Share

BAB 19

Sehari sebelum kepulangan mereka berbulan madu, Ibu mertuaku datang ke rumah. Ia membawa sekotak donat kesukaan Andra, dan beberapa plastik buah. Keriangan Andra saat menyambut nenek dan tantenya terlihat begitu normal, sampai aku sempat berpikir bahwa mungkin semuanya akan baik-baik saja.

Mungkin akhirnya aku bisa melalui hari-hari selanjutnya dengan damai, dengan dukungan mereka semua.

“Ibu dengar Nuri nanti mau tinggal di sini sama kalian?” Ibu membuka percakapan saat kami berada di dapur.

Jihan menjemur pakaian di luar, Andra dan adik iparku berada di kamarnya. Bocah itu sibuk menunjukkan hasil karyanya dengan riang kepada sang tante yang jarang ia temui karena gadis itu sibuk kuliah dan berpacaran kurasa.

“Iya,” jawabku singkat.

“Kamu nggak apa-apa?”

Pertanyaan itu membuat dadaku sedikit luruh, apakah akhirnya Ibu menyadari bagaimana perasaanku saat ini?

Seketika aku merasa mataku mulai memanas

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Jujur nyesek bacanya, kl aku jadi miranda mending jadi janda
goodnovel comment avatar
Nursyaidah Rahayu
miranda nya diam aj sih jdi sebel aq ngomong lawan bukan diam aj apalgi udah kerja punya uang sendiri ap sih yg di harapkan dri laki modelan si abrar jdi males bacanya klo pemerannya lemah gini...
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
ngapain jg dilayani omongan nenek nggak jelas y sdh jd benalu. huh. dasar miranda nggak jelas.kesel bacanya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status