"... Gabriella, kamu wanita yang baik. Tapi bukan untukku.” Kalimat itu memotong langsung, tanpa niat melukai, tapi tetap memberi sayatan langsung pada hati Gabriella. Perempuan itu menunduk. Saat Aron menyerahkannya ke sopir, ia tidak lagi bicara. Hanya tatapan kecewa yang ia berikan. Tatapan yang penuh rasa kalah, tapi tetap berusaha tampak anggun dan tegar sebagaimana karakternya. Mobil Aron pergi duluan oleh Pak Bima, ia harap ini tak akan jadi masalah. Beberapa menit setelah itu, ekspresi Gabriella berubah total. Ia duduk tegak, merapikan rambutnya, dan menutup kancing gaunnya dengan wajah datar. “Lebih cepat,” katanya dingin. Bima pun terkejut mendengarnya, tapi tak berani protes. Ia langsung menambah kecepatannya, tapi masih sangat hati-hati menembua jalanan malam itu. Gabriella menatap ke luar jendela. Di matanya, tidak ada ekspresi manja atau sedih. Yang ada hanya keteguhan seorang wanita yang terbiasa selalu berhasil memenangkan segala hal, kecuali Aron. “D
Last Updated : 2025-11-30 Read more