Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi
Di vila Keluarga Andara, pukul sembilan malam. Masih ada lampu remang-remang yang menyala di kamar tidur utama lantai dua.
[ Ibu, kontrak nikah ini akan berakhir sebulan lagi. Nanti, aku akan jadwalkan kematian palsuku. ]
Natasha duduk di depan meja rias sambil mengetik kata-kata itu, lalu mengirimkannya kepada ibu mertuanya.
Pesan itu langsung dibalas oleh pihak lain.
[ Sasha, terima kasih atas kerja kerasmu selama sepuluh tahun terakhir. Kamu sudah merawat Varo dengan baik, juga melahirkan keturunan Keluarga Andara. Sebenarnya, Ibu sudah anggap kamu sebagai menantu. Gimana kalau kita batalkan saja kontrak ini? ]
Setelah membaca pesan itu, Natasha tanpa sadar menggenggam erat ponselnya. Dia dengan cepat mengetik sebaris kata balasan.
[ Nggak, Ibu. Kita lakukan sesuai kontrak saja. ]