Mobil meluncur di jalan sepi, lampu depannya menembus kabut tipis yang menutupi permukaan aspal. Claudia menempel pada Damar, masih merasakan panas sisa ketegangan sebelumnya. Napas mereka saling bertabrakan di kabin yang sempit, tapi kali ini, ada sesuatu yang lebih—ketegangan di luar mereka, di jalan, sudah nyata. Damar memutar stir dengan cepat, menghindari lubang kecil di jalan. “Dia tahu kita di sini,” katanya, suara rendah. “Dan kita harus hati-hati.” Claudia mengangguk, tangan kecilnya meraba lengan Damar. “Aku siap. Kalau kita harus menghadapi dia… aku tidak takut.” Damar menoleh sekilas, mata gelapnya menatap Claudia tajam. “Kamu harus tetap waspada. Ini bukan permainan lagi.” Claudia menelan ludah, merasa napasnya berat, namun ada senyum tipis di bibirnya. “Aku juga siap bermain… cara kita sendiri.” Damar menahan napas, merasakan panas tubuhnya sendiri meningkat. Mereka baru saja melarikan diri dari gedung, tapi ancaman dr. X menempel ketat. Claudia mencondongkan tubuhn
Last Updated : 2025-11-28 Read more