4 Answers2025-08-29 16:44:41
Kadang aku merasa struggling itu seperti filter kacamata baru ketika menonton atau membaca—seketika semua tindakan kecil karakter jadi bermakna. Aku pernah nonton ulang 'Neon Genesis Evangelion' pas larut malam sambil minum teh, dan tiba-tiba adegan yang sebelumnya terasa dingin berubah jadi nyaring karena aku memahami perjuangan batinnya. Struggling membuat kita memberi bobot pada keputusan yang tampak sepele: apakah dia memilih diam, marah, atau pergi? Itu bukan cuma plot device; itu jendela buat empati.
Dari perspektifku, cara penulis menggambarkan struggle—melalui dialog yang retak, monolog dalam pikiran, atau detail visual seperti tangan yang gemetar—menentukan apakah pembaca merasa dekat atau terasing. Contohnya, di 'Attack on Titan' sebuah keraguan sekilas tentang moral membuat karakter terasa manusiawi, bukan sekadar pahlawan atau villain. Jadi ketika aku membaca, aku sering memperlambat halaman, meresapi momen kecil itu, karena di situlah interpretasi berubah: struggle memberi kedalaman, ambiguitas, dan kadang kesempatan untuk menebak masa depan karakter.
4 Answers2025-08-29 10:56:51
Gara-gara sering nonton subtitle di malam hari, aku suka kepikiran soal pilihan kata kecil yang bikin makna berubah. Untuk pertanyaanmu: ya, sering kali 'struggling' diterjemahkan menjadi 'berjuang', tapi itu bukan aturan kaku.
Kalau 'struggling' muncul sebagai kata kerja continuous, misalnya "I'm struggling to breathe", terjemahan alami buat subtitle bisa jadi 'aku sedang berjuang untuk bernapas' atau lebih singkat 'aku sulit bernapas' atau 'aku kesulitan bernapas'. Pilihan antara 'berjuang' dan 'kesulitan' biasanya bergantung pada panjang teks yang bisa muat di layar dan nuansa emosi yang ingin disampaikan: 'berjuang' terdengar lebih dramatis dan personal, sementara 'kesulitan' terdengar lebih netral dan ringkas.
Kalau 'struggling' dipakai sebagai adjective seperti 'a struggling artist', sering terjemahannya 'seniman yang sedang berjuang' atau 'seniman yang kesulitan'. Intinya, aku biasanya pilih 'berjuang' kalau efek emosional penting, dan pilih 'kesulitan' atau 'sulit' kalau butuh singkat dan jelas.
4 Answers2025-08-29 01:16:33
Begini, malam itu aku lagi ngopi sambil baca ulang paragraf yang pakai kata 'struggling', dan rasanya kata itu diarahkan bukan cuma ke satu orang saja.
Pertama, secara paling langsung aku menafsirkan 'struggling' sebagai gambaran tokoh utama—seseorang yang berusaha keras melawan keadaan, entah itu kemiskinan, trauma, atau konflik batin. Penulis sering menulis kata kerja bentuk -ing untuk memberi kesan kontinuitas: perjuangan yang tak kunjung usai. Dari pengalamanku, ketika sebuah kalimat menggunakan 'struggling' tanpa banyak konteks, biasanya itu dipakai untuk memberi ruang interpretasi: pembaca akan merasakan gerak dan lelah tokoh.
Kedua, kadang penulis memakai 'struggling' untuk mewakili kelompok yang lebih besar—kelas sosial, generasi, atau komunitas yang tertindas. Jadi jangan langsung ambil kesimpulan bahwa itu cuma tentang seorang individu; seringkali itu simbolik. Aku senang menandai bagian-bagian seperti ini karena membuka perdebatan di klub baca, dan setiap orang bawa cerita hidupnya sendiri buat mengisi arti kata itu.
4 Answers2025-08-29 08:43:03
Aku selalu mulai dengan cerita kecil ketika menjelaskan arti struggling ke murid-murid; pagi itu aku sambil menyeruput kopi, berdiri di depan kelas sambil berkata bahwa struggling itu ibarat jatuh saat belajar naik sepeda.
Saya jelaskan bahwa struggling bukan tanda gagal, melainkan proses di mana otak kita bekerja keras untuk memahami sesuatu yang belum familiar. Aku sering menggunakan contoh sederhana: ketika pertama kali mengerjakan soal pecahan, tangan mungkin gemetar, logika terasa kusut, tapi setiap kali mencoba lagi, sedikit demi sedikit otak menemukan jalur baru. Aku tekankan perbedaan antara berjuang secara produktif dan terjebak tanpa strategi — yang pertama diiringi refleksi, mencoba metode lain, dan istirahat bila perlu; yang kedua sering terjadi jika kita terus memaksa tanpa memeriksa apa yang salah.
Di akhir, aku kasih tugas kecil: tulis satu hal yang bikin kalian struggle dan tiga cara yang ingin dicoba minggu ini. Dengan cara ini, struggling jadi lebih konkret dan tak lagi menakutkan; malah berubah jadi peta untuk belajar lebih baik.
4 Answers2025-08-29 15:34:41
Aku pernah bengong lama waktu menerjemahkan panel yang cuma berisi satu kata: 'struggling'. Pertama-tama aku selalu mundur satu langkah dan baca keseluruhan halaman—gambar, ekspresi, tata letak—karena arti kata itu bergantung berat pada konteks visual. Kadang 'struggling' itu fisik: karakter tercekik, tangan menjepit, keringat menetes; maka opsi terjemahanku biasanya ke kata seperti 'bergumul' atau 'berusaha' tergantung intensitasnya. Kadang juga itu internal—panik, ragu, atau konflik batin—di situ aku cenderung memilih kata yang menonjolkan perasaan, misal 'tertekan' atau 'berbenturan batin'.
Selain itu aku sering bereksperimen dengan struktur kalimat supaya sesuai gelembung ucapan—kalimat pendek untuk napas tersengal, atau frasa panjang untuk kebingungan batin. Kalau itu SFX, aku mempertimbangkan apakah akan menerjemahkannya jadi teks, mempertahankan aslinya sebagai efek grafis, atau menambahkan terjemahan kecil di samping. Biasanya keputusan akhir muncul setelah diskusi singkat dengan editor dan melihat bagaimana pembaca target bakal merasakan momen itu. Dari teras sambil menyeruput kopi, aku berpikir apakah kata itu harus keras atau samar—pilihan kecil tapi bikin adegan hidup.
4 Answers2025-08-29 18:34:06
Kebetulan aku pernah kesal sama terjemahan yang salah kaprah, jadi aku langsung nanggepin ini dari pengalaman pribadi: kalau yang dipertanyakan adalah makna kata 'struggling' dalam teks bahasa Inggris yang akan diterjemahkan atau dipublikasikan dalam bahasa Indonesia, orang pertama yang harus turun tangan menurutku adalah editor bahasa atau language editor yang mengerti nuansa kedua bahasa.
Aku sering menemukan 'struggling' diterjemahkan kaku jadi 'berjuang' di semua konteks, padahal konteksnya bisa berarti 'sedang kesulitan', 'berusaha keras', atau bahkan 'bergulat secara emosional'. Editor bahasa akan cek kolokasi—apakah kalimatnya 'struggling with debt', 'struggling to finish', atau 'struggling against an opponent'—karena tiap pola butuh padanan berbeda. Mereka juga bisa membuat catatan gaya untuk konsistensi, misal pilih 'kesulitan' untuk konteks umum dan 'berjuang' untuk konteks heroik.
Kalau saya, sebelum submit, saya kasih contoh kalimat dan alternatif terjemahan supaya editor bisa pilih nada yang paling pas. Cara ini sering menyelamatkan kualitas teks, apalagi untuk novel, artikel, atau UI game yang saya baca tiap malam sambil ngopi.
4 Answers2025-08-29 14:19:18
Aku ingat pertama kali membaca bab pembuka itu sambil menunggu kereta—lambat, penuh, dan aku menyesap kopi yang sudah hampir dingin. Menurutku, penulis memilih kata 'struggling' di bab pertama untuk langsung menyalakan empati pembaca; itu kata yang sederhana tapi bermuatan. Dengan satu kata itu, pembaca langsung tahu ada konflik batin atau rintangan keras yang dihadapi tokoh, tanpa perlu penjelasan panjang lebar.
Selain itu, 'struggling' berfungsi sebagai penanda nada: raw, personal, dan sedikit putus asa. Kata itu juga mempermudah pembaca untuk masuk ke headspace tokoh—seperti mendengar napasnya sendiri di tengah keributan cerita. Bagi aku, teknik ini bikin pembuka terasa seperti percakapan intim, bukan sekadar narasi jauh.
Kalau lagi nulis catatan kecil di margin, aku sering menulis bahwa pembuka yang kuat bukan soal kejutan besar, melainkan tentang membuat kita peduli secepat mungkin. 'Struggling' melakukan itu; langsung memaksa kita peduli pada usaha dan kekurangan tokoh, dan aku jadi kepo ingin tahu apakah ia akan berhasil atau hancur.
4 Answers2025-08-29 14:35:05
Aku sering lihat kata 'struggling' dipakai di caption media sosial dan subtitle anime, dan awalnya aku juga bingung bedanya sama 'having trouble'. Intinya, 'struggling' itu nuansa lagi berusaha keras sambil kesulitan—bisa fisik, emosional, atau situasional. Contoh sederhana: 'I'm struggling with my homework' artinya aku lagi susah mengerjakan tugas, bukan cuma malas.
Kalau mau contoh yang lebih nyata: 'She's struggling to keep up with the class' (dia kesulitan mengikuti pelajaran) atau 'He's struggling financially' (dia sedang berjuang secara finansial). Kadang kata ini juga dipakai untuk menggambarkan karya yang belum sukses, misalnya 'a struggling artist'—bukan berarti dia tidak berbakat, cuma belum berhasil secara materi.
Aku pernah nonton adegan di 'My Hero Academia' di mana karakter masih 'struggling' mengendalikan kekuatannya; rasanya pas banget untuk menggambarkan usaha keras yang belum mulus. Nah, kalau kamu mau pakai di kalimat Indonesia-Indonesia, bisa bilang: 'Dia lagi struggling sama tugasnya' atau ubah ke bahasa formal: 'Dia sedang mengalami kesulitan dengan tugasnya.'