B&n Com Nook

Olive Perez is known as the lousy b*tch troublemaker. She comes from a wealthy family and can easily obtain anything she wishes. Though Olive is often seen as a "troublemaker" due to her rebellious nature, she was a kindhearted and sweet young woman. She had a strong sense of justice and was never afraid to stand up for what she believed in. She was also generous and treated people with respect, regardless of their social status. Pero paano kung ang katulad ni Olive na walang kinakatakutan at inaatrasan ay biglang manlumo nang makita mismo ng dalawang niyang mga mata kung paano binawian ng buhay ang kanyang mga magulang na walang kalaban-laban? It was a traumatizing and emotionally draining experience for her, and she's never been able to get over it. Sino ang magiging sandalan niya? Sino ang mananatili sa tabi niya para damayan siya? Aragon Hudson, a handsome and clever guy, who hates troublemakers like her showed up in her life amid her tragic life. Ang binatang ito ang magiging balikat niya sa sandaling paghihinagpis niya sa pagkamatay ng kanyang mga magulang. Ngunit paano kung ang inakala niyang mananatili sa tabi niya kahit pa ano ang mangyari ay iwan rin siya sa kadahilanang isa siyang troublemaker? What could be the destined faith waiting for the both of them? Would it be love, hate, or destruction in each other's lives?

Yang diinginkan Anya adalah menikmati hidupnya dengan tenang setelah banyak kejadian yang membuatnya takut pada pria, terkecuali pada Ayah dan saudaranya. Tapi semua berubah setelah Sean datang kembali ke hidupnya dan memporak-porandakan kehidupan tenangnya dan memicu kembali trauma yang telah ia tutupi hingga membuatnya menjadi seperti saat ini. "You miss me? Sudah lama kita tidak bertemu, how are you?" tanya Sean sambil menghimpit tubuh kurus Anya ke dinding lift, hanya ada mereka berdua saja di sana. "In your dream!" maki Anya sembari mendorong tubuh Sean menjauh meski hal itu sia-sia. "Really? Tapi sepertinya hatimu tidak sama dengan bibirmu yang manis itu," ujar Sean dengan seringai mengerikan di bibirnya.

My husband’s friend’s widow uploaded a picture of her pregnancy report. [Thank you for letting me have my own baby.] I responded with a question mark when I saw Jake Green, my husband’s name, in the husband column. Jake immediately called me to yell at me. “She’s a widow and is living alone. All she wants is to have a baby to keep her company and give her life a little more cheer. How could you not show her even this bit of pity? “You know that Henry is my friend. It’s only right for me to take care of his wife after he died! This is called friendship, don’t you understand?!” Soon, Henry’s widow uploaded a photo of a loft apartment. [Thank goodness you’re by my side to let me experience the warmth of a family again.] When I saw Jake busying himself in the kitchen in the photo, I thought it was time to end the marriage.

When you are growing up adults usually tell you that you can be whatever you want to be, right?! I was told I would be a starving artist if I became what I wanted to be. I let their words become me. All their words. I let them dictate the person I became. I kept the real me to myself after so many years of their hatred for that person. I let little bits of my soul break away and die to keep their torment to a minimum. I learned to not rock the boat, just keep my head down and do as I was told. I was the party crasher on their life that never left. Until I shocked them when I did. Out on my own, I wasn’t as strong as I thought I was. I settled for the first “nice guy” to come along. That quickly fizzled out after a shotgun wedding. After a year alone I met Prince Charming #2 at a backyard BBQ. I didn’t know my jerk radar was still broken. Then out of nowhere, the one I had always thought was a jerk turned out to surprisingly be my Prince Charming. Being the man, I need in my life. He became everything I needed, and everything I didn’t know I wanted. Allowing me to grow and blossom as a person which inspires him to do the same. And we live happily ever after.

แต่ละแผนกมีงานของตัวเอง แต่สิ่งที่ซ่อนอยู่หลังประตูห้องประชุม ห้องเก็บของ ไปจนถึงห้องทำงานของCEO คือเรื่องราวของ “เขาและเธอ” ที่ไม่มีใครกล้าบันทึกในรีพอร์ต เพราะที่นี่...เสียวกว่าออฟฟิศใดๆ ในมหานครที่เต็มไปด้วยความหลากหลาย ทั้งเชื้อชาติ และรสนิยมบนเตียง

Aku tidak pernah membayangkan berada dalam keadaan seperti ini. Menjadi orang lain di kehidupan sekarang. Namaku Ardan Rakha Wisesa, biasa dipanggil Ardan. Bukan, bukan Ardan. Mereka lebih sering memanggilku Cupu, Culun, Kutu Buku dan sejenisnya. Ya, aku adalah anak laki-laki dengan ciri-ciri jelek, dekil dengan kacamata yang tidak pernah lepas dari kedua mataku. Mataku minus sekaligus silinder dan sudah cukup parah, untuk berobat aku tak mampu. Bahkan bisa sekolah pun aku sudah bersyukur. Satu keunggulan yang aku miliki adalah pintar. Itu juga yang membuatku bisa sekolah di sekolah elite ini. Sekolah tempat orang-orang kaya yang selalu menyombongkan kekayaan orang tuanya. Sedangkan aku? Hanya dijadikan sebagai target bullying di sekolah itu. Hingga pada suatu hari, bullying yang mereka lakukan sudah melewati batas wajar. Hingga membuatku berada dalam kondisi sekarang. Merubahku menjadi orang lain dan menghilangkan semua identitas asliku. Aku yang sekarang, Guntur Hastanta Haidar atau yang biasa dipanggil Guntur. Menjadi anak seorang dokter spesialis bedah plastik terkenal di kota itu. Lalu di mana Guntur yang asli? Ini yang kemudian menjadi teka-teki yang juga harus aku selesaikan selain misi balas dendam. Apakah orang tuaku tidak mencariku? Aku tinggal bersama ayah dan kakakku, mereka tidak pernah menganggap aku ada. Mereka membenciku karena kelahiranku menyebabkan kematian ibuku. Semua ini akan aku selesaikan dengan tuntas tanpa ada satu pun yang terlewat.

Arthur Salacosa has always been passive. He lets the flow decide where he would end up. So when they needed to move due to his father's job, he readily agreed without any qualms. He thought it would be just another city, with new people to observe, and a new place to pass by. However, it wasn't just any city—it was Delta. The city known to have the highest vampire population rate and the only city led by a vampire. Would Art continue living his life riding the tides? Or will there be something at Delta that will turn his life upside down? Maybe a few crimes, some strange friends, and a vampire love interest?

Catherine is a young woman blessed with everything a girl ever wants. Beautiful, exotic cars, designer wears and jewelry. Regardless of these she feels incomplete, like something is missing to make her life perfect. On her quest to find the answer, she found Adam. Her handsome, cold hearted, and arrogant boss. Could this cold hearted beast be her missing part, or is it something else?

Ketika segalanya menjadi sangat gelap, aku cukup memegang teguh pada apa yang selama ini aku percaya. Masa bodoh dengan pendapat orang-orang atas betapa kejamnya diriku! Aku hanya ingin melindungi. Permainan masih berlanjut. Seolah takdir tengah memperdaya hati seorang wanita lugu. Jalan penuh kegelapan yang dipilih oleh Alvi Veenessa Endley setelah kejadian di Batas Dimensi mengubahnya menjadi seorang berhati dingin. Seorang Putri Kematian yang sangat ditakuti.

Kan kujadikan dia wanita yang paling sempurna dan bahagia di dunia ini, melindunginya seumur hidupku ,mencintainya tanpa syarat dan alasan. "Darren Cakra Jaya". Kenapa harus aku ? Aku tak pantas untukmu , perbedaan kita sangat jauh dan terpampang nyata.. caramu memperlakukanku seperti hanya aku lah satu satunya di hidupmu .. sejujurnya aku takut ,aku sudah terlalu jauh jatuh kedalam duniamu.. aku sadar diri aku ini siapa ... Biar aku yang menahan rasa sakit ini ,kau tak perlu tahu. "Diantha Laluna Izzara".