Share

Tiga Puluh Satu

POV ARYA

"Maaf, Bu, Pak ... tapi saya hari ini mau buru-buru ke kantor, ada tugas yang harus segera saya selesaikan. Jadi gak bisa nganterin Arif nyari info kampus yang bagus di sini," elakku pura-pura hendak buru-buru ke kantor, padahal hanya alasan saja karena sejujurnya aku tak punya uang untuk mengantar Arif keliling kota guna mencari kampus terbaik apalagi membiaya kuliah adik iparku itu kelak.

Jangankan biaya kuliah, biaya beli formulir pendaftaran saja sepertinya aku tak mampu membelikannya.

"Ya sudah, Nak. Kalau kamu buru-buru, kasih ongkos buat Arif aja ya biar dia nyari sendiri. Kan bisa pake taksi online buat keliling kota Pekanbaru ini," ujar ibu mertua lagi sambil tersenyum menatapku.

Ya, Tuhan, kapan derita ini akan berakhir? Sudah capek cari alasan supaya tak dikejar soal uang, masih saja terjebak situasi begini. Huff!  

"Hmm, iya Mas. Kasih aja ongkos buat Arif naik taksi online. Kasih dua ratus ribu aja, cukup itu untuk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
hahahaha....rasaiiinnnnn....pengrn hidup enak tapi nadah
goodnovel comment avatar
Wagirin
karena tdk bisa menahan nafsu.. akhirnya sengsara..
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
pelakor mau hidup senang ya gituu, dan laki kayak si arya pantas dibuang di toong sampah !!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status