แชร์

Bab 70

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-09-30 22:18:36

Dokter Rizki tertawa kecil memandang wajah Eliza yang begitu sangat menggemaskan.

"Gimana mau diantarkan atau cari sendiri?" Pria manis itu memberikan pilihan.

Eliza terdiam sambil mikir. Kalau cari sendiri, sudah pasti gak akan ketemu sampai jam istirahat selesai. Apalagi kampus ini sangat besar.

"Bapak antarkan," jawab Eliza dengan tersenyum nyengir.

"Ayo," ajak Rizki.

"Bapak jalan duluan, Liza bakal ikuti dari belakang." Agar tidak mencolok dan tidak menjadi bahan obrolan mahasiswa, Eliza memilih untuk mengikuti Rizki dari belakang dengan jarak yang tidak begitu dekat.

Rizky menganggukkan kepalanya dan kemudian berjalan lebih dulu.

Eliza terus saja mengikuti, ketika Rizki masuk ke dalam lift, ia berlari dan ikut masuk.

Begitu sampai di lantai 3, pintu lift terbuka. Rizky tetep tidak berbicara dan jalan lebih dulu. Langkah kaki pria itu berhenti ketika sudah berada di depan pintu yang tertutup rapat.

"Ini ruangannya," kata Rizki sambil membuka pintu.

"Oh ini," jawab Eliza yang ke
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (22)
goodnovel comment avatar
Mai Fatmawati
lagi menyusui nathaaaaaannn, makanya ukuran nyampe 38 ...... ntar udah kelar nyusuin juga balik ke ukuran semula.. wkwk
goodnovel comment avatar
Lalisa
ini kapan ya nathan sama eliza romantisnya
goodnovel comment avatar
Khalifah Azzahra
wkwwkwkwkwkwwkw
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 493

    Dan pada saat yang sama, di dalam kamar pelayan, Lina sedang menekan nomor asing di ponselnya. Wajahnya serius. Pandangannya dingin.“Target mulai curiga. Tapi aku akan teruskan. Kita akan dapatkan apa yang kita cari. Bahkan jika harus lewat anak-anaknya.”Suaranya pelan, tapi tajam seperti pecahan kaca. Di seberangnya, suara pria terdengar samar, memberinya perintah selanjutnya.Lina mematikan panggilan dan berdiri di depan kaca kecil di sudut kamar. Ia menyisir rambutnya perlahan. Tatapannya kosong. Tapi di balik mata itu, ada luka. Ada dendam. Ada rencana yang belum selesai.Setelah memberikan laporan kepada orang itu, ia kemudian mengirimkan pesan ke nomor handphone Sherly. Setelah pean terkirim, Lina keluar dari dalam kamar, dan bergabung dengan para asisten rumah tangga yang lainnya.***Sore itu, langit di Puncak perlahan berubah jingga. Kabut tipis turun perlahan, menyelimuti vila yang tampak damai di permukaannya. Namun di dalam ruang keamanan Teddy, sebuah rencana berbahaya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 491

    “Kurang lebih dua tahun, Nyonya,” jawab Lina, tetap menjaga wajahnya agar terlihat netral.“Dan sebelumnya?”“Saya… sempat bekerja di rumah keluarga Belanda yang tinggal di Jakarta.”Eliza mengangguk perlahan, meski dalam hati menyimpan kebingungan. Ia pernah mendengar nama itu, tapi tak pernah melihat wajah Lina di antara staf-staf sebelumnya yang pernah dia periksa. Keganjilan lain yang makin menumpuk.Mereka akhirnya tiba di tepi danau. Airnya tenang, memantulkan langit biru yang cerah. Eliza berdiri di sana, menikmati pemandangan. Tapi pikirannya sibuk mengurai benang kusut yang baru saja dimulai.Lina berdiri tak jauh darinya, menunduk, namun kedua matanya terus memperhatikan setiap gerak Eliza. Ponsel kecil di saku switer-nya masih menyala diam-diam, merekam percakapan mereka. Siapa pun yang mengirimnya, pasti akan menerima laporan yang sangat lengkap.Namun sebelum Lina bisa mengumpulkan lebih banyak informasi, Eliza memutar badan dan berkata lembut namun tegas, “Kamu tahu, ada

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 490

    Momen sarapan pagi ini ditutup dengan suasana yang hangat dan penuh cinta.Tawa Olivia yang polos, candaan ringan Hermawan, serta kebersamaan yang tercipta di meja makan, membuat pagi itu terasa begitu berharga. Para pelayan mulai merapikan meja saat semua anggota keluarga bersiap melanjutkan aktivitas masing-masing.Namun di tengah kehangatan itu, insting Eliza yang tajam tiba-tiba menangkap sesuatu yang ganjil.Bukan dari Aruna. Bukan dari Albert. Tapi dari sudut ruang makan, tepatnya dari arah dapur.Seorang asisten rumah tangga berdiri di sana, membawa teko kopi. Wajahnya tenang, senyumnya ramah, dan gerak-geriknya sopan. Terlalu sopan. Terlalu diam dan terlalu mengamati.Wanita itu meletakkan teko kopi di atas meja dengan sangat hati-hati. Ia sedikit membungkuk sopan, lalu berbalik dan berjalan kembali menuju dapur.Eliza menoleh perlahan, lalu membisik pada Kiara yang duduk di sebelahnya, “Siapa nama asisten yang tadi itu?”Kiara menoleh sekilas, lalu menjawab pelan, “Yang baru

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 489

    Udara pagi di vila terasa begitu menyegarkan. Kicauan burung menggema lembut, tanpa gangguan suara kendaraan, menciptakan suasana yang tenang dan damai.Di meja makan panjang yang dipenuhi berbagai hidangan lezat, aroma roti bakar berpadu dengan wangi mentega yang meleleh, menguar ke seluruh ruangan. Gelas-gelas berisi susu hangat telah tertuang rapi, sementara buah-buahan tersusun cantik dalam mangkuk kaca bening.Hermawan duduk di ujung meja, mengenakan sweter hangat dan celana santai. Di sisi kirinya, Mawar duduk dengan senyum teduh, sedangkan di sisi kanan, Nathan dan Eliza tampak duduk berdampingan, penuh kebahagiaan.Eliza memandangi wajah suaminya dengan tatapan penuh cinta. Dari sorot matanya, terlihat jelas betapa ia mengagumi pria itu. Mungkin ini ulah hormon kehamilan, tapi juga bisa jadi karena cinta yang memang begitu dalam.“Mau yang ini?” tanya Nathan, sambil mengangkat semangkuk bubur ayam.Eliza tersenyum manja, lalu mengangguk pelan tanpa mengambilnya. Ia hanya diam,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 488

    Malam itu begitu dingin. Angin dari jendela balkon menggoyangkan tirai tipis di apartemen mewah milik Sherly, menebarkan aroma rokok yang baru saja dinyalakan. Jemari wanita itu sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi karena kegembiraan yang nyaris tidak bisa dikendalikan. Ia merasa permainan ini semakin menarik.Telepon khususnya kembali berdering. Ia menjawab dengan cepat.Suara perempuan di seberang terdengar pelan, seperti berbisik dalam kegelapan."Aku belum mendapatkan akses ke setiap kamar. Villa tua ini dirancang dengan keamanan yang sangat tinggi."Sherly menggeram pelan. Kepulan asap rokok mengaburkan pandangannya sesaat, namun tak bisa menyembunyikan rona merah kemarahan di wajahnya."Apa kabar Aruna? Masih bersama Albert?""Masih. Mereka tampak semakin dekat. Tapi dia itu gadis polos. Mudah dipercaya, terutama oleh orang-orang yang ia anggap keluarga."Sherly menutup matanya sejenak. Jemarinya mengetuk permukaan meja secara ritmis, seirama dengan degup jantungnya yang be

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 487

    Nathan duduk di kursi penumpang sambil memeluk putranya yang sedang tertidur. Sedangkan, Eliza bersandar dengan bantal leher, tangannya memegang perut yang semakin besar. Wajahnya lelah, tapi ada senyum kecil yang tak bisa disembunyikan.“Kalau bayinya lahir nanti, kita harus datang lagi ke sini ya by,” bisiknya. “Liza mau mereka lihat awan dari atas bukit.” Eliza berkata dengan tersenyum. Baru membayangkan keindahan di villa saja sudah membuat Eliza bahagia. Apalagi merasakan udara yang dingin dan bersih sambil memandang pemandangan yang indah.Nathan meliriknya, tersenyum, lalu menggenggam jemari istrinya. “Tentu saja. Ingat ya, di sana harus nurut. Jangan terlalu capek. Kamu juga harus pakai kursi roda, biar kedua anak kita aman." Meskipun Nathan senang melihat istrinya bahagia, namun tetap saja ia cemas jika Eliza kelelahan. "Iya," jawab Eliza dengan tersenyum. Baginya yang terpenting bisa beristirahat, dan menikmati keindahan alam. "Apa mau makan buah?" Nathan berkata sambil m

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status