Bokep Hot Romantis

Derrick Caldwell once promised me that on the night of our pack's founding feast, he would announce that we'd been married for eight years. However, on the big day, his childhood friend, Lilith Sterling, takes my place. She sits beside him—the spot reserved for his Luna. The warriors say, "We heard you have a mate with whom you've been married for eight years, Alpha. Is this her?" Derrick smiles without denying it. He silently allows their assumption to stand. I want him to explain this to me, but he merely says, "You may have helped me become the Alpha, but your lowly birth is nothing compared to Lilith's noble status. As my mate, you need to be more tolerant." I don't argue with him. Instead, I turn and leave the pack he and I built together. Later, I start my own pack and turn it into the largest one in the federation. Derrick stands among the crowd during a ceremony where the Alpha King confers a medal of honor to me. He proudly tells anyone who will listen that I'm his wife. I act like I don't see him, and his eyes turn red with desperation.

My twin sister and I marry twin brothers from a powerful mafia family. She marries the elder, Leo Smith, a federal judge. I marry the younger, Sam Smith, a surgeon. While I'm hospitalized for a high-risk pregnancy, I'm abducted by criminals demanding ransom. They use my phone to call Sam 32 times, but every one goes unanswered. Enraged, one of the abductors beats my stomach with a baseball bat to vent his anger. I try desperately to protect my unborn child, but I lose the baby anyway. Finally, the abductor calls Sam one last time. This time, he answers, only to snap, "Annie almost miscarried. I was just taking her for a checkup. Can you stop calling and trying to get my attention?" With no ransom coming, the furious abductors tie me up and throw me into a swimming pool. Then, they leave. Just as I'm about to take my last breath, my sister arrives and pulls me out. Seeing me almost dead from the miscarriage, she calls Leo in a panic. But all she gets is a cold answer. "Currently punishing the man who nearly caused Annie Morgan's miscarriage. Do not disturb." She tries to call the police, but her phone dies. With no other option, she drives me away herself. On the way back, a sudden blizzard hits, and a landslide blocks the road. The car breaks down. We're trapped and shivering in the cold. Thankfully, a forest patrol finds us just in time. We survive. When we wake up in the hospital, the first thing that comes to us is that we have to get divorced!

Larut malam, aku terbangun karena sebuah pesan yang masuk ke ponselku. Sahabatku mengirimkan sebuah video. Wanita dalam video itu mengenakan gaun tipis yang ketat, melenggokkan pinggulnya dengan anggun, sesekali sedikit membungkuk. Samar-samar terlihat warna ungu dari balik gaunnya. Melihat itu, pikiranku langsung melayang-layang. Hingga diriku melihat celana dalam yang persis di pakai oleh pacarku.

Pengakuan seorang wanita muda yang cantik: Suamiku sedang ada urusan dan memintaku untuk menjaga adiknya dengan baik. Aku tidak menyangka adik iparku ternyata seorang mahasiswa olahraga yang energetik. Dia memaksaku ke kamar mandi restoran dan menyuruhku berlutut di lantai untuk mengurus kebutuhan fisiknya.

Anggur merah mengalir perlahan menyusuri leherku yang jenjang, turun hingga ke tulang selangka, lalu ke bagian dadaku yang putih dan berisi. Cairan merah itu membasahi kedua buah dadaku, sebagian mengalir ke celah yang dalam di antaranya, lalu merembes ke kemeja putih yang kukenakan. Pakaianku pun menempel erat di tubuhku, membuat dua tonjolan lembut di dadaku tampak samar di baliknya. Tubuhku mulai bergetar pelan karena gugup, tetapi di saat yang sama, ada sensasi tegang yang sulit dijelaskan. Ini pertama kalinya aku dengan sadar mencoba menggoda pria lain selain suamiku.

Suamiku menyewa seorang pengasuh pria untukku, tapi entah kenapa aku selalu merasa dia diam-diam mengintipku. Aku terus waspada padanya, tapi sebagai ibu menyusui yang sedang bengkak ASI, aku terpaksa memintanya membantu. Aku gugup, takut dia akan berlaku tak senonoh padaku. Namun dia terlihat sangat sopan dan profesional. Sampai perlahan, semuanya mulai terasa tidak beres. Awalnya dia hanya menggunakan tangan, lalu mulai dengan mulutnya, dan akhirnya, tanpa peringatan, dia menyibakkan gaun tidurku...

Sahabatku setiap bulan terbang ke berbagai penjuru negeri, dan setiap kali selalu duduk di kelas bisnis. Setiap kali pulang, wajahnya tampak berseri-seri, seolah bercahaya. Aku tersenyum dan menggoda, “Apa sih, di kelas bisnis itu ada yang istimewa, ya?” Dia menatapku dengan makna tersembunyi dan menjawab, “Tentu saja istimewa. Mahasiswa polos, bos besar yang dingin dan berkuasa, bule tampan... Apa pun yang bisa kamu bayangkan, tak ada yang belum pernah kucicipi.”

Yuri's father calls and tells me to send his son, the Alpha heir and my childhood friend, home to meet his further mate. But Yuri Blevin is lying next to me, fast asleep and shirtless. Thinking it's just a joke, I nudge him and say with a light laugh, "Yuri, they said they've arranged a mate for you. What do you think?" He raises an eyebrow and lazily wraps an arm around my waist. "Then make sure you pick a nice suit for me. I trust your taste will impress her." When I freeze and say nothing, Yuri opens his eyes and lets out a carefree chuckle. "Hey, Ophelia, what kind of reaction is that? We're just casual lovers, right? Don't tell me you actually thought I'd make you my future Luna?"

Saat aku kembali ke keluarga konglomerat sebagai putri kandung yang sebenarnya, itulah pertama kalinya aku bertemu dengan Julian Jetarsa. Karena sekali saja ia membelaku, aku jatuh cinta padanya selama lima tahun dan mengejarnya selama lima tahun. Akhirnya, ia menjadi tunanganku. Namun, ia justru merendahkanku, menganggapku tidak punya tata krama sejak kecil, tidak punya anggun dan wibawa seorang gadis dari keluarga terpandang. Ketika kakek yang membesarkanku sakit parah dan sekarat di saat aku paling membutuhkan bantuannya, ia malah berkata ingin memberiku sebuah pelajaran agar aku “belajar menjadi lebih baik”. Kakek pun meninggal dalam ketidakberdayaan. Dan seperti yang dia harapkan, aku memang belajar menjadi “anak baik”. Tentu saja, aku juga tak mencintainya lagi.

Di bawah cahaya kekuningan yang hangat, tangan besar dan kasar itu terasa lentur seperti ular. Aku ditempatkan dalam posisi yang memalukan dengan wajah yang dibenamkan ke dalam bantal. Dalam posisi yang memalukan ini, aku tidak berdaya untuk melawan. Aku hanya bisa mengeluarkan tangisan kesakitan sekaligus kenikmatan. "Ini terlalu dalam …."