Chapter: Jari-jari BasahTubuh Selena masih bergetar ketika pintu besi berat di belakangnya berderit terbuka lagi. Dua penjaga menyeretnya keluar dari ruang pertunjukan, meninggalkan Maximo yang masih duduk dengan angkuhnya di kursi kulit hitam. Senyum tipis sang penguasa seakan terus menempel di dinding batinnya, begitu pula suara erangan dan deru napasnya yang masih bergaung di telinga Selena. Lorong gelap membawa Selena ke sebuah ruang yang lebih hangat. Di sana sudah menunggu seorang pelayan wanita berwajah pucat, rambutnya disanggul rapi, gaunnya sederhana tapi tetap elegan. Tanpa banyak bicara, ia memberi isyarat pada penjaga agar melepas ikatan kulit di tangan Selena. Begitu bebas, pergelangan tangannya tampak memerah, terluka oleh gesekan tali. Pelayan itu menunduk sejenak, lalu memegang lembut tangan Selena, seolah minta maaf atas perlakuan kasar tuannya. “Silakan, nona. Tuan ingin Anda dibersihkan.” Suaranya nyaris berbisik. Selena tak menjawab. Matanya menatap lurus, masih dipenuhi bayangan Maxi
Последнее обновление: 2025-10-01
Chapter: Memuaskan Sang BossKamar itu tersembunyi di balik galeri, seolah sengaja diciptakan sebagai rahasia paling kelam dari seorang penguasa. Pintu besi berat menutup rapat, dan begitu gembok terkunci, dunia di luar lenyap. Yang tersisa hanya dinding-dinding kaca gelap berlapis, langit-langit rendah dengan lampu redup keemasan, dan aroma campuran antara cologne Maximo, anggur merah, serta wangi bunga melati yang dipaksakan masuk lewat ventilasi.Di tengah ruangan berdiri sebuah kursi kulit hitam, tinggi, dengan sandaran megah yang lebih menyerupai singgasana. Di situlah Maximo duduk, santai tapi penuh kuasa. Tubuhnya menjulang, dasinya kini terlepas, dua kancing kemeja bagian atas terbuka, memperlihatkan dada bidang yang bergerak naik turun dengan napas berat.Di sudut lain, Selena terikat di kursi logam. Tali kulit hitam membelit pergelangan tangannya, menahan keras meski kulitnya sudah memerah. Ia dipaksa menjadi penonton. Matanya liar, ingin berpaling, tapi setiap kali ia coba, cahaya lampu otomatis mengik
Последнее обновление: 2025-10-01
Chapter: Galeri RahasiaDi hadapannya, sebuah galeri bawah tanah terbentang luas, begitu megah namun juga sangat dingin. Dinding-dindingnya terbuat dari kaca tebal yang tembus pandang, memisahkan Selena dari pemandangan yang tak pernah ia bayangkan. Di balik panel-panel kaca transparan itu, berjejer empat belas wanita. Bukan patung manekin, bukan lukisan, melainkan manusia hidup. Masing-masing memancarkan keindahan dan ciri khas yang mencolok, seperti permata yang telah dipoles sempurna. Mereka tidak tampak terkurung dalam arti konvensional—tidak ada jeruji besi, tidak ada ekspresi ketakutan. Justru sebaliknya, mereka seperti pameran hidup yang berpose dengan bangga, rambut tergerai indah, riasan wajah sempurna, dan gaun-gaun elegan yang membalut tubuh. Mereka berlomba-lomba menonjolkan diri, mencari perhatian, seolah-olah hidup mereka bergantung pada tatapan mata yang memilih.Seorang wanita dengan rambut pirang keemasan tersenyum manis, memiringkan kepala dengan gestur menggoda, jemarinya memilin sehelai s
Последнее обновление: 2025-09-26
Chapter: Tugas BaruPagi di Monaco tidak serta-merta membawa kedamaian. Selena terbangun dengan rambut acak-acakan, masih mengenakan piyama pendek tipis yang menutupi tubuhnya setelah tidur tanpa balutan bra.Kesadarannya perlahan pulih di atas seprai sutra yang terasa asing, di kamar hotel yang lebih sederhana dari kemewahan semalam, namun tetap jauh di atas standarnya. Ia masih bisa merasakan tatapan Maximo yang membakar, sebuah jejak yang tak terhapuskan di benaknya, membisikkan janji sekaligus ancaman. Udara pagi terasa berat, membawa sisa-sisa kegelisahan yang mengendap dalam jiwanya.Ia beranjak dari tempat tidur, menarik napas dalam, berusaha mengusir bayangan pria itu. Rutinitas adalah jangkar, dan ia merindukan jangkar itu. Dengan naluri seorang pramugari yang terlatih, Selena segera bersiap. Ia membersihkan diri, mengeringkan tubuh, dan menatap seragam biru tua rapi yang telah ia gantung. Ia menyelesaikan persiapan dengan sepatu hak tinggi dan riasan tipis yang sempurna. Di cermin, terpantul wa
Последнее обновление: 2025-09-26
Chapter: Pemandangan IndahPendaratan di landasan pacu Bandara Internasional Nice Côte d’Azur terasa mulus, sebuah kontras tajam dengan gejolak batin yang masih mendera Selena. Di luar jendela, malam Monaco membentang dalam balutan kemewahan yang sunyi, dihiasi lampu-lampu landasan yang membelah kegelapan. Kilauan berpendar itu tampak dingin dan teratur, seolah kota itu sendiri sedang berbisik dalam ketenangan yang mencekam. Turbulensi hebat beberapa menit lalu, diikuti oleh ancaman Maximo yang menggantung, masih terasa seperti pukulan di ulu hati Selena.Selena mengusap keringat dingin dari pelipisnya, merasakan ketegangan yang belum sepenuhnya lepas, meskipun pesawat telah mendarat dengan aman.Saat pintu kabin terbuka, udara dingin berbau metalik khas bandara langsung menyusup masuk, membawa serta nuansa formalitas dan ketidakpastian.Kru darat dengan seragam rapi dan wajah datar telah menunggu di jembatan penghubung. Di antara mereka, Ferdi, supervisor yang baru saja ia suap, tampak sedang berbicara serius
Последнее обновление: 2025-09-26
Chapter: Pion Emas di Balik SeragamSeluruh pramugara di kabin mengetahui, Selena Puspa adalah pusat perhatian.Setiap kali ia melangkah, hak tinggi Louboutin dengan alas merahnya mengetuk lantai pesawat dengan irama yang menggoda. Seragam biru tua yang ketat seolah-olah dirancang khusus untuk tubuhnya—membentuk pinggang ramping, menonjolkan dada padat yang tertahan kemeja, serta memperlihatkan belahan yang cukup untuk menarik perhatian.Kulit kuning langsatnya memantulkan cahaya lampu kabin yang redup elegan, memberi kesan hangat sekaligus mewah. Wajah oval dengan hidung mancung nan halus, bibir penuh, dan sepasang mata cokelat bening membuatnya tampak polos. Selena menghadirkan paradoks: malaikat dalam seragam biru, dengan aura yang menggoda siapa pun untuk berdosa.Lampu kabin premium menyorot tepat ke tubuhnya, menyoroti panggul berisi yang tersembunyi di balik rok mini seragam. Pramugara lain berpura-pura sibuk, tetapi tatapan mereka tidak dapat lepas dari siluet seksi pramugari dalam masa percobaan yang sedang ber
Последнее обновление: 2025-09-26