Mbok Jum berdiri dengan mulut ternganga di depan pintu. Sementara Arumi dan Langit masih dalam posisi berciuman meski keduanya diam seperti patung Pancoran. "Maaf, si Mbok Lupa bilas kain. Permisi Mas, Non." Mbok Jum segera berlalu meninggalkan ruang kerja Langit. Selepas Mbok Jum pergi, Arumi pun lekas menolak pelan dada Langit. Dan dengan sangat amat terpaksa, Langit pun melepaskan tautan bibir mereka dan bangkit menjarak. Tak lupa ia bantu Arumi untuk berdiri. "Ih, Om, Arumi bilang juga apa. Kan ... Mbok Jum jadi liat kita. Malu banget tauk, Om ...." Arumi benar-benar kesal. "Ya ... saya kan nggak sengaja. Kamunya juga, ngapain pakek lepasin tangan segala? Kalau tangan kamu nggak lepas, kan saya juga nggak akan inisiatif buat nolongin kamu. Jadi jangan salahkan saya." Langit tak terima dijadikan kambing hitam oleh Arumi. Niat mau bantuin, malah berujung kena omel. "Tangan Arum pegel, Om. Jadinya lepas gitu aja. Bukannya sengaja dilepasin juga." "Ya sudah, berarti ini m
Last Updated : 2025-10-27 Read more