Vila Hendrawan berdiri tenang di puncak bukit kecil Arcapura, diterangi lampu taman yang redup dan langit malam yang diselimuti kabut tipis. Mobil yang membawa Harris berhenti di depan pintu masuk. Begitu ia keluar, desiran angin malam menyambut dengan dingin.Queen turun menyusul, masih memikirkan kejadian barusan, anak kecil, simbol naga, dan liontin yang bergetar tanpa kendali.“Harris, kau merasakannya, kan?” tanya Queen, suaranya rendah.“Ya,” jawab Harris, matanya mengamati halaman vila yang lengang. “Ada sesuatu di sekitar rumah. Energinya tipis, tapi terasa seperti jarum di kulit.”Queen menegakkan tubuh. “Mereka berani mendekati rumah Hendrawan?”“Bukan hanya berani,” Harris melangkah melewati halaman dengan langkah pelan, “Mereka bahkan meninggalkan jejak.”Queen mempercepat langkah menyusulnya. “Kita panggil pengawal?”“Tidak perlu.” Harris menatap ke arah atap vila. “Ini bukan urusan mereka.”Queen mengerutkan kening. “Maksudmu?”“Ini pesan,” jawab Harris. “Dan pesan itu d
Last Updated : 2025-11-23 Read more