Mereka di dapur lagi petang ini. Menyiapkan menu untuk makan malam. Oma Sari merasa suka dengan kegesitan anak sambung Fahri yang cekatan. Meski ada seorang pegawai urusan dapur, tetapi peran gadis itu cukup mencolok. “Sudah pukul lima, sebaiknya bersiaplah jika ingin menerima ajakan pamanmu. Dia aneh sekali, mau ngedate sama calon istri, tetapi mengajakmu…,” ucap Oma Sari. Alingga meletakkan kotak tisu yang baru ditop up isinya di atas meja makan. Tertegun, ucapan wanita itu baginya bermakna abu-abu. Antara menyindir atau justru menyemangati. “Sana dandan yang cantik, ya.” Oma Sari melirik lembut, lalu bertanya lagi, “Eh, apa Alin bawa baju buat jalan?” Nada suaranya penuh perhatian, seolah ingin Alingga tampil nyaman dan pantas, membuat gadis itu sedikit kikuk namun hati terasa hangat. Sudah lama jiwanya kering tanpa kasih ibu. “Baju jalan... yang ada baju pantas saja sih, Oma…,” sahut Alingga dengan senyuman simpul. Selama ini tidak berpikir apa bedanya antara baju jala
Last Updated : 2025-11-30 Read more