Share

BAB 18

“Mbak yang tadi itu siapa?”

Baru saja aku menutup pintu mobil di sampingku, Nara sudah melontarkan pertanyaannya.

“Bukan siapa-siapa,” jawabku singkat. Nara tampak tidak puas, tapi tidak bertanya lagi. Mungkin dia sudah menyadari betapa raut wajahku bukan raut wajah yang bisa diajak bicara.

Sejenak ia melihat ke belakang, ke tempat pria itu berdiri setelah mengantar kami sampai ke depan showroom mobilnya.

Akhirnya, setelah berhasil mengabaikan desak pertanyaan Xei, kami bisa pergi. Rencana mencari mobil hari ini langsung kuurungkan, toh masih ada esok hari.

Namun, ketika keesokan harinya sebuah mobil diantar bergitu saja ke rumahku, aku tau lagi-lagi aku terjebak di sebuah pusaran yang sama.

***

Pagi itu aku terbangun dalam keheningan yang tak lagi asing. Langit-langit kamar yang kelam, fajar yang masih terlalu dini untuk mengundang kokok ayam, bahkan detik suara jarum jam masih begitu me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status