Bunyi klik pelan dari pintu kamar tidur utama yang tertutup itu terdengar lebih nyaring daripada ledakan meriam di telinga George. Pria itu berdiri mematung di tengah ruangan yang luas, tepat di sisi ranjang tempat ia baru saja mengusir istrinya dengan arogansi yang biasa ia miliki. George menduga, bahkan sangat yakin, bahwa langkah kaki Soraya akan terhenti di ambang pintu. Dalam benaknya, ia sudah membayangkan skenario di mana Soraya akan berbalik, wajahnya basah oleh air mata, lututnya gemetar, lalu menjatuhkan diri di kaki George sambil memohon ampun karena telah lancang menolak sentuhan suaminya. George sudah menyiapkan skenario pemaafan yang agung di kepalanya, ia akan mendiamkan istrinya selama lima menit, membiarkannya menangis, lalu mengangkatnya kembali ke ranjang, menunjukkan bahwa dialah satu-satunya pemberi rasa aman bagi wanita itu.Tapi skenario itu hancur berantakan.Soraya keluar kamar begitu saja. Dia berjalan tanpa menoleh. Punggungnya tegak, langkahnya tidak ragu,
Last Updated : 2025-12-23 Read more