Share

bab 3. Awal Perkenalan

Flash back On

Saat itu aku baru pulang kerja dari mall sebuah mall besar di kotaku, saat tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku.

"Assalamualaikum, "

"Waalaikumsalam,"bergegas ke ruang tamu. Dan saat kubuka pintu terlihat sesosok pemuda yang selama ini menghias mimpi-mimpiku.

"Mas Aji, silahkan masuk Mas, ada perlu apa ya kemari?" tanyaku berdebar.

"Ini, nganter undangan, insyallah minggu depan aku menikah. Datang ya." Ucapnya setelah duduk di ruang tamu.

Dengan tangan gemetar, aku menerima undangan tersebut.

"Insyallah Mas, aku datang." Sahutku.

Sepulang mas Aji dari rumahku, aku segera masuk kamar. Perasaanku berkecamuk. Berarti selama ini cuma aku yang merasa istimewa. W******p yang selama ini mengajak sholat atau ikut pengajian bareng-bareng dengan teman lainnya artinya apa. Apa aku yang baper dan memendam perasaan spesial.

Aku menangis dengan menutup muka pakai bantal agar tidak terdengar suara sedu sedannya.

"Nduk, sudah jam 4 sore kamu belum sholat lo." Suara ibu membangunkanku dari tidur.

Rupanya saking kelelahan menangis, aku tertidur.

"Iya Bu, Dea masih akan sholat,"sahutku sambil membuka pintu.

"Kamu habis nangis? ada apa Dea?"tanya ibu.

Aku memberikan undangan pernikahan mas Aji pada ibuku.

"Ini temen kerja kamu? " tanya ibuku.

Aku mengangguk. "La, kalau temen mau nikah, kenapa kok sedih? kan harusnya seneng?" tanya ibu lagi.

"Atau jangan-jangan kamu naksir sama temen kamu dan nggak berani bilang?" pertanyaan ibu tepat sekali sehingga membuat aku menangis.

"Walah, gapapa Dea, gak usah sedih, berarti gak jodoh." Kata ibu.

"Kalau kata mbak Neti, move on, cari yang lain, insyallah setiap orang ada jodohnya." Sambung ibu lagi.

Mbak Neti adalah kakak semata wayangku. Usia kami terpaut 5 tahun. Mbak Neti sudah menikah dan punya seorang anak perempuan.

Mbak Neti tinggal di rumah yang bersebelahan dengan rumah ibu kami.

Sejak saat itu, hidupku terasa ada yang berkurang. Tak ada lagi yang membangunkan dan mengingatkan untuk sholat dan mengajak pengajian bersama.

Sampai suatu saat, aku dikenalkan dengan sepupunya oleh temanku. Mas Arya.

Awalnya aku menganggap biasa saja, tapi mas Arya terus memberiku perhatian.

Mas Arya sangat royal padaku. Setiap kali datang ke rumah selalu membawa banyak kue dan snack. Tentu saja ponakanku, Maya, anak mbak Neti, yang sering main ke rumah, bersorak kegirangan.

Mas Arya juga pandai mengambil hati anak kecil. Terbukti Maya senang sekali digendong oleh mas Arya.

Kami kian dekat, dan tak lama kemudian mas Arya melamarku secara pribadi.

Entah karena tidak mau menjomblo atau bagaimana, aku menerima lamarannya.

Maka keluarganyapun datang ke keluargaku dan melamarku secara resmi.

Tanggal pernikahan kami pun ditentukan. Yaitu 2 bulan setelah acara lamaran. Tak ada yang ganjil saat proses lanaran hingga pernikahan. Kamipun menikah setelah kurang lebih 8 bulan saling mengenal.

Pesta pernikahan kami gelar sederhana. Setelah acara ijab, langsung acara walimah. Hanya ada dekorasi yang merangkap rias manten dan prasmanan sederhana. Tidak ada acara musik atau sewa penyanyi. Biaya nikahpun ditanggung 50% sama rata.

Setelah acara walimah di rumahku, aku diboyong ke rumah mas Arya. Rumah orang tua mas Arya berbeda kabupaten denganku. Sekitar 3 jam dari kota kelahiranku.

Tidak ada acara ngunduh mantu di sana. Hanya acara pengajian biasa.

Mas Arya sudah tidak mempunyai ayah lagi. Hanya tinggal ibunya yang berusia sekitar 65 tahun.

Kami disambut dengan baik oleh keluarga mas Arya. Ternyata mas Arya anak bungsu dari 4 bersaudara.

Saudara pertama, mbak Nira, tinggal di Kalimantan, bekerja sebagai ASN tenaga kesehatan. Sudah menikah dengan orang kalimantan asli yang bekerja di pertambangan.

Saudara kedua, Mas Tyo tinggal di Sulawesi. Menikah dengan orang Sulawasi dan bekerja di pelayaran.

Saudara ketiga, Mas Deni tinggal di Surabaya, bagian tata usaha di sebuah kampus, belum menikah. Memang mas Arya menikah lebih dulu daripada Mas Deni.

Sedangkan mas Arya sendiri saat itu bekerjasama dengan temannya merintis usaha travel, kursus mengemudi dan menyewakan mobil milik teman-temannya dengan sistem bagi hasil.

Dan dari sini, semuanya bermula.

Next?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status