Disudut jalan di bawah lampu remang remang,berdiri wanita bertubuh molek mengenakan gaun berwarna merah dengan panjang hanya menutup pantat wanita itu dengan rambut terurai dan gincu berwana merah dibibirnya sedang menyapa tamu tamu yang tak lain pria hidung belang.
"Wow,,sepertinya malam ini kamu menjadi milikku,,”kedip salah satu om om nakal sambil memegang dagu Hana yang berdiri disana.
Tanpa berucap apa-apa Hana langsung menggandeng si om untuk masuk ke salah satu ruangan yang sudah di sediakan di rumah bordir.
Didalam ruangan yang nampak seperti kamar,si pria hidung belang langsung bersiap memulai aksi bejatnya,mendengar kata-kata mesum dari si om Hana yang sudah merebahkan diri di atas ranjang pasrah dengan apa yang dilakukan pria itu kepadanya.
Hana yang hanya melayani pria itu terpaksa karena tuntutan pekerjaannya,tanpa sedikitpun merasakan gairah pada lawan mainnya.
Satu jam kemuadian Hana keluar dari kamarnya dengan tubuh yang terlihat lemas.
"Hana ada pria lagi yang ingin kamu layani lagi malam ini,cepat kamu temui dia”ujar seorang wanita bertubuh gemuk yang tak lain mucikari di Rumah bordir itu.
"Baik madam aku segera temui dia,”sahut Hana yang terlihat sudah lesu sambil cepat cepat merapihkan bajunya.
"Hei,,jangan sampe pelanggan kecewa,,cepat benahi rambut dan wajahmu yang kusut,”tambah madam dengan nada datar.
Tak lama Hana merapihkan make up dan rambutnya lalu menghampiri tamu yang di minta si mucikari.
Karena terlihat seperti seumuran ,Hana tidak memanggilnya dengan formal.
"Mas..aku Hana yang tadi di foto yang madam sudah tunjukan ,’’sapa Hana dengan wajah terpaksa menggoda si pria.
Melihat wajah cantik dan tubuh Hana yang mulus,,pria itu ternganga melihat Hana dari ujung rambut hingga kaki seperti ingin cepat cepat menerkam.
"Panggil saja aku Dimas biar lebih dekat,’’bisiknya di telinga Hana.
Hana yang geli dengan gelagat Dimas,,tanpa basa basi mengajak Dimas ke ruangan privasi yang sudah disediakan.
Di dalam kamar, Hana tengah bersiap melayani Dimas ,Hana mulai membuka seluruh busana yang ia kenakan,dan hanya menutupinya dengan sehelai selimut yang terlihat transparan sehingga bagian intimnya terlihat samar,,
"Hana jangan berdiri disitu,,sini berbaring,,"ajak Dimas yang masih mengenakan pakaian dan berbaring di ranjang.
"Lho mas kok ngga cepat-cepat,,waktuku nanti habis lho!"seru Hana yang mendekat di sebelah Dimas dan merasa takut pelayanannya tidak maksimal.
"Tujuanku kesini bukan Cuma mau tidur aja Hana ,tapi aku ingin mencari kebahagiaan dan cinta’’gombal Dimas seraya membuat Hana bingung.
"Lalu maksud mas apa?Mas kan tau sendiri disini jasa pemuas nafsu bukan pencari cinta Mas?"ujar Hana yang masih berbaring di sebelah Dimas sambil mengelus lengan Dimas dengan telunjuk jarinya.
"Hana aku ingin lebih dari ini,,aku ingin besamamu lebih dari 24 jam,,karena aku tertarik sama kamu ,,aku ingin mencintai kamu seutuhnya Hana,’’lirih Dimas sembari mengusap bibir Hana yang merah merona.
Mendengar kata cinta yang sebelumnya belum pernah Hana dengar dari pria manapun,sontak membuat hati Hana menggebu gebu.Dan sejenak berfikir apakah orang seperti dirinya masih bisa memiliki yang namanya cinta.
Apa....Cinta....!!”ujar Hana masih seperti belum percaya.
"Ya...Cinta..,’’bisik Dimas yang sudah mulai meraba-raba tubuh Hana.
Dimas terus menerus gombalin Hana agar Hana percaya dengan semua omong kosongnya.
Tanpa disadari Hana mulai terhanyut dan terbuai dengan bualan bualan Dimas seketika itu dan mulai melakukan hubungan intim dengan Dimas.
Tidak seperti biasanya dengan pelanggan yang lain,kali ini Hana melakukannya dengan penuh gairah,,Hana merasakan seolah terbang melayang bersama seseorang yang mulai membuat dirinya penasaran.Tak butuh lama Hana untuk bisa mencintai seseorang.Karena Hana sendiri pun belum berpengalaman mencintai dan dicintai seseorang.Bagi Hana mungkin bualan dan omong kosong Dimas bisa membuat dirinya merasa di hargai dan di cintai.
.....
Tak sadar 60 menit berlalu,,,Dimas yang masih ingin bermesraan dengan Hana harus terputus oleh waktu.
Tok...tok...tok...(suara ketukan pintu kamar Hana )
Mendengar suara ketuk pintu Hana buru –buru mengambil selimut,lalu membuka pintunya sedikit terbuka hanya bagian wajah Hana saja yang terlihat dari balik pintu,,ternyata Madam sudah didepan pintu memberi kode untuk Hana agar cepat-cepat meninggalkan Dimas ,karena masih ada pelanggan lagi yang harus Hana layani.
Sambil terlihat ngosngosan dan pucat Hana mengangguk seraya mengiyakan perintah sang mucikari dan lekas menutup pintu lagi.
Dibalik pintu yang baru saja Hana tutup.Hana tiba-tiba tertunduk sambil mengusap mukanya seraya ingin memberontak di depan mucikari itu tapi tidak bisa.
Hana lalu menghampiri Dimas yang terbaring lemas di ranjang.
"Mas Dimas aku mandi dulu yah,aku masih ada kerjaan lagi,’’lirih Hana sambil menutupi tubuh Dimas dengan selimut.
Hana yang akan bergegas ke kamar mandi tiba-tiba kaget, Dimas beranjak dan memeluk Hana erat.
"Hana jangan pergi!!”kumohon disini saja bersamaku,’’ujar Dimas yang tidak ingin Hana meninggalkannya.
Hana yang merasakan hangat pelukan Dimas seketika badannya berbalik dan menatap wajah Dimas dengan mata bebinar .
Dimas yang melihat Hana meneteskan air mata langung bertanya kepada Hana.
"Kenapa kamu menangis .....”ujar Dimas yang tidak peka
"Tidak apa kok mas....”sahut Hana sambil mengusap air matanya.
"Temani aku lagi sebentar saja Hana,aku masih ingin melakukan lagi denganmu!”seru Dimas yang kecanduan tubuh Hana.
"Tapi mas aku bisa kena omel madam nanti!!”seru Hana cemas.
"Ok kalo begitu,,aku akan bawa kamu besok,kalo perlu aku akan bayar banyak berapapun yang mucikarimu itu minta.’’ujar Dimas meyakinkan Hana.
"Tidak semudah itu mas”udah deh jangan macem2, aku bersiap untuk menemui madam yah.’’sahut Hana sambil menyiapkan dirinya yang mulai lemas untuk menjajakan tubuhnya lagi.
"Hana....sini kamu!”seru si mucikari marah.
"Ada apa madam....”sahut Hana yang sudah keluar dari pintu kamarnya terlihat berjalan mendayung mendekati si mucikari.
"Kamu tau kemarin pelanggan kita komplen ,pelayanan kamu tidak memuaskan,bukankah sudah aku bilang jangan pernah menolak apa permintaan pelanggan di atas ranjang..untuk hari ini jangan harap kamu aku bayar!”ancam si mucikari.
Dimas yang mendengarnya, lalu mendekati si mucikari alih-alih ingin meyakinkan Hana bahwa dirinya serius akan membawa Hana pergi.
"Madam...eummm...aku akan membawa Hana pergi !”ujar Dimas terbata-bata sambil mengajak si mucikari bicara empat mata dengannya , seakan tidak ingin pembicaraannya di dengar Hana.
Hana yang merasa Dimas menyelamatkan dirinya, sedikit merasakan lega, dan mulai tersenyum gembira walaupun sebenernya pahit.
"Mas...kamu semalam dari mana aja, kok pagi baru pulang?’’tanya siska yang curiga dengan gelagat Dimas yang tidak seperti biasanya."Aku lagi ada bisnis dengan temanku!”udah lah jangan tanya yang ngga ngga,,aku capek!suami pulang bukannya di bikinin minum malah dikasih omelan!’’sahut Dimas yang tidak menggubris istrinya dan berjalan ke arah tempat tidur lalu menutup pintu kamar seraya tidak ingin di ganggu.Siska yang tidak ingin membuat suaminya marah , memilih diam dan tidak mendekati Dimas yang sedang bersiap tidur.Dimas yang merebahkan diri di tempat tidur,,seketika teringat sosok Hana yang sudah membuat dirinya melayang walau hanya satu jam , terbayang tubuh Hana yang sexy,,Dimas lalu berniat ingin menemui Hana malam ini dan membawanya pergi.Belum sempat Dimas memejamkan mata, Boni anak semata wayang Dimas dan siska menghampirinya."Ayah ..kap
"Bun...’’panggil Dimas mesra kepada siska yang sedang asik menonton tv sendiri."Hehm...’’sahut Siska singkat karena tidak ingin pandangannya ke tv buyar."Begini bun..,aku ada bisnis inves batubara dengan si Toro itu temenku yang aku ceritakan kemarin, tp untuk modal awal aku harus menyediakan uang 50juta dulu bun, kira-kira bunda bisa pinjemin aku dulu ngga uang itu !" nanti kalo sudah hasil aku langsung balikin 2x lipat ke bunda’” ujar Dimas seraya memohon kepada istrinya yang banyak mendapat warisan dari almarhum bapaknya."Hah...50juta?? itu ngga sedikit mas...uang yang kemarin kamu pake sudah hampir 100juta! tapi sampe sekarang ngga ada hasilnya,,sekarang 50juta??aduh nggak deh mas...aku takut ini akan terulang lagi sama usahamu yang sudah-sudah gagal terus !!” tegas Siska sembari beranjak dan berjalan ke dapur dan mengambil segelas air putih,,lalu meminumnya tanpa tersisa.
Siska terlihat tengah sibuk menyiapakan jamuan untuk teman-temannya yang akan berkunjung ke rumahnya.Karena takut Dimas pulang mendadak dan kaget melihat banyak tamu,Siska memutuskan menelphon Dimas untuk memberitahunya.Kring.......kring.....(hp Dimas berbunyi)Dimas yang nampak kelelahan dan lemas,mendengar hpnya berbunyi spontan mematikan hp nya tanpa menengok siapa yang menghubunginya.Dan melanjutkan tidurnya sembari memeluk Hana yang juga masih tertidur pulas di sebelahnya."Lho kok malah dimatikan hpnya !”grutu Siska yang berusaha menelpon Dimas lagi.Karena Dimas tidak menyahut panggilan telpon Siska, sontak membuat Siska mulai menaruh curiga terhadap Dimas."Sudah dua hari mas Dimas tidak pulang bahkan menghubungiku pun tidak,apa jangan-jangan dia sedang bersama seorang wanita”grutu Siska lagi sambil meng
"Bun...bunda...sayang...” panggil Dimas berjalan menyusuri rumahnya.Di teras belakang rumah Dimas melihat Boni anaknya bermain sendiri, lalu Dimas menghampirinya."Hei jagoan....kenapa sendirian...bunda mana?” tanya Dimas sambil melambaikan tangannya ke Boni seraya menyapa anaknya yang jarang bertemu dengannya ."Bunda lagi sakit...sekarang lagi istirahat di kamar...” jawab Boni yang mulai bersikap acuh dengan sang ayah.Dimas langsung bergegas ke kamar menemui Siska. Sesampai di depan pintu kamarnya, Dimas menarik nafas panjang seakan menyiapkan diri untuk menjawab kecurigaan Siska."Bun.....”panggil Dimas sembari membuka pintu kamar.Siska yang mendengar suara Dimas geram dan beranjak dari tempat tidurnya, lalu berjalan mendekati Dimas,,dan tiba-tiba...Plak..............Tamparan keras diterima Dimas
Satu minggu kemudian........Hana terbangun dari tidurnya melihat di balik kaca jendela matahari mulai menampakkan sinarnya.Kepalanya pusing, wajahnya mulai pucat sepertinya Hana tidak enak badan,perutnya merasakan mual dan sesekali ingin muntah. Hana mencoba merebahkan tubuhnya di tempat tidur, tapi mualnya bertambah hebat, sehingga membuat Hana ingin muntah lagi dan harus bulak balik ke kamar mandi.Hana mencoba mencari obat –obatan di lemari dapur, tapi Hana tak menemukan apapun,tubuh Hana yang mulai lemas, membuat Hana bergegas mencari dokter di sekitar kampung. Karena tak kuat dengan tubuhnya yang gemetaran serta matanya yang mulai kabur,tiba-tiba Hana jatuh pingsan di pinggir jalan.Melihat tubuh Hana tergeletak di pinggir jalan , tanpa ada yang tau seorang pria buru-buru membopong Hana dan`membawa Hana ke gubuk yang jauh dari pemukiman .Sesampai di sebuah gubuk kecil di tengah pesawahan kemudian pria itu menaruh
Melihat tempat yang asing dan tangan yang tertancap jarum infus membuat Hana yang baru saja siuman bertanya - tanya dirinya sedang berada di mana . Mengingat kejadian waktu di gubuk reyot itu , Hana mendadak tak kuasa menahan tangisnya.Tak lama setelah Hana siuman seorang pria mengenakan jas berwarna putih masuk ke ruangan tempat Hana terbaring .“ Rupanya kamu sudah siuman ...” ujar Aria yang sudah menolong Hana.Hana yang terlihat ketakutan dan masih trauma dengan kejadian di gubuk, terlihat menolehkan pandangannya dan
“ Hana...Hana....”teriak Aria yang baru saja pulang dari tempat kerjanya.“ Iya mas.... ada apa ...” sahut Hana yang sedang membereskan tempat tidurnya.“ Hana...aku membelikan beberapa baju untukmu , nanti kamu pakai ya !” pinta Aria sambil memberikan kantong berisi baju.Melihat baju yang di pilihkan Aria , Hana ragu untuk memakainya .“ Mas Aria maaf ...ini bajunya apa tidak tertukar dengan orang lain !” seru Hana sembari menunjukkan baju yang nampak seperti lingering.“ Sepertinya
Hana memutuskan berjalan kemana pun kaki nya melangkah . Hana berfikir akan mencari pekerjaan untuk dia dan bayi dalam kandungannya hidup . Di perjalanan Hana mendapati kedai yang sepertinya banyak pengunjung , Hana memutuskan untuk menemui si pemilik kedai . “ Maaf bu ..apa ada lowongan kerja di sini , cuci piring ato apa aja bu saya mau asal saya bisa makan “. “ Aduh maaf neng , ibu ngga terima karyawan , cari di tempat lain saja ya “ ujar si pemilik kedai . “ Baik bu , terimakasih “. Hana mulai berjalan&n