**** Begitu pintu tertutup dengan keras, ekspresi wajah Lucian seketika berubah. Senyum sinis terbentuk di bibirnya, dingin dan menyeramkan. Ada sorot gila yang bersemayam di matanya, tatapan seorang pria yang tak segan menghancurkan apa pun yang menghalangi keinginannya. Dalam hitungan detik, ia mengangkat kakinya tinggi-tinggi dan tanpa aba-aba. Brakkk! Suara keras menggema di sepanjang lorong toko. Daun pintu kayu itu patah dalam tiga bagian, serpihan kayu berhamburan di lantai, menimbulkan debu tipis yang berterbangan. Suasana hening berubah mencekam. Alexa, yang berdiri di balik pintu, terbelalak tak percaya. Tubuhnya kaku, matanya membesar menatap sosok pria itu yang kini berdiri di ambang dengan tatapan mengerikan. Tenggorokannya tercekat, napasnya memburu tak beraturan. Perlahan, ia menelan ludah, lalu mundur selangkah demi selangkah, berusaha menjaga jarak."Kau? " Lucian melangkah masuk dengan tenang, langkah kakinya berat, tetapi penuh wibawa menakutkan. Setiap langk
Last Updated : 2025-10-24 Read more