author-banner
Nalla Ela
Nalla Ela
Author

Novels by Nalla Ela

Terperangkap Hasrat Tuan Mafia

Terperangkap Hasrat Tuan Mafia

Binar Jelita, seorang gadis yang tumbuh di panti asuhan, berjuang keras untuk bertahan hidup. Beragam pekerjaan paruh waktu ia jalani demi memenuhi kebutuhannya. Suatu hari, ia mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan di sebuah bar eksklusif dengan gaji yang menggiurkan. Namun, tak disangka, ia dipaksa untuk menemani seorang pejabat kaya. Meski berusaha menolak, Binar tak berdaya melawan tekanan mereka. Ia dicekoki minuman keras yang telah dicampur afrodisiak. Di tengah kesadarannya yang mulai memudar, sosok seorang pria tiba-tiba muncul. Pria itu membawanya keluar dari neraka yang menjeratnya. Namun, siapa pria itu? Mengapa wajahnya tampak begitu familiar? Apakah ia memiliki hubungan dengan masa lalu Binar?
Read
Chapter: 21. Tangan Tak Terlihat
Sementara itu, di aula utama ... Dante berdiri di tengah kehancuran. Pecahan vas berserakan. Darah menetes dari bibir dan pelipisnya, tapi senyum dingin mengunci wajahnya. Saat Dante mengangkat kepala, ia menatap Vincent tanpa gentar. "Ini rumahku, Vincent," gumam Dante, suaranya berat. "Dan kau baru saja menandatangani surat kematianmu." Vincent terkekeh pendek. "Aku belum selesai." "Tidak," sahut Dante pelan, langkahnya maju satu-satu. "Yang selesai di sini adalah kau." Dalam sekejap, dua bayangan bertabrakan. Pertarungan tanpa belas kasihan dimulai. Bukan sekadar perkelahian. Ini pertarungan dua monster yang saling menghancurkan. Di kejauhan, suara Binar terputus-putus dalam pikirannya. Meskipun dalam keadaan linglung, ia tetap memaksakan langkah untuk terus berlari. Ia merasa dejavu. banyak darah, suara ledakan, membayangi setiap langkahnya. Binar jatuh tertelungkup, kepalanya nyeri hebat. "Apa itu tadi?" Ingatannya tumpang tindih dengan realita. Binar hanya mampu
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: 20. Tenggelam Tanpa Suara
Mimpi itu datang lagi. Darah. Tubuh-tubuh yang membujur kaku. Dan ada satu wajah yang mulai Binar sadari kehadirannya-Matthias. Dengan tubuh lebih muda, memegang pergelangan tangannya. Binar terbangun dengan napas memburu. Tangannya mencengkeram seprai erat, tubuhnya banjir keringat dingin. Saat ia berusaha mencerna segalanya, suara ketukan pelan terdengar dari pintu. Hampir bersamaan, suara Matthias mengikutinya. "Binar ... kau baik-baik saja?" Hanya itu, biasanya Matthias akan langsung masuk untuk mengecek keadaannya, tapi kini pria itu mulai menjauh. Binar menelan ludah getir. Ia ingin meluapkan semua pertanyaan, kemarahan, dan ketakutan yang mencokol di tenggorokannya. "Aku harus mendapatkan jawabannya kali ini." Binar bangkit dengan cepat dan membuka pintu, hanya untuk menemukan punggung Matthias yang menghadapnya. Pria itu berdiri beberapa langkah jauhnya, tak berani mendekat. "Matthias," panggil Binar dengan suara pecah dan lirih. "Aku ... aku perlu bicara."
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: 19.Mimpi dan luka lama
Suasana malam ini cukup aneh. Seperti ada beban berat yang menggantung di udara, terlalu berat dan menyesakkan untuk diabaikan. Heningnya mencekam. Binar berusaha tidur, tapi gelap malah menjeratnya dalam ingatan lama yang tiba-tiba menyeruak ke permukaan. Tubuh Binar menggigil kala mimpi itu kembali menyeretnya ke bayangan itu lagi. Dua sosok berlumuran darah. Terbaring tak bernyawa, disaat ia hanya bisa mengintip dari balik lemari. Binar menjerit dalam tidurnya, sama seperti malam-malam sebelumnya. Namun, kali ini... ada tangan hangat yang menggenggamnya saat Binar tersentak dengan keringat membanjiri pelipisnya. Dante.Tubuh besar dan kokoh pria itu memeluk Binar erat, seolah membungkus semua ketakutan yang merayap dalam otak kecilnya. "Tenang ... Aku di sini," bisikya berat dan pelan.Suara Dante yang magnetis mampu menembus ketakutan Binar. Membuat nafas yang semula cepat, berangsur melambat. "Kak Dante."Panggilan itu terucap begitu saja. Binar seakan lupa dengan Dante
Last Updated: 2025-04-27
Chapter: 18. Aku Tau Segalanya
Ruang kerja Dante malam ini terasa lebih dingin dari biasanya. Matthias tak sanggup meraih oksigen di sekitar saat tatapan Dante terlalu mengintimidasi. "Kau pikir bisa menyimpan rahasia itu dariku? Kita mengenal lebih dari 20 tahun. Harusnya kau bisa menebak, kan?"Mulut Matthias rasanya terkunci rapat, tak ada satupun suara yang bisa ia keluarkan untuk saat ini. Dante duduk di kursi kulit hitam dengan satu kaki disilangkan di atas lutut. Tangannya memainkan kalung dengan liontin bulan sabit milikny-pemberian Binar semenanjung kedua mata tajamnya terus mengawasi Matthias tanpa ekspresi. “Kenapa kau terlihat gugup?” tanya Dante pelan. Suaranya nyaris seperti bisikan, tapi sanggup membuat para orang yang Mendengarnya mendesah ketakutan. Matthias menelan ludah. “Maafkan aku, Dante." Hanya itu yang bisa ia ucapkan. “Aku tak peduli dengan rahasia masa lalu. Itu bukan urusanku," ujar Dante dengan santai. Namun, saat ia menatap Matthias, matanya menguatkan aura membunuh yang pekat. “t
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: 17. Jejak Yang Tertinggal
Malam makin pekat, tapi Binar masih terjaga. Memandang jendela berkabut jejak hujan yang sudah mereda. Tubuhnya dibalut selimut tebal, memegang secangkir coklat panas yang baru saja Matthias bawakan untuknya. “Jawab aku, Matthias …,” ucap Binar tiba-tiba, memecah keheningan. Suara Binar nyaris tak terdengar. Namun, tatapannya tajam dan menusuk seperti ingin menguliti kebenaran yang Matthias sembunyikan rapat-rapat.Pria itu berdiri di dekat pintu. Ragu untuk mendekat. Walaupun hujan tak lagi mengguyur, tapi hati Binar kini malah dilanda badai. Mengacaukan isi pikirannya. Binar meletakkan coklat panasnya tak selera. Beralih menatap Matthias tajam. “Aku lelah menebak-nebak. Dia ke mana? Kenapa dia meninggalkanku? Apa ini tujuannya menikahiku? balasan untukku yang pernah meninggalkannya?"Matthias masih diam. Tangan kirinya mengepal, menahan sesuatu. Marah ... dan rasa bersalah yang menyeruak, menghimpit dadanya. “Kau orang terdekatnya, kan? Harusnya kau tau!” Binar berdiri, mendeka
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: 16. Satu nama, dua punggung
Ruangan itu sunyi.Kecuali suara detak jam dinding yang terdengar seperti lonceng kematian untuk pria yang menggeliat kesakitan. Dante berdiri tegak, menatap dingin salah satu anak buahnya yang berkomplot dengan Vincent secara diam-diam.Wajah penghianat itu penuh luka lebam, mulutnya berdarah, dan tangan terikat ke belakang. Tubuhnya gemetar, tapi bukan karena rasa sakit.Melainkan karena tatapan Dante yang dingin, kosong, dan terlalu tenang untuk seorang pria yang baru mengetahui dirinya dikhianati.“Berapa lama kau menjual informasi padanya?” tanya Dante pelan, tapi membuat anak buahnya yang lain ikut menggigil saat mendengar suaranya. Pria itu menggigit bibirnya. “Tuan, saya—saya dipaksa. Vincent mengancam keluarg—”DORSebuah peluru menembus betis pria itu, menciptakan jeritan kesakitan menggema di penjara kumuh dan pengap. Dante tetap tenang. Matanya tetap menatap tanpa memperlihatkan emosi apapun. “Kau berkhianat. Aku tak peduli siapa yang mengancammu. Kau tetap memilih untu
Last Updated: 2025-04-21
Bersandar pada Ketakutan

Bersandar pada Ketakutan

Amethyst Callahan, seorang gadis dengan gangguan kecemasan bertemu dengan Dominic Blackwood yang tampak kuat dan protektif, namun ternyata posesif dan sulit dikendalikan. Alih-alih membuatnya merasa aman, hubungan ini malah memperburuk kecemasan yang selama ini ia coba atasi. Berkali-kali Amethyst berusaha lari, tapi Dominic selalu berhasil menahannya. sampai akhirnya ada orang lain yang ikut campur dan membuat Dominic menggila. Dominic sering meracau dengan berat badan turun drastis mengetahui Amethyst menghilang bak ditelan bumi. Ia menyesali segala yang telah ia lakukan demi memaksa Amethyst untuk tinggal disisinya. Apakah Dominic layak untuk mendapat kesempatan kedua?
Read
Chapter: 75. Jerat Tak Terlihat
Seperti hari-hari sebelumnya, Dominic kembali datang dengan membawa seikat bunga mawar di tangannya. Dia tetap datang, mengabaikan omelan Michael yang sangat terganggu dengan kehadiannya. Michael melipat tangannya di dada dengan ekspresi muak melihat Dominic yang sudah datang pagi ini. "Kau berhasil membuat mood-ku jelek sepanjang hari dengan tampangmu yang sok keren itu," ocehnya kesal. Namun, Dominic hanya tersenyum, makin memperdalam kerutan di dahi Michael. "Kau hanya perlu menutup mata." Ucapan Dominic bak bensin yang mengguyur amarah Michael hingga berkobar. "Sialan! Jika bukan karena adikku, aku juga tidak sudi melihat tampang jelekmu. Apa ini salah satu pembuktianmu? dengan melakukan hal menggelikan ini setiap hari?" Michael menatap sinis pria yang duduk di depannya ini. Daominic menunduk untuk menyembunyikan seringainya. "Jika hal menggelikan ini bisa membuktikan keseriusanku, maka aku akan terus melakukannya." Iamengangkat wajahnya untuk menatap ekspresi sebal Michael.
Last Updated: 2025-02-04
Chapter: 74. Pembuktian
Dominic bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Jika dulu ia akan melakukan apapun walaupun harus merusak, kini ia akan membuktikan kalau ia pun bisa mendapatkan apa yang ia mau dengan cara yang benar, tanpa menyakiti siapapun. Dan itu dimulai dari hal-hal kecil. Hari ini, Amethyst pulang berbelanja dikejutkan dengan keberadaan Dominic di depan pagar rumahnya. Pria itu berpenampilan rapi, mengenakan setelan jas navy, duduk di atas kapal mobilnya dengan keren. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Amethyst curiga. Dominic berdiri menghampirinya dengan senyum santai. "Menunggumu, tentu saja." Ia berinisiatif mengambil alih belanjaan Amethyst yang nampak berat. Amethyst menghela napas. "Sejak kapan?" Dominic melirik arlojinya. "Dua jam yang lalu. Pulang dari kantor aku langsung kesini." Matanya membelalak. "Kau gila? Kenapa tidak menghubungiku dulu jika mau mampir?" Dominic terkekeh. "Sebenarnya, aku ingin memberi kejutan untukmu, tapi dengan begini juga kau bisa melihat bet
Last Updated: 2025-02-03
Chapter: 73. Janji Seorang Pria
Dominic melirik ponselnya yang terus bergetar di atas meja, menampilkan nama Michael Callahan yang terus menghubunginya akhir-akhir ini. "Angkat saja," celetuk Amethyst merasa gerah karena bunyinya getarannya sangat mengganggu. "Padahal kau yang melarang ku selama ini untuk berbicara dengan Michael."Amethyst mencebik, memilih fokus dengan tayangan televisi yang lebih menarik. Dominic mengacak singkat rambut Amethyst sebelum bangkit menuju balkon dengan ponsel yang masih bergetar di tangannya. “Ada apa?” tanya Dominic santai. “Aku ingin bertemu,” jawab Michael tanpa basa-basi. “Empat mata," sambungnya. Dominic mendesah pelan. “Apa kau ingin berdebat denganku seperti kemarin-kemarin? Atau kau ingin mengancam ku?"“Temui aku di cafe depan kantor kejaksaan. Aku tidak suka berbicara lewat telepon."Panggilan itu terputus begitu saja sebelum Dominic bisa membalas. Dominic menatap layar ponselnya yang menggelap. Ia merasa ada hal penting yang ingin Michael bicarakan dengannya, tapi a
Last Updated: 2025-02-02
Chapter: 72. Kekacauan
"Bagaimana keadaan Ibu?" Amethyst meremas tangan Ibunya pelan. Ia merindukannya, lama tak bertemu membuatnya menyadari kalau sang Ibu kini makin berisi. "Kabar Ibu baik." Nyonya Callahan mengelus pipi Amethyst sayang. "Ibu lihat, wajahmu makin bersinar. Apa kau sedang dekat dengan seseorang?" Melihat pipi Amethyst yang merona, membuktikan kalau tebakannya pasti benar. "Kami hanya teman, bu ... untuk saat ini," ungkapnya malu-malu. Nyonya Callahan mengangkat alis, lalu tersenyum penuh arti. “Untuk saat ini, ya?” gumamnya, menatap putrinya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Amethyst mengalihkan pandangannya, mencoba menyembunyikan kegugupan yang perlahan merayapinya. “Aku ingin melihat usahanya ... dan memantapkan hatiku untuk itu. Ibu pasti sudah mendengarnya dari kak Michael ya?” Sang ibu mengangguk pelan mengiyakan. "Apa ibu keberatan jika aku kembali dekat dengannya?" tanyanya ragu. Alasan ia belum berani bercerita tentang Dominic pada ibunya adalah takut dengan tanggapa
Last Updated: 2025-02-01
Chapter: 71. Mengendalikan Diri
Dominic kembali terus menjalani terapinya dengan rutin. Kehadiran Amethyst memang sangat berefek untuk hidupnya. Sudah beberapa minggu Amethyst terus memantau perkembangannya. Menemaninya olahraga, memasak hidangan lezat dan sehat, mengajaknya mengobrol, dan semakin berani menegurnya jika ia kembali keterlaluan. "KAu terlihat semakin membaik," kata Dr. Eleanor memecah keheningan. Dominic mengangkat kepalanya untuk menatapnya. "Ya, aku punya mentor yang hebat," sahutnya dengan senyum tipis, membayangkan wajah galak Amethyst. Dr. Eleanor tersenyum kecil. “Aku bisa melihatnya. Kurasa kau sudah bisa meregulasi emosimu. Aku harap kau akan selalu seperti ini." "Tapi ingat ... kau harus menanamkan pada pemikiranmu kalau kau berubah bukan semata untuk menyenangkan pasanganmu, tapi kau berubah karena kau ingin menjadi pribadi yang lebih baik," lanjutnya tenang, memandang Dominic penuh apresiasi. Dominic menghela napas pelan. “Aku mencoba menahan diriku. Aku tidak lagi memaksanya melaku
Last Updated: 2025-01-31
Chapter: 70. Reset
Dominic menatap pintu ruangan di depannya dengan malas. Jika tak ada Amethyst, tentu saja Ia tak akan mau datang untuk melakukan sesi terapi. Dr. Eleanor menatapnya dengan senyum ramah saat Dominic masuk dan duduk di depannya. "Kau akhirnya mau datang kesini lagi ... setelah sekian lama. Permulaan yang bagus." Dominic mendengus. "Aku datang karena Amethyst memintaku." Dr. Eleanor mengangkat alisnya. "Dia masih punya pengaruh besar terhadapmu, ya?" Tangannya bergerak menulis sesuatu di jurnalnya. "Apa kalian kembali bersama?" tanyanya berbasa-basi. Dominic mengalihkan pandangannya. "Tidak bisa disebut seperti itu juga," ucapnya ambigu. Dr Eleanor menghela napas panjang. Memahami apa yang terjadi diantara mereka. Karena ia juga yang membantu Amethyst bangkit dari keterpurukan. "Jadi ... apa yang ingin kau ceritakan hari ini?" Dominic bersandar di kursinya dengan tatapan kosong mengarah ke langit-langit. "Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Beberapa hari terakhir … terasa
Last Updated: 2025-01-30
You may also like
Biarkan Aku Pergi!
Biarkan Aku Pergi!
Romansa · Selatan Dangkal
6.0M views
Saat Matanya Terbuka
Saat Matanya Terbuka
Romansa · Kesunyian Sederhana
4.7M views
Istri Gelap Tuan Arrogant
Istri Gelap Tuan Arrogant
Romansa · Ipak Munthe
4.1M views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status