Kini, tinggallah Asih dan Bayu, berdua kembali di rumahnya. Rasa canggung kembali muncul di hati Bayu, setelah kejadian tempo hari. Perkataan Hartono juga mengusik ketenangan jiwanya, yang selama ini berusaha mengubur setiap jejak di masa lalu. Perlahan tapi pasti, semua itu akan terkuak dengan sendirinya, tak perlu menunggu siap, tak pula mengharap aman dan nyaman setelahnya. Dengan perut membuncit, Asih mendekati Bayu dengan sepiring buah potong yang masih segar. Wanita itu duduk di tempat yang sama, namun tetap memberi jarak. Piring yang beradu dengan meja kaca, menciptakan suara yang sedikit memecah keheningan. Tanpa banyak kata, Asih tersenyum dan mempersilakan Bayu untuk menikmati makanannya. "As, kamu ... siap kan, nikah setelah dia lahir?" Suara Bayu sedikit bergetar oleh kecanggungan dan perasaan aneh yang ada di dadanya. Tak langsung menjawab, Asih justru terdiam dan memilih duduk dengan wajah tertunduk. Keheningan kembali menyita waktu mereka, hingga akhirnya bunyi bel m
Last Updated : 2025-12-06 Read more