Saat ini Keyra sedang di kelasnya dengan tangan yang masih sibuk menyimpan semua barang-barangnya ke dalam tas.
Tadi pagi dia sudah bertemu dengan Ami dan membicarakan perihal laptopnya yang rusak. Ami yang mendengar itu hanya tersenyum maklum, mungkin dia sudah tahu. Ami tak mempermasalahkannya, dia bilang ‘gak apa-apa itu juga laptop yang udah gak di guna ‘in niatnya mau gue kasih ke elu tapi ya udah’ katanya dengan senyum ramah.
Keyra yang mendengar perkataan Ami waktu itu sedikit merasa haru di hatinya. Baru kali ini dia bertemu dengan sosok orang seperti Ami. Seseorang yang pengertian dan tak mempermasalahkan sesuatu dengan serius.
Setelah semuanya di masukkan ke dalam tas Keyra mulai berjalan ke luar kelas. Hari ini hanya ada satu SKS, sebenarnya masih ada satu lagi tapi karena sang dosen tak hadir jadi para mahasiswa/i hanya di berikan tugas.
Keyra berjalan ke arah gedung Asrama dengan langkah pelan, sesekali dia juga akan menatap
Plak!Suara tamparan yang menggema di ruangan kecil itu. Satu tamparan yang berhasil mengenai pipi Keyra. Tamparan yang di berikan Amerta tadi cukup keras buktinya bisa membuat sudut bibir Keyra sobek.“Jangan bentak gue!” kata Amerta sambil menatap marah ke arah Keyra.“Dasar cewek bego” ucap Keyra dengan nada suara pelan dan sorot mata sinis.“Diem lu!” kata Amerta dengan raut wajah marah dan tangan yang sudah menjambak rambut Keyra dengan kasar. Jambakan itu cukup kuat hingga membuat kepala Keyra mendongak ke atas.“Gue udah inget ‘in elu kemarin-kemarin, jauh ‘in Arka dan teman-temannya tapi lu terlalu keran kepala” kata Amerta sambil mengencangkan cengkeramannya di rambut Keyra.Keyra yang di perlakukan seperti itu hanya meringis menahan sakit, kepalannya terasa ingin lepas dari tempatnya.Plak!Satu tamparan lagi yang berhasil mendarat di pipi Keyra.&ldqu
Tanpa memedulikan ucapan Amerta barusan dengan kasar Sia membawa Amerta keluar. Sedangkan Dika sedang membantu Keyra berdiri dan melepaskan ikatan yang mengikat tubuhnya dengan erat.“Gue minta maaf atas nama sepupu gue” kata Dika sambil menatap ke arah Keyra dengan raut wajah sedikit bersalah.“Hm” balas Keyra tanpa minat setelah tubuhnya terlepas dari lilitan tali.“Ayo gue anter berobat” kata Dika dengan raut wajah sedikit melunak saat melihat luka di tubuh Keyra.“Gak usah makasih,” balas Keyra dengan raut wajah datar dan bangkit dari duduknya.“Lu urus sepupu lu, biar gak buat masalah yang lain” kata Keyra dan berjalan meninggalkan Dika yang masih mematung di tempatnya.“Cewek aneh” gumang Dika sambil menatap ke arah punggung Keyra yang semakin menjauh. Setelah itu dia mulai melangkahkan kakinya menyusul langkah Sia dan Amerta.Di lain sisi.Dengan men
Di dalam ruangan sudah ada Bara yang sibuk dengan dokumen Cafe serta satu sosok perempuan yang menatap ke arah mereka dengan raut wajah tak suka.“Dia kenapa?” tanya Bara saat melihat Keyra di dalam gendongan Viki.“Habis di culik katanya” kata Viki sambil membawa tubuh Keyra ke kursi panjang yang ada di sana. Di kursi itu ternyata sudah ada Natasya dengan tatapan sinis yang tertuju ke Keyra.“Minggir lu” usir Viki sambil mendorong tubuh Natasya untuk menyingkir. Setelah itu dengan hati-hati meletakkan tubuh Keyra di atas bangku.“Lu ambil air bersih sama Es batu sana” kata Bara sambil membawa kotak P3K.“Hm” balas Viki sambil menganggukkan kepala dan berjalan keluar ruang kerjanya.“Cih! Pura-pura itu pasti” kata Natasya dengan nada suara tak suka dan sinis.“Kalau gak bisa diem lebih baik lu keluar dari sini” kata Bara dengan nada suara datar.
Di dalam ruang kerja Bara terlihat ada beberapa orang yang sedang beradu argumen. Bara yang memaksa Keyra untuk pulang bersama dengannya ke rumahnya sedangkan Keyra yang terus saja menolak. Sedangkan Viki yang membantu Bara untuk membujuk Keyra malah terpancing emosi sendiri.“Jangan batu lu Key, kondisi kayak gitu sok-sok ‘an mau tinggal sendiri di asrama” kata Viki dengan nada suara kesal.“Heh! Gue masih sehat walafiat belum ada tanda-tanda mau sekarat. Gak usah lebay lu, gue masih bisa kok jaga diri gue sendiri. Gue juga gak enak ngerepotin terus” kata Keyra yang masih keras kepala.“Bagus kalau sadar diri” kata Natasya dengan raut wajah tak suka dan nada suara sinis.Bara yang mendengar perkataan Natasya barusan mulai menatap tajam dan sinis ke arah Natasya.“Kalau gak bisa nyaring kata mending lu diem, jangan memperkeruh suasana” ujar Viki dengan raut wajah datar dan sorot mata yang tajam.
Di dalam mobil, Satria dan Keyra hanya diam membisu. Entah apa yang ada di pikiran mereka, yang pasti tak ada yang ingin memulai pembicaraan.Keyra sendari tadi hanya memandang ke luar jendela, dia sudah mengembuskan nafas lelah beberapa kali.“Kenapa bisa kayak gini?” tanya Satria memecahkan dinding penghalang di antara mereka.“Biasa” balas Keyra dengan malas.Mendengar jawaban Keyra yang seperti itu menambah rasa kesal pada hati Satria.“Bang Sat” panggil Keyra dengan nada suara lirih dan menatap ke arah Satria dengan raut wajah sayup.“Bentar Key, dari kemarin gue ngerasa ada yang ganjal tapi gue gak tau itu apa dan sekarang gue tahu,” ucap Satria dengan raut wajah serius dan menatap ke arah Keyra dengan datar. Keyra yang di tatapan seperti itu hanya mengerutkan dahinya sebagai balasan.“Lu tadi panggil gue apa?” tanya Satria dengan nada suara datar.“Bang Sa
Di dalam rumah Satria, Keyra sedang menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah rumit. Entah apa yang ada di kepala kecilnya itu.“Ngapain lu?” tanya Satria yang sudah berdiri di belakang tubuh Keyra dengan raut wajah heran.“Enggak, rumah lu kayaknya sepi terus ya? Waktu pertama kali gue ke sini juga sepi” kata Keyra dengan raut wajah heran dan menatap ke arah Satria sekilas.“Orang tua gue lagi di luar kota, besok baru pulang” kata Satria dengan nada suara tenang.“Lu tidur di tempat yang kemaren” kata Satria dengan raut wajah tenang.“Oke” balas Keyra dengan senyum manisnya dan berjalan ke arah kamar yang pernah dia tempati saat pertama kali berkunjung ke rumah Satria.“Besok lu ada kelas?” tanya Satria sambil mengikuti langkah Keyra dari belakang.“Ada jam sepuluh kalau gak salah” balas Keyra sambil membuka pintu kamarnya dengan tenang.&ldqu
‘Apa gue tanya ‘in aja? Kayaknya waktunya juga tepat’ batin keyra sambil menatap ke arah Satria dengan ragu-ragu.“Emm... Bang Tria” panggil Keyra dengan nada suara ragu.“Hm?” balas Satria dengan raut wajah tenang sambil menyuapkan makanannya ke dalam mulut.“Gue boleh tanya sesuatu?” ujar Keyra dengan raut wajah berharap.“Tanya apa?” ucap Satria dengan raut wajah bingung.“Sebelumnya maaf, bukannya gue mau ikut campur tapi gue cuma penasaran aja,” kata Keyra dengan raut wajah ragu dan itu berhasil membuat raut wajah bingung Satria bertambah.“Gini, bang Tria sama bang Bara ‘kan sepupuan. Emm, gue cuma penasaran kok hubungannya Natasya sama bang Bara gak akur ya? Gak kayak hubungan adik kakak pada umumnya” ucap Keyra dengan raut wajah bingung dan heran.“Kenapa tanya kayak gitu?” tanya Satria sambil meletakkan sendoknya dan me
“Karena tindakan Fely ke Natasya membuat beberapa orang semakin membencinya, hingga ada satu masa semuanya berubah. Sikap Fely dan sifatnya berubah, dulu gue pernah berpikir kalau dia orang lain tapi lambat laun gue semakin terbiasa dan semakin nyaman sama dia. Sikapnya yang gak bisa di bully atau di manipulasi buat gue makin sayang sama dia dan gue berharap setelah hari itu semua orang jadi peduli sama dia. Tapi...” kata Satria dengan air mata yang mulai menetes saat mengingat semua kejadiannya yang dulu pernah dia alami dengan Fely, sang adik bandelnya.“Tapi kebahagiaannya gak bertahan lama, baru aja dia bahagia ada aja masalah yang dateng. Kesel sendiri gue sama yang tulis takdir buat adik gue” ucap Satria dengan nada suara kesal dan di balas kekehan oleh Keyra. Dia tertawa bukan karena melihat raut wajah dari Satria tapi dia sedang menertawa takdirnya. Takdirnya cukup sulit di pahami jika di ceritakan kepada orang lain. Dia sendiri saja tak paham