Share

Susah Tidur

Author: Wonder Icy
last update Last Updated: 2025-06-22 20:42:41

Sejak keluar dari rumah ayahnya, Adra memperhatikan Eca yang banyak diam dan seperti gelisah. Eca bolak balik membuka sosial media lalu menutupnya, berpindah ke sosial media yang lain lalu kembali menutupnya.

Adra hanya melirik tanpa menanyainya, dia mencoba fokus menyetir.

“Awas!” teriak Eca.

Spontan Adra menginjak rem dan membuat mereka berdua tertegun dengan karena ada sebuah motor yang baru saja menyelip mereka lewat jalur kiri.

“Sialan!” umpat Eca nyaring.

Adra yang masih terkejut karena hampir menabrak itu, kembali terkejut karena istrinya tiba-tiba mengumpat penuh amarah.

“Gila ya! Kenapa nyelip lewat jalur kiri! Mana nempel banget motornya!” celoteh Eca masih dengan amarahnya.

“Dia buru-buru mungkin,” ujar Adra lembut.

“Seharusnya kalau buru-buru itu tetap berhati-hati. Kan kasihan orang rumah menunggu kedatangannya, kalau dia meninggal bagaimana? Bukannya malah sedih?”

“Eiitsss kenapa jadi mendoakan orang meninggal sih?” ucap Adra.

“Iya itu dia ceroboh!” Eca masih mengomel.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ANOTHER TOXIC STORY   Bagi Waktu

    Jika boleh jujur, Eca sangat penasaran dengan ruangan pribadi suaminya itu. Ia bahkan bertanya kepada bi Ita. Namun asisten rumah tangganya itu tidak dapat memberikan jawaban yang jelas, Bi Ita hanya menyebutkan kalau itu adalah ruangan kesukaan Adra sejak lama, seperti tempat bertapa, kata Bi Ita. Karena setiap kali keluar dari kamar itu, Adra terlihat menjadi lebih bersemangat.Tidak memerlukan waktu yang lama, Adra segera turun untuk sarapan setelah selesai mandi. Ramput yang masih berantakan, membuat anggota dewan itu terlihat seperti kekanakan.“Kamu enggak pakai pengering rambut?” tanya Eca. Ia memakan makanannya seraya menatap suaminya dari ujung kaki hingga ujung kepala.“Kurasa itu rusak. Aku baru memesannya secara online, nanti siang akan datang.” Ujar Adra sambil menikmati sarapannya.Eca sedikit mengendus kepala Adra, rambut pria itu wangi. Dia hanya memastikan kalau suaminya itu benar-benar mengenakan shampo yang benar.“Oiya, hari ini aku sudah mulai masuk kerja jadi eng

  • ANOTHER TOXIC STORY   Sedikit Tentang Adra

    Di kamar pribadinya. Adra rupanya tertidur di atas kertas coretan di atas meja kerjanya.Sepulang dari rumah ayah, ia langsung menuju kamar pribadinya dan menuliskan semua hal penting yang ia tampung di kepalanya hari itu. Mulai dari rangkuman hasil dari perjalanan dinas yang ia lakukan, pertemuannya dengan para petinggi perusahaan rekanan, hingga pertemuannya dengan keluarga besar.Adra memetakan mana hal yang harus ia prioritaskan untuk dilakukan terlebih dulu.Bulan depan, pembangunan gedung kerja perusahaan PT. Bama Chorcoal. Ia sudah memiliki rekan yang mengurusnya, dia hanya perlu melakukan pemantauan, pengawasan dan sesekali berkunjung untuk melihat progres pembangunan.Poin-poin hasil dari study banding dengan pemimpin daerah di kota Jeju, ia tulis dengan rinci. Sebagian ia ketik di ponsel untuk selanjutnya ia kirim ke grup percakapan yang berisi rekan anggota dewan lainnya. Untuk hal pekerjaan, dia meminta tolong rekan lainnya untuk menentukan prioritas pekerjaan yang harus m

  • ANOTHER TOXIC STORY   Susah Tidur

    Sejak keluar dari rumah ayahnya, Adra memperhatikan Eca yang banyak diam dan seperti gelisah. Eca bolak balik membuka sosial media lalu menutupnya, berpindah ke sosial media yang lain lalu kembali menutupnya.Adra hanya melirik tanpa menanyainya, dia mencoba fokus menyetir.“Awas!” teriak Eca.Spontan Adra menginjak rem dan membuat mereka berdua tertegun dengan karena ada sebuah motor yang baru saja menyelip mereka lewat jalur kiri.“Sialan!” umpat Eca nyaring.Adra yang masih terkejut karena hampir menabrak itu, kembali terkejut karena istrinya tiba-tiba mengumpat penuh amarah.“Gila ya! Kenapa nyelip lewat jalur kiri! Mana nempel banget motornya!” celoteh Eca masih dengan amarahnya.“Dia buru-buru mungkin,” ujar Adra lembut.“Seharusnya kalau buru-buru itu tetap berhati-hati. Kan kasihan orang rumah menunggu kedatangannya, kalau dia meninggal bagaimana? Bukannya malah sedih?”“Eiitsss kenapa jadi mendoakan orang meninggal sih?” ucap Adra.“Iya itu dia ceroboh!” Eca masih mengomel.

  • ANOTHER TOXIC STORY   Usaha Warisan Ibu

    Nadia Listina Lindra Budhitama, ibu Adra Budhitama yang telah meninggal sejak Adra masih kuliah. Bu Nadia meninggal dikarenakan sakit komplikasi yang di deritanya.Sejak itu, Adra hanya tinggal bersama ayahnya, pak Lindra Budhitama dengan dibantu diasuh oleh Mbok Ini, asisten rumah tangga yang telah mengasuh Adra sejak bayi.Pak Lindra tidak menikah hingga beliau memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur, tiga tahun lalu.Semasa hidupnya, Bu Nadia banyak disibukkan dengan kegiatan sebagai istri seorang pejabat, karena pak Lindra juga merupakan anggota dewan kota sebelumnya. Bu Nadia juga disibukkan dengan dua bisnisnya, yaitu butik dan toko kue yang merupakan warisan dari kedua orangtuanya.Bu Nadia merupakan anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara, dia juga merupakan anak tengah yang orang-orang bilang, dia merupakan anak kesayangan dari sang ayah sehingga mendapat warisan dua bisnis.Sementara kakak tertuanya, adalah seorang prajurit Tentara yang mendapat wa

  • ANOTHER TOXIC STORY   Percakapan Keluarga

    “Memang bawaan seorang ibu rumah tangga ini enggak bisa ditahan-tahan, selalu mau ikut sibuk di dapur,” ujar tante Sarah. Dia mengenakan celana kain dan kaos panjang, sangat simpel.Eca tertawa kecil, dia mengamati penampilan tante Sarah dari ujung kaki ke ujung kepala. Walau tantenya itu sempat menyebutkan dirinya sebagai ibu rumah tangga, namun dia segera mengerti kalau tante sarah bukan hanya ibu rumah tangga biasa.“Adra masih ada pertemuan? Ah dia ini sangat sibuk padahal usianya masih sangat muda,” ujar tante Sarah. “Tolong beritahu Adra, jangan sampai terlalu sibuk bekerja sampai lupa menjaga kesehatan. Terlebih dia juga harus diet gula dan garam. Dia harus ingat kalau dia beresiko menurunkan penyakit dari ayahnya.”Eca mengangguk. Dia segera paham kalau para tantenya ini sangat menyayangi kakak laki-laki mereka, mereka juga menyayangi Adra.“Rachel sama Milen, enggak ikut datang?” tanya Eca. Dia baru saja mengingat nama sepupunya yang merupakan anak dari masing-masing tantenya

  • ANOTHER TOXIC STORY   Pertemuan Keluarga

    Di kediaman pak Lindra Budhitama. Eca sudah tiba sesuai dengan jadwal yang diberitahukan Adra padanya. Dia juga merias diri dengan sederhana, dengan penampilannya yang semi formal.Kemeja berwarna khaki muda dengan ikat pinggang sebagai aksesoris, celana kain hitam model highweist membuatnya terlihat jenjang dengan rambut yang ia ikat sekenanya.Ia disambut oleh Bu Rindu yang malam itu mengenakan gaun berlengan pendek. Seperti biasa, ibu Tiri dari suaminya itu selalu tampil menawan dengan rambutnya yang digerai. Walau setelah diamati oleh Eca, wanita itu nampak tanpa riasan, Eca mengakui kalau kulitnya memang sangat sehat.Eca hanya berpikir dalam hatinya sendiri, menduga berapa kiranya uang yang dihabiskan untuk melakukan perawatan kulit.“Ibu, Maaf. Saya salah kostum ya?” ujar Eca seraya sedikit menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh bu Rindu yang tinggi proporsional.“Ah enggak ada aturan pakaian, Anak. Ini cuma makan malam biasa,” ucap Bu Rindu dengan senyum ramahnya.Seorang wanita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status