Share

ANGEL (2)

Author: isnamay
last update Huling Na-update: 2021-09-07 16:51:19

"Sore Mbak May." Seseorang menyapa May ramah.

"Sore Pak Jo." May membalasnya.

"Mukanya kenapa mbak? Kok lebam gitu?"

"Oh ini, biasa Pak. Orang jahat gangguin saya."

"Lain kali hati-hati Mbak. Ini siapa? Pacar?"

"Bukan, ini teman saya. Namanya Ares."

"Teman dari mana? Kok saya baru lihat, temannya Mas Tan?"

"Bukan temannya Kak Tan."

"Saya Ares, saya dari sur-" Aku belum selesai berbicara, May sudah memotongnya.

"Dari Surabaya, Pak. Kalau begitu saya permisi, Pak."

May menggandengku meninggalkan Pak Jo yang kebingungan. Aku terus mengikuti kemanapun May pergi. Sampai di sebuah pintu aneh, kami berhenti sebentar. Aku terkejut, sangat terkejut melihat pintu itu terbuka sendiri.

"MAY!" Teriakku yang membuat May terkejut.

"Apa? Tidak usah berteriak."

"Pintu apa ini? Kenapa bisa terbuka sendiri?"

"Ini namanya lift."

"Lift?"

"Iya, lift itu pengganti tangga."

"Bagus." Gumamku sambil melihat sekeliling.

Aku dan May sudah berada di dalam lift, aku melihat May memencet tombol yang menunjukkan angka-angka.

"May kau melakukan apa?" Tanyaku bingung.

"Aku memencet tombol yang menunjukkan nomor lantai apartemenku." Jawabnya.

"Owh, hebat sekali tempat ini." Aku tersenyum girang.

"Senyum malaikat memang indah ya?"

"Malaikat tidak menunjukkan perasaannya." Kataku.

"Tadi kau menunjukannya." Ucapnya dan sangat membuatku terkejut.

"Benarkah?"

"He em, kamu menunjukannya." Katanya sambil mengangguk.

Aku menghela nafas singkat, "Aku sudah melanggar aturan untuk pertama kalinya." Ucapku terkejut.

"Tak apa, sekarang kau di bumi bukan di surga. Jadi, kau bebas berekspresi."

"Kau menghasutku?" Tanyaku curiga.

"Tidak."

Ting...

Pintu lift terbuka dan Aku mengikuti May dibelakangnya. Tak sampai lima menit kami tiba di depan pintu masuk apartemen May. Setelah kami masuk, aku terpukau melihat apartemen May yang tidak terlalu luas namun sangat rapi.

"Duduklah dulu, aku akan mengambil kompres dan obat untukmu." Ujarnya, lalu pergi meninggalkanku.

Sambil menunggu May kembali, aku melihat sekeliling apartemen May. Aku memang mengenalnya tapi tidak dengan apa yang dia punya selain keluarganya. Aku melihat foto-foto terpajang rapi di setiap rak dan ada juga di meja. Kebanyakan foto May dan Tan, kakaknya. Ada beberapa foto ayah dan ibunya, hanya sedikit. Aku mengambil salah satu foto yang membuatku tertarik untuk melihatnya. Tanpa ku sadari ternyata May sudah kembali.

"Itu foto sehari sebelum Kak Tan meninggal."

"Aku tau." Jawabku dan meletakkan kembali foto itu ke tempatnya.

Aku berjalan mendekati May dan ikut duduk disampingnya. May mulai mengobatiku dan membuatku sedikit merasa sakit yang tentu saja tak pernah kurasakan.

"May, pelan-pelan. Sakit."

"Iya, ini sudah pelan."

"Ini sakit, May."

"Sudah dan ini. Minum ini." Dia memberikan sesuatu berbentuk lonjong.

"Apa ini?" Tanyaku.

"Obat, minumlah. Itu bisa mengurangi nyeri lebamnya."

Aku mengikuti perintah May untuk meminumnya dan sungguh rasanya tidak enak sama sekali. Aku cepat-cepat memuntahkan sesuatu aneh bernama obat itu.

"Apa ini?! Kenapa begini?! Rasanya tidak enak." Gerutuku dan May memukul pelan kepalaku.

"Namanya juga obat, ya begitu rasanya. Pahit. Ini juga salahmu, aku sudah memberimu air minum dan kau tidak meminumnya bersama obat tadi." Ujarnya. "Ini minum lagi, kali ini jangan lupa minum airnya." Sambungnya.

Aku meminum lagi obat itu, kali ini dengan air minum.

"May?!"

"Telan cepat."

"Tidak bisa! Ini berhenti di leherku! Pahit, May!" Aku mulai histeris, karena tidak bisa menelan obat itu.

"Minum airnya lagi, sampai habis kalau perlu."

Aku meminum airnya sampai tidak tersisa lagi dan aku berjanji tidak akan meminum benda semacam itu lagi.

"May, kenapa obat rasanya pahit?" Tanyaku. Sepertinya itu pertanyaan konyol untuk May, buktinya dia menahan untuk tidak tertawa.

"Aku tidak tahu, karena bukan aku yang membuatnya." Jawabnya.

"Benar juga."

Kriuk..

Itu bunyi dari perutku dan untuk pertama kalinya perutku berbunyi. Aku bingung harus apa, karena malaikat tidak pernah merasakan lapar.

"May, apa kau punya makanan? Sepertinya aku lapar." Tanyaku pada May dengan wajah memelas.

Aku mengelus perutku, aku kelaparan, jadi ini yang dirasakan manusia. Kenapa malaikat tidak merasakannya? Dan kenapa kekuatanku tidak berfungsi untuk menahan lapar? Ada apa denganku? Apa aku berubah menjadi manusia? Tidak! Itu tidak benar, Aku seorang malaikat. Aku terus memikirkannya dan May melihatku dengan heran.

"Ares, kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan nada khawatir. "Tunggu sebentar, aku akan mengambilkanmu makanan." Ucapnya lalu pergi.

"Ini, makan ini dulu. Aku belum memasak makan malam." Mau memberiku makanan yang aku pun baru melihatnya.

"Apa nama makanan ini?" Tanyaku sambil menyuapkan makanan yang rasanya enak daripada obat.

"Roti dan isinya selai kacang."

"Enak, lebih enak dari obat." Kataku dan May terkekeh.

"Kalau begitu habiskan dan itu air minumnya." May menunjuk air minum yang sudah terisi penuh kembali.

"Baiklah, ini enak sekali. Aku pasti akan menghabiskannya. Aku belum pernah makan ini sebelumnya. Bahkan, aku tidak pernah makan." Kataku.

"Iya, aku tahu. Aku juga mempelajari malaikat di sekolah." May tersenyum ke arahku.

.

.

.

To Be Continue...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • ANGEL, GHOST, and ME   MICHAEL (2)

    "Peter, sepertinya aku memiliki perasaan itu. Aku akan kembali."Michael keluar dari kamar Peter. Tanpa sepengetahuan Michael, Peter merasakan seseorang keluar dari kamarnya.Michael memutuskan untuk pergi dari rumah Peter, dia tidak tega melihat Peter kesakitan saat detik-detik terakhir hidupnya. Saat ini, Michael memilih untuk duduk di taman yang tidak jauh dari rumah Peter."Tuhan, maafkan aku," gumamnya."Aku tidak memenuhi perintah-Mu, aku tidak mengerti ada apa dengan diriku saat ini. Tapi, aku akan berusaha untuk memenuhi perintah-Mu." Michael terus memohon ampun kepada Tuhannya.Tidak terasa hari mulai sore dan Michael masih nyaman duduk di taman itu. Michael melihat sekeliling, dia melihat orang-orang bersenang-senang di sana. Ada yang sedang bermain bersama anak-anaknya, sepasang kekasih yang sedang bermesraan, dan anak-anak kecil yang hanya duduk sembari makan es krim. Sampai mata Michael menemukan sosok yang dilihatnya beberapa jam yang lalu. Peter, dia duduk di kursi roda

  • ANGEL, GHOST, and ME   MICHAEL

    Ares menatap sendu ke sebuah layar di depannya. Sepertinya dia sudah terlambat untuk mencegah perbuatan Mike."Ares?" panggil Michael."Sudah saatnya kita pergi," lanjutnya."Baiklah," balas Ares.Ares berjalan mengikuti Michael. Hari ini mereka akan membuat pengampunan. Ares merasa dia sudah tidak pantas menjadi seorang malaikat dengan semua yang telah dia lakukan di bumi. Semua perasaan yang menyelimuti hatinya akhir-akhir ini."Apakah aku masih patut untuk diampuni?" monolog Ares."Tentu saja, Ares. Kau malaikat yang bisa melakukan apapun, tidak seperti aku yang hanya mengurusi kematian seseorang," ujar Michael."Tapi, kau dapat membuat mereka seperti kembali hidup. Sedangkan aku, aku hanya mengetahui sifat-sifat manusia dan apa yang dikerjakan mereka.""Janganlah berpikir seperti itu, Ares. Derajatmu lebih tinggi dariku, ayahmu keturunan dewa. Kau harus ingat itu, kau pasti akan diampuni. Lagian kau juga tidak melanggar aturan yang lebih berat. Kau hanya menggunakan perasaanmu di

  • ANGEL, GHOST, and ME   SULIT DIPERCAYA

    May's POVMalam ini, aku berencana untuk pergi dengan Mike. Benar dengan Mike, kalian tentu tidak salah dengar. Mungkin kalian heran mengapa aku masih dekat dengan Mike, aku sudah mengetahui semuanya. Mengetahui apa yang dimaksud Ares sebelum pergi. Jujur saja aku sulit untuk percaya dengan itu, tapi entah kenapa aku tidak bisa jauh dengan Mike lagi. Apa mungkin aku masih mencintai Mike? Jujur aku juga tidak tahu.Sambil menunggu Mike menjemputku, aku menemui Kak Tan terlebih dahulu. Kakakku mungkin masih marah, aku tahu itu."Kak Tan?" panggilku."Hm?" jawabnya dengan memasang ekspresi datar."Aku akan pergi dengan Mike," pamitku.Setelah mengatakannya, aku tidak mendapat jawaban apapun dari Kak Tan. Kak Tan semarah itu padaku. Aku berjalan menuju pintu keluar apartemen dengan perlahan, aku memutuskan untuk menunggu Mike di lobby apartemen saja."May, jika kau masih seperti ini. Kau tidak akan melihat kakak dan Ares lagi," ujarnya tiba-tiba.Aku memilih untuk tidak mendengarkannya, a

  • ANGEL, GHOST, and ME   ORANG YANG SAMA

    Ares dan Michael sedang duduk di tepi danau, mereka sedikit terkejut dengan apa yang dilihatnya tadi."Aku masih sulit untuk percaya," kata Michael."Aku pun begitu, sepertinya kita harus menyelesaikan ini sebelum kembali," ujar Ares."Aku setuju, tapi lebih baik kau memberi tahu Tan tentang ini semua," saran Michael."Tentu saja." Ares menyetujuinya.Kali ini, Ares melihat ke arah May yang masih mengobrol dengan Mike. Ada perasaan aneh yang memenuhi hatinya. Ares menyadari itu, Ares sadar bahwa dia punya perasaan itu untuk May. Tapi, Ares juga khawatir dengan May yang selalu berada didekat Mike. Ares tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada May, seperti yang dialami Sin dulu."Kau tidak perlu khawatir, Ares." Michael mengusap lembut bahu Ares."Semua pasti akan baik-baik saja," tambahnya."Aku tahu," lirih Ares."Lebih baik kita menemui Tan sekarang, sebelum semuanya menjadi lebih rumit," ajak Michael dan Ares mengangguk.Ares dan Michael kembali ke apartemen May untuk bertemu Tan

  • ANGEL, GHOST, and ME   KESALAHAN

    "May, apa yang kau pikirkan? Kau tega membuka jati diri Ares yang sebenarnya," ujar Tan, dia tidak mengerti apa yang ada dipikiran May."Aku tidak tahu, bahkan aku tidak merasa mengatakan siapa jati diri Ares yang sesungguhnya," kata May.May benar, dia seperti kehilangan ingatannya. Dia tidak ingat apapun yang dia katakan pada Mike."Kau tidak ingat? Bahkan kau mengatakan bahwa kau hanya kasihan dengan Ares dan menampung dia di sini," jelas Tan."Aku mengatakan itu?" tanya May bingung."Ada apa denganmu, May? Kau tidak ingat semuanya atau kau hanya pura-pura tidak ingat apa yang kau katakan tadi?" Tan tidak mengerti apa yang salah dengan adiknya itu."Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi denganku, Kak. Aku tidak ingat apa-apa, aku hanya ingat kalau aku membukakan pintu untuk Mike, setelah itu aku tidak ingat apa-apa," jelas May, dia tampak bingung.

  • ANGEL, GHOST, and ME   PERGI

    "Apa kau merindukanku?"Kalimat itu terus berputar di kepala May. Saat ini, dia sudah bersama Ares dan Tan lagi."May, apa ada sesuatu? Kau sedari tadi diam saja, jangan membuat kakak khawatir," tanya Tan khawatir."Aku tadi tidak sengaja bertemu dengan seseorang," jawab May lirih."Siapa? Apa dia orang jahat?" tanya Ares ikut khawatir."Tidak, aku bertemu Mike," jawab May."Mike? Mantan kamu?" tanya Tan memastikan."Iya, Kak. Aku tidak sengaja bertemu dengannya di jalan," jawab May."Mantan? May pernah mencintainya?" Ares bingung."Iya, May sangat mencintainya," jawab Tan."Lalu, kenapa mereka berpisah?" tanya Ares."Mike dijodohkan, dia juga tidak memperjuangkan hubungannya dengan May," jawab Tan sedikit kesal."Oh begitu, apa kau ma

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status