แชร์

Bisakah Tanpa Restu?

ผู้เขียน: Juniarth
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-22 22:15:18
Baru saja Ralin menidurkan Levi di kamarnya, kemudian terdengar ketukan pelan di pintu. Ternyata Lewis. Kemudian dia berbisik ...

"Ada Mas Luis. Ayo kita bicara sama dia."

Kepala Ralin mengangguk lalu menuju ruang tengah. Kakak kembaran Lewis itu masih memakai kemeja kerja namun sudah dikeluarkan dari celananya. Dengan rambut yang setengah berantakan.

Tangannya mengoperasikan ponsel kemudian menerima telfon dari seseorang dan menatap Lewis penuh makna. Tajam dan dingin.

Setelah mematikan sambungan telfon, dia menatap Lewis dengan sorot tidak ada harapan.

"Gimana, Mas?"

"Zaylin nggak bisa ditemukan, Dek. Aku berani bertaruh kalau Ayah yang melindungi dia dari kita berdua, karena udah ngasih semua rahasia kita."

Kemudian Luis meletakkan ponselnya asal.

"Padahal aku cuma pengen bilang maaf dan pengen berpisah baik-baik demi Levi."

Kepala Luis mengangguk paham.

"Kalau Zaylin masih nggak bisa ditemukan, mending hubungi asisten pribadi Ayah aja, Mas. Jangan kasih dia uang tutup mulut.
Juniarth

:-0

| 10
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
Kurnianovi
yah yah yah kian pelik aja, hmmmmmm pasrah aja deng nunggu lanjutan nya
goodnovel comment avatar
Rosie Liana
lanjut thoooorrrrr ......
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
duaaaaaaaaaaaar
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Aku Hanya Bisa Short Time

    Ralin mengangkat telfonnya dan menunjukkan riwayat panggilannya dengan Zaylin dua jam yang lalu. Mengetahui itu, Lewis segera mengambil ponsel Ralin lalu meremasnya kuat. Menatap kedua mata istrinya itu dengan tatapan tajam. "Tunggu di kamar. Jangan kemanapun!" ucap Lewis tegas."Kamu mau kemana, Den Mas?" Tanya Ralin."Aku bilang ... te-tap di ka-mar!"Perintahnya seperti sebuah titah yang tak terbantahkan. Ralin yang juga mengalami sedikit cidera di kaki kanannya, tidak mungkin bisa menghentikan Lewis yang sedang dikuasai emosi.Ralin hanya bisa melihat suaminya itu pergi dari kamar dan tetap berdiam diri. Kepalanya lantas menggeleng dan mengingat percakapannya dengan Zaylin. Mantan istri Lewis itu menjelaskan semuanya secara detail pada Ralin. Tanpa filter apapun. Padahal Ralin itu mudah merasa tidak enak dan mengalah. Alhasil, dia dilanda stres di masa pemulihan yang mengharuskannya untuk lebih tenang dan sabar menghadapi ini semua. Lewis telah berjanji akan mengatakan segalan

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Susah Memiliki Keturunan

    Usai dari kantor, sore itu, Lewis segera menuju restaurant tempat Akhtira menunggunya. Sebenarnya, dia lelah sekali karena harus merampungkan banyak pekerjaan yang sempat menumpuk.Namun rasa lelah itu terabaikan karena akan membahas kesehatan Ralin, terutama rahimnya.Ada kecemasan yang menyelinap ke dalam hatinya.Apakah Rahim Ralin mengalami cedera pasca kecelakaan itu? Ataukah ada hal yang sangat krusial yang membahayakan rahimnya?Dan Lewis bersumpah, bahwa dia tidak akan memaafkan Antony jika rahim Ralin bermasalah karena perbuatannya. Dia rela mengajukan pemberatan hukuman pada Antony jika rahim Ralin terbukti bermasalah!Dia memiliki kekuasaan, harta, dan koneksi yang akan mendukung dan menguntungkannya. Sedang Antony dan keluarganya, mereka tidak ada seujung kuku keluarga Hartadi.Begitu tiba di lokasi restaurant, Lewis berjalan dengan cepat diikuti asisten pribadinya. Matanya yang terlapisi kacamata bening dengan cepat memindai keberadaan Akhtira yang sudah menunggu di kursi

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Noda Darah Di Baju

    Tangan kanan Lewis memar karena terlalu keras memukul Antony. Dia merasa masih kurang dan emosinya masih bergejolak.Antony terlalu arogan dan itu membuat Lewis tidak memberinya ampun. Berbeda dengan para komplotan yang tadi masih menunjukkan sisi ketakutan.“Pak, apa perlu saya antar ke IGD dulu sebelum kembali ke kamar Nyonya?”Lewis tidak menjawab. Membiarkan rasa nyeri itu merajai punggung tangannya. Lalu mengambil ponsel dan menekan nomer kepala tim.“Selamat siang, Den Mas. Ada yang bisa dibantu?”“Apa Antony masih hidup?”“Masih, Den Mas.”“Beri tahu dia. Kalau seumur hidupnya akan berakhir di jeruji besi. Di tempat yang jauh dari keluarganya.”“Baik.”“Dan satu lagi, katakan padanya agar tidak muncul di hadapanku, Ralin, atau keluarga besarku. Tidak ada maaf baginya!”Keputusan Lewis sudah final.Ini pertama kalinya dia begitu kejam pada seseorang. Namun ini masih jauh lebih baik dari pada Luis yang bertindak.Kemudian Lewis menghubungi tim advokat keluarga Hartadi dan menyampa

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Singkirkan Dia

    Lewis mengetuk pintu kamar inap Ralin kemudian membukanya perlahan. Ralin yang sedang dibantu makan dan minum oleh ibunya kemudian menoleh.Setelah menutup kembali pintu kamar, Lewis berjalan mendekat dan meletakkan satu buket bunga sederhana di meja.Lalu senyum Ralin mengembang, “Makasih, Den Mas.”“Sama-sama.”Kemudian Lewis duduk di sebelah Ralin dengan senyum sama mengembangnya. Seakan tahu jika anak dan menantunya butuh waktu berduaan, ibunya Ralin kemudian beralasan.“Lew, tolong suapin Ralin.”Kemudian Lewis menerima mangkok berisi sarapan lembut Ralin.“Ibu mau kemana?”“Sarapan bentar sama Bapak. Udah nunggu di luar dari tadi.”Setelah pintu ditutup, Lewis kemudian menyuapi Ralin perlahan.“Aku nggak pernah nyuapin Levi. Tapi mendadak jadi nyuapin kamu.”“Kamu kurang akrab sama anakmu sendiri, Den Mas.”Lewis menyuapi Ralin untuk pertama kalinya hingga habis kemudian datanglah dokter dan perawat untuk melakukan kunjungan.Mengecek keadaan Ralin dan bekas luka serta jahitan.L

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Tidak Akan Ada Ampun

    Lewis berlari sekencang yang ia mampu menuju kamar Ralin.Hatinya berguncang hebat ketika ibundanya meminta segera datang ke kamar dengan suara bergetar dan panik.Tadi dokter berkata jika Ralin sudah membaik, namun mengapa masih saja ada yang tidak beres.Demi apapun, Lewis akan memenjarakan dokter itu jika berani berbohng tentang kondisi Ralin.Dia membuka pintu dengan tergesa lalu menuju ranjang pesakitan.Disana ada kedua orang tua Lewis dan seorang perawat yang menenangkan Ralin yang masih mengigau di bawah alam bawa sadarnya. Seakan tidak menyadari jika tangannya baru saja dioperasi.“Lin, jangan digerakkan tangannya. Ya Tuhan, Ralin.” Ibundanya berusaha menahan tangannya.Tapi Ralin tetap mengingau dengan mata terbuka setengah.“Levi. Levi. Jangan sakiti Levi. Jangan.”Mendengar itu Lewis terperangah. Dia menduga jika kecelakaan Ralin disebabkan hal yang berkaitan dengan Levi.Mendengar itu, Luis kemudian keluar dari kamar dan menghubungi penjaga rumah orang tuanya. Dia memperin

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Bawa Pelakunya Ke Hadapanku!

    “Kamu harus yakin kalau Ralin pasti sembuh, Lew. Kamu harus yakin,” ucapa ibundanya sama berderai air matanya.Kepala Lewis mengangguk dan menuntaskan tangisnya di dalam dekapan ibundanya. Dia merasa lebih baik bermanja-manja seperti ini.Tidak peduli dia terduduk di lantai depan ruang operasi. Nyatanya dia benar-benar rapuh dan takut Ralin meninggalkannya untuk selamanya.“Aku takut, Bun.”“Dokter mengupayakan yang terbaik, Lew. Doakan Ralin. Jangan berpikir dia bakal ninggalin kamu.”Dinginnya lantai operasi dan heningnya suasana seakan menambah ketakutan Lewis dan saksi atas kecemasannya yang benar-benar mendalam akan keadaan Ralin.Tidak lama kemudian ayahnya datang dengan asisten pribadinya dan menghampiri mereka berdua.“Lewis, gimana ceritanya?”Kepala Lewis menggeleng dan terus memeluk ibundanya. Dia seakan tidak memiliki minat dan kekuatan untuk mengatakan segalanya.“Semua masih dalam penyelidikan polisi, Mas. Lewis juga nggak tahu detailnya kayak apa. Tim khusus dalam perjal

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status