengan satu hentakan kecil. “Ini kesempatan kita,” ucapnya sambil memutar cincin hitam di jari manisnya. “Proyek Wicaksana akan membangun tiga distrik baru. Properti, transportasi, energi. Kalau kita masuk di tahap awal, kita bisa rebut posisinya sebelum keluarga lain.”Sera duduk di seberang meja, wajahnya tidak seoptimis Simon. Ada lingkar gelap di bawah matanya. “Simon… ini terlalu cepat. Setelah kejadian di Keluarga Hidayat, mereka pasti sudah mencurigai—”“Cukup,” potong Simon lembut, hampir manis, tapi tatapan matanya tajam. “Yang penting bukan reputasi, tapi momentum. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.”Ia menyodorkan berkas digital ke layar besar di ruangan. Data grafik muncul, angka-angka tinggi, grafik menjulang, peluang miliaran kredit.Sera menatap angka itu lama, tapi pikirannya berlabuh ke tempat lain ke foto-foto yang dikirimkan ke apartemennya. Foto Harris
Last Updated : 2025-11-18 Read more