Kaki Jessy melangkah tergesa setelah ia menerima telepon dari penjaga ibunya. Ia keluar dari ruangannya dengan wajah kalut. Matanya kini memerah, air mata siap meluncur dari sana.
“Ada apa, Jess?” Sangat kebetulan Earth baru saja tiba di restoran. Ia bergegas melihat Jessy yang terlihat tidak baik-baik saja.
“I-Ibu, I-Ibu sekarang berada di rumah sakit.” Jessy menjelaskan terbata. Air matanya kini benar-benar tumpah.
“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit. Ayo.”
Butuh waktu tiga jam untuk sampai ke rumah sakit yang ada beberapa kilometer dari desa tempat ibu Jessy tinggal. Earth memilih untuk menggunakan helikopter. Ia menghubungi Malvis untuk menyiapkan segalanya.
Earth mengendarai mobilnya menuju ke tempat helikopternya berada. Ia segera turun bersama Jessy dan naik ke helikopter yang sudah menyala.
“Tenanglah, Jess. Ibu akan baik-baik saja.” Earth menggenggam tangan Jessy.
Jessy tidak b
Wajah Caroline pucat ketika ia menerima telepon dari ibunya bahwa saat ini kejaksaan telah menangkap ayahnya atas beberapa kasus suap yang telah dilakukan sang ayah. Caroline segera pergi ke kediaman orangtuanya untuk menemani sang ibu yang saat ini pasti sedang kalut.Langkah kakinya tergesa kala ia memasuki kediaman orangtuanya. Di dalam kamar sang ibu kini tengah menangis.“Bu.” Caroline masuk ke kamar, ia mendekati ibunya dan segera memeluk sang ibu.“Apa yang harus Ibu lakukan, Carol? Bagaimana Ibu bisa hidup tanpa Ayahmu.” Eleana terisak dalam pelukan sang putri.“Tenanglah, Bu. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Ayah pasti akan segera dibebaskan. Aku akan menyewa pengacara terhebat untuk membebaskan Ayah dari semua tuntutan.” Caroline mengelus bahu ibunya. Tutur katanya begitu lembut menenangkan.“Pihak kejaksaan telah memiliki semua bukti yang memberatkan Ayahmu, Carol. Pengacara terhebat sekali pu
Hari ini Kayonna sudah diperbolehkan untuk pulang setelah dirawat selama beberapa hari. Setelah mengantarkan ibunya ke tempat tinggalnya, Jessy kembali ke London dengan sopir yang dikirimkan oleh Earth.Jessy ingin sekali membawa ibunya ke London dan tinggal bersamanya, tapi situasi saat ini tidak memungkinkan. Jessy tidak ingin ibunya mendapatkan banyak serangan lain. Tetap tinggal di desa adalah pilihan terbaik untuk ibunya.Suasana hening di dalam mobil, tiba-tiba pecah oleh suara deringan ponsel Jessy. Sebuah panggilan masuk dari Earth kini tertera di benda canggih milik Jessy.“Halo.” Jessy menjawab panggilan itu.“Apa kau sudah di perjalanan pulang?”tanya Earth.“Ya.”“Maaf aku tidak bisa menjemputmu. Aku memiliki beberapa pekerjaan penting yang harus aku selesaikan.”“Aku mengerti.”“Baiklah, hati-hati di jalan. Sampai jumpa nan
Sudah pukul 10 malam, tapi Earth belum juga ke restoran Jessy. Pria itu tidak memberi kabar apapun. Jessy merasa sedikit cemas. Biasanya Earth akan menelponnya satu jam sekali meski ia terkadang tidak menjawab panggilan itu.Rasa kantuk menyerang Jessy. Ia akhirnya memilih untuk tidur. Earth pasti akan baik-baik saja. Mungkin saat ini Earth benar-benar memiliki pekerjaan penting yang membuat pria itu tidak bisa menghubunginya.Hari semakin larut, Jessy tidur semakin nyenyak. Ia tidak menyadari bahwa saat ini ada beberapa orang yang tengah berkelahi di sekitar restorannya. Orang-orang itu adalah tiga penjaga yang dikirimkan Malvis untuk menjaga Jessy yang berhadapan dengan tujuh orang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah persis seperti ninja.Enam lawan tiga, sedang satunya tengah memanjat menuju ke balkon kamar Jessy. Pria bertubuh tegap itu berhasil naik, dengan perlahan ia membuka jendela Jessy yang terkunci. Pria itu tampaknya sangat terlatih untuk mem
Sekarang Earth telah dipindahkan ke ruang pemulihan. Ia masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius saat ia menjalani penanganan.Di dalam ruangan tipe president suite itu, kini hanya ada Max dan Jessy. Eddison dan anak cucunya telah meninggalkan tempat itu untuk kembali bekerja.Sedangkan Malvis dan asisten Max kini tengah menangani orang-orang yang menyerang restoran Jessy.Tidak ada pembicaraan antara Jessy dan Max selama hampir satu jam, mereka bedua hanya fokus pada Earth.“Tidurlah jika kau lelah, Jess.” Max akhirnya bicara. Ia menatap wajah Jessy yang terlihat pucat dan sembab.“Aku tidak lelah, Kakek,” balas Jessy. “Aku akan menjaga Earth, Kakek beristirahatlah.” Ia malah meminta Max untuk istirahat.Selang beberapa detik, pintu ruangan itu terbuka. Sosok Auristela dan Benjamin terlihat di sana. Wajah mereka menampakan raut khawatir.“Ayah, apa yang terjadi pada Earth?” B
Ciuman Earth dan Jessy terlepas saat keduanya merasa membutuhkan oksigen. Tangan Earth mengelus wajah Jessy, tanpa sengaja ia menyentuh bekas cekikan tali di leher Jessy. Earth telah melupakan tentang yang terjadi pada Jessy.“Apakah ini sudah diobati?” tanya Earth sembari menatap kulit Jessy yang nyaris membiru, terdapat luka lecet di sana.“Aku baik-baik saja.”Jawaban Jessy bisa Earth artikan bahwa Jessy belum melakukan pengobatan.“Aku akan memanggil dokter sekarang. Lukamu harus segera diobati, Jess.”“Besok saja. Aku akan menemui dokter besok.”“Tidak. Kau harus diobati sekarang.” Earth menekan tombol untuk memanggil dokter.Hanya selang beberapa detik beberapa dokter datang ke ruanganan itu.“Berikan pengobatan pada leher istriku.” Earth langsung memberi perintah pada dokter-dokter di sana.Seorang dokter wanita mendekat ke arah Jessy. “
Malvis kini merasa semakin buruk saja. Beberapa saat lalu ia melihat Earth bermesraan dengan Jessy, dan sekarang ditambah Ellard yang datang membawa Anneth.Malvis sudah bertemu beberapa kali dengan Anneth. Ia tidak menyangka Anneth akan tahan menghadapi pria mengerikan seperti Ellard. Sebagai seorang teman yang bersama Ellard bertahun-tahun lamanya, Malvis sudah terbiasa dengan Ellard, tapi untuk Anneth, ia pikir Anneth memiliki mental baja karena bisa berada di sebelah Ellard. Atau mungkin Anneth terlalu takut untuk mati karena jika ia melakukannya bukan hanya nyawanya yang akan berakhir tapi nyawa orang lain.Ia sudah mendengar tentang bagaimana Ellard mendapatkan Anneth, tapi tetap saja, jika itu wanita lain, mungkin saat ini wanita itu sudah mati bunuh diri.Malvis sangat merasa kasihan pada Anneth, tapi ia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu wanita itu. Terlebih ia yakin Ellard pasti menyukai Anneth. Selama ia hidup, Anneth adalah wanita pertama yan
Ponsel Malvis berdering. Bukan nama seorang wanita yang keluar di layar ponselnya, tapi nama Lewis, asistennya.“Lewis menghubungiku.” Ia memberitahu Earth.“Angkat di sini saja.”Malvis segera menjawab panggilan itu. “Ada apa?”“Tuan Eddison melakukan pertemuan dengan Tuan Elordi dan Tuan Gabson di sebuah restoran makanan Jepang.”“Aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan.” Earth yang menyahuti pemberitahuan Lewis.“Ayne akan masuk ke dalam ruang makan mereka dengan kamera pengintai.” Masuk ke dalam sebagai seorang pelayan bukan hal sulit untuk Ayne, kekasih Lewis.Wanita berwajah manis itu aku mendapatkan gambar serta percakapan Eddison, Elordi dan Gabson dengan baik.“Terus awasi mereka.” Kini Malvis yang bicara. Ia mematikan sambungan telepon lalu meraih laptop dan menyambungkannya dengan kamera pengintai yang akan di
Earth mendengus sinis. Rupanya Gabson adalah dalang dari hilangnya putri sahabat kakeknya. Earth tidak akan tinggal diam begitu saja, ia akan memberitahu apa yang ia ketahui saat ini.Hanya saja Earth sedikit memikirkan tentang kakeknya, perasaan kakeknya tentu akan hancur ketika tahu bahwa adik yang disayanginya merencanakan sebuah skema untuk membuatnya menderita.Belum selesai Earth berpikir, pintu sudah terbuka. Earth mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan melihat kakeknya tengah berjalan mendekat ke arahnya.Earth segera menutup laptopnya dan menyerahkannya pada Malvis. Ia tidak ingin kakeknya terkejut melihat Eddison bersama Gabson.“Apa yang terjadi di sini? Kenapa raut wajah kalian terlihat tidak biasa?” Max bertanya sembari melirik Earth dan Jessy.Meski keduanya sudah mencoba untuk terlihat biasa saja, tapi Max sudah menangkap kejanggalan dari wajah cucu-cucunya.“Tidak ada apa-apa, Kek.” Earth memilih m