Latihan mulai selepas sarapan, tapi aku memilih mengurung diri di kamar selagi membiarkan alergiku mereda. Lengan mungkin bisa ditutup pakaian, bagian leher juga tidak begitu kentara tapi wajah jelas kelihatan paling kronis.Selama aku tidur memang tidak ada yang menganggu, seakan mereka sepakat kalau aku butuh istirahat, namun menjelang waktu makan siang, suara heboh mulai saling bersahut-sahutan. Bukan hanya anggota, asisten dan komposer, tapi aku pun bisa mendengar Rigen menyambut beberapa pencipta lagu yang berkunjung, yang paling gong, samar-samar aku bahkan bisa mendengar suara manajer kami, Mas Pj."Gumi..." Tuh kan, dia tidak repot-repot menahan diri untuk langsung mengetuk kamarku. "Rigen bilang kamu sakit, apa yang terjadi? Kamu keracunan makanan? Demam?""Pergi." Tentu saja aku pun tidak menahan diri untuk segera mengusirnya. "Aku bawakan beberapa buah-buahan untuk kamu, ayo keluar, kita bicara."
Last Updated : 2025-11-17 Read more