Sans X Papyrus 18

Fauchée et au bord du désespoir, Malia accepte un poste mystérieux d’assistante personnelle pour un homme qu’elle n’a jamais vu. Elle pensait signer pour un job banal… jusqu’à ce qu’elle découvre son patron : Aydan Deveraux, un milliardaire aussi séduisant qu’arrogant. Froideur, tension, ordres étranges — Malia est prise dans un jeu de pouvoir où chaque regard la consume et chaque mission la trouble. Mais ce contrat cache des clauses qu’elle n’a jamais lues… et des secrets qui pourraient tout détruire. Entre passion, secrets et limites dangereuses, ce contrat pourrait changer sa vie à jamais.

Three years ago, Moon-Lake Pack — once a proud member of Lupus Celestial, the central pack alliance — lost everything in a brutal defeat to the Rogue Packs that had long plagued us. The Lycan King believed my father — the Alpha of Moon-Lake — had conspired with the Rogues, and our pack paid the price. My father and I were enslaved and cast out, becoming the laughingstock of all the packs. Even my mate, Chase, turned his back on me. But three years later, I was sent back to Lupus Celestial by Chase’s order — just as he was preparing to bond with his future Luna. Everyone assumed I had returned to sabotage the ceremony. “Taryn, do you still think you stand a chance of becoming his Luna?” “Chase never liked you. He’s always adored Wynette.” “Why would you show up now — just before he bonds with his mate?” Warnings, veiled threats, and even silent beatings made one thing painfully clear: I was not welcome. And Chase — the one I had once believed was my fated mate, the one I’d felt an unexplainable pull toward — stood by, cold and detached, watching it all in silence. His eyes held nothing but loathing. “You still think you can live freely outside Lupus Celestial after betraying us time and again? What exactly are you plotting at my bonding ceremony?” I let out a bitter laugh and wiped the blood from my lips. He didn’t know my wolf had been gravely wounded by a silver dagger — and I didn’t have much time left. “Don’t worry. If I hadn’t been dragged back, I’d never have returned. And if I truly wanted to cause trouble, I’d have killed myself first.” Chase didn’t respond. He just scoffed. But when I walked away — from his pack, from his world — he was the one who crumbled. He begged me to return, as if losing me shattered something deep inside him.

"I, Jaden Perry, the future Alpha of the Red Moon Pack hereby reject you, Hailey Stewarts as my mate and Luna of my pack. Do you agree with this full mind and body?". A smile crossed her face as she said, "Sure. I agree." Hailey had one mission all through her life and that was to take revenge on her father's murderer- Jaden Perry but what happens when she he turns out to be her mate. How will she make him pay for all his sins? Will he earn her forgiveness? What happens when Jaden's brother begins to unleash emotions and feelings Hailey never knew she possessed? Will Jaden Perry regret his actions?

นิยายมีทั้งหมด 2 เรื่อง คือ กลรักรณพีย์ และ กรงรักรามินทร์ (พระเอกทั้งสองเรื่องเป็นเพื่อนกันค่ะ) กลรักรณพีย์ (รณพีย์ x พลอยชมพู) “อย่ามาแตะตัวฉัน” พลอยชมพูถอยห่างและส่งเสียงแข็งปรามอีกฝ่ายเมื่อเขากำลังยื่นมือหมายจะเชยคางของเธอ “อย่าหวงตัวไปหน่อยเลย เพราะถ้าคุณหวงตัวกับผม พ่อของคุณนั่นแหละจะเจ็บตัว” นี่หรือคนที่เธอเคยชื่นชมว่าเป็นสุภาพบุรุษ ตอนนี้เขาทำกับเธออย่างป่าเถื่อนและโหดร้าย เพียงเพราะต้องการที่จะใช้เธอเป็นเครื่องมือแก้แค้นพ่อของเธอ ผิดด้วยหรือที่เขาใจร้าย ในเมื่อเขาถูกกระทำให้เป็นแพะรับบาปว่าฆ่าพ่อตัวเองก่อน และเธอ...ก็เป็นเครื่องมือที่ดีที่สุดที่เขาจะใช้ในการแก้แค้น กรงรักรามินทร์ (รามินทร์ x มีนานุช) ดวงตาของเธอ...มองไม่เห็น เพราะผลพวงจากการเกิดอุบัติเหตุครั้งนั้น อุบัติเหตุที่พรากแม่ของเธอไปตลอดกาล หากเป็นไปได้เธอก็อยากจะจากโลกนี้ไปพร้อมกับแม่ จะได้ไม่ต้องมาถูกคนเป็นพ่อบังคับให้แต่งงานกับคนที่พรากชีวิตแม่ของเธอไป เพราะต้องการเงินมาใช้หนี้

Sebuah kecelakaan membuatku buta. Karena merasa bersalah, Hanni pindah ke rumahku, ingin merawatku. Namun, sejak dia pindah ke rumahku, ketika aku dan suamiku, Erwin, berhubungan, entah kenapa ritmenya selalu terputus-putus. Setiap kali kami melakukannya, aku bisa mendengar napas orang ketiga di sekitarku. Hingga aku terjatuh dan secara tidak sengaja mendapatkan kembali penglihatanku, aku melihat Erwin berbaring di sampingku, dengan Hanni dalam pelukannya. Hanni melihatku yang 'buta' dengan provokatif, lalu berbisik di telingaku. "Carikan dia satu pria. Dia nggak bisa lihat, jadi kalau main berempat bakal lebih menantang."

"Biar dia saja yang pulihkan area pribadi istriku." Kevin tersenyum dan memilih pria yang paling gelap dan kekar untukku. Aku mau tak mau tersipu dan menatap Kevin sambil menggoda, "Kamu nggak cemburu atau takut bagian pribadi istrimu disentuh pria lain?" Kevin mencolek hidungku. "Kamu ngomong apa sih? Louis itu terapis yang paling dipuji di sini. Lagian, aku ada tepat di sebelahmu. Apa mungkin kamu selingkuh di depanku?" Aku menyahut dengan manja, "Ah, kamu!" Namun, ketika melihat terapis pria yang kekar itu, jantungku berdebar kencang.

Saat aku menungging untuk mencuci pakaian, tiba-tiba Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci dari belakang. Bokongku yang memikat terpampang dan dipegang oleh tangan seorang pria. Aku tak bisa bergerak sedikit pun. Sebuah tangan besar membelaiku dengan nakal dari belakang. Tubuhku memanas tak terkendali dan kenikmatan itu membuat kakiku gemetar. Aku pun menoleh dan ternyata orang itu adalah Ayah Mertuaku...

“Aku gagal tes kebugaran kampus, tapi malas ikut latihan. Untung Paman Calvin datang membantuku. Baru beberapa kali melakukan squat, dadaku sudah terasa berat dan nyeri, kakiku melemas sampai aku jatuh ke dalam pelukannya. “Aku… nggak kuat lagi, Paman Calvin… aku belum pakai sport bra…” Napas Paman Calvin memburu. “Mira, biar Paman bantu.” Tak kusangka, ia benar-benar menggunakan kedua telapak tangannya yang kasar untuk menopangku, mengangkat dan menurunkanku, makin cepat… dan makin cepat…

Di ruang praktik ginekologi, dokter sedang melakukan pemeriksaan terhadapku. Aku merasa malu dan dengan patuh melepas pakaian. Lalu berbaring di atas tempat periksa multifungsi, dengan kedua kaki terletak di penopang samping. Dokter mengambil gel transparan, mengoleskannya di perut bagian bawahku. “Bagus, aku akan memeriksamu dengan teliti...”

Sebagai asisten dosen, aku menyimpan sebuah rahasia yang memalukan. Aku suka mencari sensasi di ruang kelas dengan mendengarkan suara dosen mengajar. Aku duduk di barisan paling belakang dengan posisi kaki yang terbuka. Saat dosen mengajar dengan penuh semangat, aku juga mencapai klimaks. Tanpa diduga, seorang mahasiswa laki-laki membuka pintu dan masuk, lalu berjalan dengan penuh semangat ke arahku…