Anggi membuka mata perlahan. Suara hujan dari luar jendela rumah sakit terdengar seperti bisikan samar yang memaksanya membuat keputusan. Claudia masih menatapnya—dengan mata bengkak, penuh ketakutan, dan secercah harapan yang hampir padam. “Lima menit,” ulang Claudia dengan suara bergetar. “Aku… aku cuma butuh itu.” Anggi mengembuskan napas panjang, nyaris terdengar seperti keluhan yang terpendam selama bertahun-tahun. Ia menunduk, memandang lantai yang licin dan memantulkan bayangan mereka. Bayangan dua perempuan yang sama-sama hancur, sama-sama kehilangan arah, tapi masih bertahan. “Aku…” Anggi menelan ludah. Kata-kata seperti tersangkut di tenggorokan. “Aku nggak bisa ikut campur terlalu dalam, Cla.” Claudia menunduk, bahunya merosot, seolah seluruh dunia kembali menimpanya. “Tapi,” lanjut Anggi pelan. Claudia mendongak cepat—refleks, seperti seseorang yang mendengar pintu terbuka setelah berhari-hari terkurung. “Aku bisa ikut sampai depan rumah,” ucap Anggi akhirnya. “Tapi
Last Updated : 2025-12-11 Read more