Satu minggu kemudian........
Hana terbangun dari tidurnya melihat di balik kaca jendela matahari mulai menampakkan sinarnya.Kepalanya pusing, wajahnya mulai pucat sepertinya Hana tidak enak badan,perutnya merasakan mual dan sesekali ingin muntah. Hana mencoba merebahkan tubuhnya di tempat tidur, tapi mualnya bertambah hebat, sehingga membuat Hana ingin muntah lagi dan harus bulak balik ke kamar mandi.
Hana mencoba mencari obat –obatan di lemari dapur, tapi Hana tak menemukan apapun,tubuh Hana yang mulai lemas, membuat Hana bergegas mencari dokter di sekitar kampung. Karena tak kuat dengan tubuhnya yang gemetaran serta matanya yang mulai kabur,tiba-tiba Hana jatuh pingsan di pinggir jalan.
Melihat tubuh Hana tergeletak di pinggir jalan , tanpa ada yang tau seorang pria buru-buru membopong Hana dan`membawa Hana ke gubuk yang jauh dari pemukiman .Sesampai di sebuah gubuk kecil di tengah pesawahan kemudian pria itu menaruh Hana di atas ranjang dan terlihat gugup`cepat-cepat menutup pintu dan jendela.
Melihat tubuh Hana yang mulus, ternyata pria itu bermaksud jahat terhadap Hana yang terbaring lemas. Melihat Hana belum juga sadar, pria itu mulai melepas pakaian Hana dan menggerayangi tubuh Hana.
Sedang asik menikmati tubuh Hana , tiba-tiba Hana tersadar dan kaget melihat seorang pria meraba tubuhnya yang tidak memakai penutup apapun.
"Hai...siapa kamu...lepaskan!” tolong....tolong....”teriak Hana.
"Diam ....percuma kamu teriak...disini tidak akan ada yang mendengar teriakanmu!” sahut si pria misterius yang tidak diketahui namanya sambil tertawa kecil.
Lalu Hana berusaha berdiri untuk kabur,ternyata pria itu sudah mengunci pintu.Hana mulai ketakutan...sedang pria itu dengan cepat menarik Hana kembali ke ranjang dan menampar pipi Hana hingga hidung Hana mengeluarkan darah.Hana yang nampak lemas tak berdaya menjerit sekuatnya seakan menghindar dari terkaman pria itu tapi tak seorang pun mendengar teriakan Hana. Dengan tubuh tak berdaya akhirnya Hana harus pasrah melihat si pria itu mengusai seluruh tubuhnya.
"Mas...rangga....Mas....tolong aku.....” lirih Hana kesakitan memanggil manggil nama Rangga.
Hana yang terbaring lemas hanya diam dan menangis pilu melihat pria misterius itu menggerayangi tubuhnya.
Usai melakukan aksi bejatnya pria yang tidak diketahui namanya cepat-cepat pergi meninggalkan Hana yang terbaring lemas tanpa busana.Hana mulai merasakan keram dan kesakitan yang luar biasa. Darah mengalir deras dari kemaluannya.Tak ingin hidupnya berakhir di gubuk itu,Hana mengeluarkan seluruh tenaganya untuk bangun dan mengenakan baju yang sudah terlihat kumal dan terkena tetesan darah .
Dengan sangat lemas Hana berjalan tertatih tatih berusaha keluar gubuk tapi ternyata tubuh Hana sudah tidak kuat dan terjatuh ke lantai. Melihat darah bercucuran Hana dengan suara lirih berusaha menjerit minta tolong .
Beberapa jam kemudian terdengar diluar gubuk seperti seseorang sedang mencangkul dan bercakap-cakap. Hana yang mendengarnya lalu mulai berteriak lagi meminta tolong.
"Tolong......tolong ....!”teriak Hana lirih tenaganya seakan habis.
Mendengar teriakan seseorang meminta tolong ,sepasang suami istri yang sedang bertani menghampiri gubuk asal suara Hana menjerit pelan.
"Pak ayo cepat itu siapa di dalam gubuk,sepertinya suara perempuan!”ujar Darmi sambil berjalan ke arah gubuk yang nampak reyot.
Begitu membuka pintu gubuk Pak Udang dan Bu Darmi kaget melihat wanita berlumuran darah terbujur lemah tak berdaya.
"Ayo pak cepat bawa ke mantri , kasihan wanita ini!”seru Bu Darmi kepada suaminya.
"Iya ayo Bu..” sahut Pak Udang sambil membopong Hana.
Dengan mengendarai motor, Pak Udang membawa Hana yang duduk di tengah di apit Bu Darmi ke mantri yang tidak Jauh dari tempat Hana pingsan.
...
"Kenapa itu Bu..?”tanya Aria seorang mantri yang sudah bediri di depan pintu rumahnya.
Sambil membawa Hana ke dalam rumah Aria, Pak Udang dan Bu Darmi menceritakan kronologinya saat menemukan Hana.
Melihat Hana yang belum diketahui asal usulnya. Pak Udang menitipkan Hana kepada Aria,karena Hana sepertinya butuh perawatan banyak.
Karena merasa dirinya mantri yang harus mengobati pasiennya,akhirnya Aria bersedia merawat Hana sampai Hana siuman. Mengingat Aria seorang pria yang belum menikah, melihat sekilas wajah Hana yang cantik tak khayal membuat Aria berfikir yang tidak-tidak.
"Sudah Pak...Bu...tidak apa tinggalkan saja wanita ini di sini,setelah siuman saya akan mengantarnya pulang.” ujar Aria meminta Pak Udang dan Bu Darmi meninggalkan Hana dan jangan mengkhawatirkannya.
"Baiklah Pak Mantri kami pamit dulu” sahut kedua petani itu sembari pergi meninggalkan rumah Aria.
Aria yang melihat tubuh Hana mengeluarkan banyak darah lekas membersihkan dan mengganti baju Hana dengan pakaian seadanya. Aria mulai memasang infus di tangan Hana yang masih tak sadarkan diri.
...
Rangga yang menyibukkan dirinya tak henti hentinya mencari Hana, sudah berdiri di depan pagar rumah Dimas. Di depan pagar Rangga mengurungkan niatnya untuk masuk karena Rangga melihat wanita dan sosok anak kecil yang sedang asik bercengkraman seperti seorang ibu dan anak.Rangga menduga mereka berdua adalah istri dan anak Dimas.
"Itu pasti Siska istri Dimas seperti apa yang pak satpam waktu itu katakan!” duga Rangga sambil bicara sendiri.
"Si Brengsek itu.....sudah kuduga dia hanya mempermainkan Hana!”lalu kemana dia membawa Hana...”oceh Rangga kesal dan menggrutu sendiri.
Rangga berencana akan membuntuti Dimas.Rangga bersiap menunggu Dimas di dalam mobil yang terpakir tidak jauh dari kediaman Dimas.
Dimas yang ahli membual dan merayu dengan lihai akhirnya bisa meluluhkan hati Siska. Siska yang sangat mencintai Dimas tidak ingin rumah tangganya hancur begitu saja.Hingga akhirnya Siska memaafkan kelakuan Dimas.
Tapi tetap saja hobby Dimas yang suka jajan wanita tidak bisa dihilangkan begitu saja.Kali ini Dimas bersiap akan keluar rumah dengan menggunakan pakaian rapih dan wangi.Siska yang sudah masa bodoh dengan suaminya tidak menghalangi suaminya pergi asal suaminya tidak bercerai darinya.
Melihat Dimas yang keluar dengan membawa mobilnya,Rangga bergegas menyalakan mobil dan mengikuti arah tujuan Dimas.
Dimas ternyata datang ke rumah bordir tempat Rangga bertemu Hana.Rangga yang melihatnya pun kesal dan seketika menahan amarahnya.
Rangga memutuskan menunggu Rangga di belakang mobil Dimas yang terpakir di pinggir jalan.
Di dalam rumah pelacuran itu Dimas ternyata sedang memboking seseorang dan dengan mudahnya melupakan Hana.
Satu jam berlalu.Dimas terlihat berjalan keluar dengan sumringah karena nafsu bejatnya sudah tersalurkan.
Begitu Dimas hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba Rangga muncul dan sudah berdiri di belakang Dimas.
"Hei...mau kemana kamu!” seru Rangga sembari menarik kerah baju Dimas.
"Apa apaan ini...apa mau kamu !” sahut Dimas sambil melepaskan tangan Rangga yang membuatnya risih.
Tanpa basa basi Rangga yang tak kuasa menahan amarahnya langsung menghajar Dimas hingga Dimas tersungkur ke aspal jalan. Dimas yang akan membalasnya ternyata kalah cepat dengan pukulan tangan Rangga. Kali ini Rangga menghajar Dimas hingga babak belur dan tak berdaya.
"Katakan...kemana kamu membawa Hana pergi!”teriak Rangga sambil menarik kerah baju Dimas tepat dibawah leher .
"Buat apa kamu mencari si jalang itu....sepertinya wanita itu sudah mati!” jawab Dimas sambil tertawa sinis.
"Apa..kamu bilang!”.......Plak.....Plak.....Plak.....(Rangga seketika memukul Dimas tanpa ampun).
Dimas yang mulai merintih kesakitan akhirnya mengaku sudah membawa Hana pergi dan meninggalkannya di kampung yang jauh dari kota.Dimas pun memberikan alamat rumah tempat dia meninggalkan Hana.
Dengan kecewa Rangga bergegas pergi meninggalkan Dimas yang sudah tergeletak di jalan. Namun sebelum melangkahkan kakinya pergi, Rangga menendang sekali lagi perut Dimas mengingat apa yang telah Dimas lakukan terhadap Hana membuatnya kesal dan benar-benar marah.
Setelah mendapat alamat dari Dimas Rangga bergegas pergi.
Melihat tempat yang asing dan tangan yang tertancap jarum infus membuat Hana yang baru saja siuman bertanya - tanya dirinya sedang berada di mana . Mengingat kejadian waktu di gubuk reyot itu , Hana mendadak tak kuasa menahan tangisnya.Tak lama setelah Hana siuman seorang pria mengenakan jas berwarna putih masuk ke ruangan tempat Hana terbaring .“ Rupanya kamu sudah siuman ...” ujar Aria yang sudah menolong Hana.Hana yang terlihat ketakutan dan masih trauma dengan kejadian di gubuk, terlihat menolehkan pandangannya dan
“ Hana...Hana....”teriak Aria yang baru saja pulang dari tempat kerjanya.“ Iya mas.... ada apa ...” sahut Hana yang sedang membereskan tempat tidurnya.“ Hana...aku membelikan beberapa baju untukmu , nanti kamu pakai ya !” pinta Aria sambil memberikan kantong berisi baju.Melihat baju yang di pilihkan Aria , Hana ragu untuk memakainya .“ Mas Aria maaf ...ini bajunya apa tidak tertukar dengan orang lain !” seru Hana sembari menunjukkan baju yang nampak seperti lingering.“ Sepertinya
Hana memutuskan berjalan kemana pun kaki nya melangkah . Hana berfikir akan mencari pekerjaan untuk dia dan bayi dalam kandungannya hidup . Di perjalanan Hana mendapati kedai yang sepertinya banyak pengunjung , Hana memutuskan untuk menemui si pemilik kedai . “ Maaf bu ..apa ada lowongan kerja di sini , cuci piring ato apa aja bu saya mau asal saya bisa makan “. “ Aduh maaf neng , ibu ngga terima karyawan , cari di tempat lain saja ya “ ujar si pemilik kedai . “ Baik bu , terimakasih “. Hana mulai berjalan&n
“ Hana ayo masuk , tidak usah sungkan anggap saja rumah sendiri ““ Wah .. besar sekali rumahmu Sis , dimana anak dan suami mu ““ Mama .......” teriak Boni anak Siska yang senang mamanya udah sampai rumah.“ Boni ini tante Hana , ayo beri salam sama tante “ ujar Siska .Boni lalu mencium tangan Hana seraya memberi salam .“ Ihhh manis sekali anakmu “ puji Hana .Siska mengantar Hana ke kamar tamu yang terletak di lan
Siska yang biasanya memasak dan menyiapkan sarapan sendiri , sekarang berasa ringan karena ada Hana yang membantunya . Melihat Hana yang mulai tersenyum membuat Siska ikut bahagia . “ Hana , sehabis sarapan mari kita jalan – jalan , aku pinjami baju ku yang dulu aku pakai waktu badanku masih ramping sepertimu “ “ Memang kita mau kemana Sis “ “ Aku akan ajak kamu ke salon langgananku , biar kita santai sejenak mumpung suamiku di rumah biar dia yang menjaga Boni “ ajak Siska “ Tapi Sis , aku tak punya 
“ Boni ... bunda pulang nak “ teriak Siska yang melihat rumah sepi . Siska bejalan ke arah teras belakang , ternyata Boni sedang bermain Bola dengan Dimas . Siska melihat Dimas yang mulai kembali sepeti dulu nampak senang dan terharu . “ Bunda ...... “ teriak Boni yang melihat Siska menghampirinya . “ Bun , tau ngga aku tadi sama ayah mainan bola , seru banget tau !” seru Boni yang nampak bahagia . Siska melihat Boni bahagia lalu seketika terharu karena biasanya Dimas sangat acuh terhadap Boni 
Siska yang sepertinya sudah terbangun dari tidurnya mulai bergegas turun dari ranjangnya yang empuk dan nyaman . “ Jam berapa ini sepertinya tidurku nyenyak “ gumam Siska yang mengangkat ke dua tangannya seraya meregangkan badan . “ Akhh sepertinya sudah pagi , tapi kemana mas Dimas tumben dia bangun pagi “ grutu Siska yang melihat Dimas tidak ada di sebelahnya . Siska yang sudah merasa badannya kembali segar , lalu mulai berjalan ke dapur seperti biasa menjalankan kesibukannya sebagai&nb
Menjelang sore hari Dimas yang masih tertidur di sebelah Siska , tiba - tiba terperanjak dari tidurnya karena mendengar jeritan Siska yang masih dalam keadaan berbaring . “ Mas .... mas Dimas tolong aku mas “ jerit Siska histeris . “ Tenang bun , tenang kamu kenapa “ “ Lihat mas , kaki ku tidak bisa di gerakkan , tolong panggilkan dokter yoga , cepat mas ... cepat ! “ seru Siska yang panik dengan kakinya yang mati rasa . “ Ba... baik sebentar aku telepon