Home / Romansa / ANOTHER TOXIC STORY / Tolong Menolong

Share

Tolong Menolong

Author: Wonder Icy
last update Huling Na-update: 2025-06-27 20:47:42

Eca mengirimkan file bukti pelunasan ke email admin kafe milik Felix, ia juga mengirim berkas fisiknya ke alamat kafe tersebut. Memberikan bukti kalau ia telah menyelsaikan ‘kewajiban’ yang dituntut padanya. Dia juga melampirkan bukti pembayaran air dan listrik selama setahun penuh dan sebuah surat yang mengatakan kalau dia sudah tidak algi terlibat dalam masalah apapun lagi dengan kafe tersebut.

Eca menghela napas lega setelah melakukan semuanya. Setidaknya, dia sudah tidak ada hutang yang terkait dengan mantan kekasihnya itu.

Eca masih disibukkan dengan beberapa pekerjaan saat Adra sudah memarkirkan mobil di halaman bawah, menjemputnya untuk pulang bersama. Adra tidak menelepon, hanya mengirim pesan saat ia hendak menuju kantor Eca. Ia memberi jeda waktu kepada istrinya untuk membereskan pekerjaannya terlebihdulu.

Ponsel Eca masih menampakkan tampilan sosial media mantan kekasihnya, Felix. Dia hendak memblokir, namun masih ada keraguan.

Ratn

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • ANOTHER TOXIC STORY   Pusara Ibu

    Tepat pukul tiga siang, Eca selesai meeting bersama dengan beberapa calon konsumen, juga bersama bosnya.Eca sudah memberikan info kepada rekan timnya untuk dapat menemui selesai meeting untuk keperluan tanda tangan, karena ia akan kembali pergi untuk urusan.Ratna membawa banyak berkas, begitupun Gilang yang juga telah menyampaikan beberapa hal penting di email, namun Eca belum membukanya.Eca hendak berbicara banyak dengan pak Harley, bosnya. Namun dia belum memiliki waktu untuk itu. Dia hanya sedikit memberitahukan kepada bosnya itu, kalau dia telah mempertimbangkan kalimat dari percakapan mereka kemarin, mengenai Eca yang mulai sulit membagi waktu sebagai seorang istri pejabat.“Pak, maaf banget saya tidak bisa full bekerja untuk hari ini dan mungkin untuk beberapa waktu ke depan. Saya akan ajukan cuti untuk hari ini, Pak.” Eca sempat berbincang kembali dengan bosnya saat mereka berada di lift yang sama.“Saya paham. Tapi sepe

  • ANOTHER TOXIC STORY   Hanya 2 jam

    Adra benar-benar mengantar Eca ke kantor. Walau istrinya itu telah menolaknya, namun ia tetap kekeuh dengan alasan malas bolak balik jika nanti harus kembali menjemputnya ketika hendak mengunjungi makam ibu.“Aku bilang suamiku sakit, masa kamu antar sampai ke dalam?” keluh Eca. Dia tidak memiliki alasan lagi setelah ini.“Bilang saja diantar supir.”“Tapi kamu masuk menemui pak Harley? Ya kan sama saja? Orang sakit mana yang bisa menemani istrinya meeting?” oceh Eca, masih enggan untuk dari mobil. “Mending kamu ke kantor saja ya. Kamu selesaikan pekerjaanmu dulu, nanti aku yang ke kantormu untuk lanjut ziarah. Oke?”Adra menghela napas panjang. Dia membutuhkan waktu lebihd ari enam puluh detik untuk berpikir sebelum akhirnya menyetujui perkataan istrinya, setelah perempuan itu menatapnya dengan melas.“Oke, jam tiga sudah sampai kantorku.”“Adra!” suara Eca meninggi.Adra tidak menghiraukan istrinya, “Sudah sana turun. Aku tunggu dua jam lagi.” Sama sekali tidak menatap Eca, Adra mem

  • ANOTHER TOXIC STORY   Fokus dengan Suami

    Tik tik tik tik.Detik jam terdengar samar beriringan dengan suara hujan yang turun dengan hembusan angin lembut menyapa dedaunan.Di sebuah kamar yang hangat dengan cahaya temaram, sepasang suami istri masih tidur dengan nyenyak tanpa menghiraukan jam yang sudah jauh lewat dari jadwal masuk kerja.Sang suami, Adra, sempat terbangun karena merasakan keram hebat di bagian lengannya. Rupanya, sang istri masih tertidur nyenyak dengan berbantal lengan kiri pria itu.Agak meringis sakit, namun diaa tidak dapat membangunkan Eca yang masih larut dalam mimpi indahnya.Ia pandangi wajah perempuan itu dari jarak yang sangat dekat. Ini bukan pertama kalinya, namun masih menjadi hal yang menarik untuk terus dilakukan.Ia menyingkirkan helai rambut yang terurai di wajah perempuan itu. Disentuh pelan pipi dan hidung mungil perempuan yang kini menjadi istrinya. Jika boleh jujur, Adra masih belum sepenuhnya bisa menerima kalau dia benar-benar telah menikahi perempuan yang sama sekali tidak ia kenal s

  • ANOTHER TOXIC STORY   Lanjut Berbincang

    Terlalu banyak hal yang membuat Eca Kembali tertawa saat mengenang masa kecilnya. Eca juga pernah beberapa kali jatuh dari pohon kopi, lalu tertidur di bawah pohon manggis yang rimbun dan sejuk.Yang paling menyakitkan adalah, Eca pernah ditendang oleh sapi peliharaan sang ayah tepat di bagian dada. Saat itu Eca bahkan sempat jeda untuk bernapas karena tendangan sapi itu sangat kuat dan mengejutkan.Kisah kisah itu membuat Adra tertawa geli saat mendengarnya. Beberapa kalimat telah disiapkan Adra untuk menjadikannya nama panggilan untuk sang istri, diantaranya bocil sipaling pernah, dan Cow Kick.“Kenapa masa kecilmu sangat beragam kisah? Jangana bilang kalau kamu pernah memasak anak burung yang bahkan baru menetas,” ujar Adra dengan tawa gelinya.“Pernah. Bahkan aku sendiri yang menyembelihnya,” sahut Eca dengan santainya. Ia lalu memakan camilannya, tanpa menghiraukan eskpresi kaget sang suami.“heh kamu bercanda, ‘kan?” ujar Adra lagi. Dia sudah beberapa kali mengangkat alisnya.Eca

  • ANOTHER TOXIC STORY   Masa Kecil Eca

    Hampir setiap siang menuju sore, Eca bersama dengan kakak perempuannya pergi ke sungai untuk bermain air dan mandi. Tak jarang mereka dititipin cucian oleh ibunya, hal itu agar kedua putri kecilnya tidak hanya sekedar bermain namun juga membantu pekerjaan rumah. Suatu hari, saat Eca dan kakak perempuannya sedang asyik bermain air, mereka melupakan keranjang pakaian yang mereka letakkan di tepi sungai. Bahkan mereka juga melupakan hingga mereka pulang saat senja. Setibanya mereka di rumah, mereka kembali berebut kamar mandi untuk membilas tubuh mereka dari air sungai. Ibu mengikuti kedua anaknya yang berlarian, mengkhawatirkan keadaan mereka karena lantai yang licin. “Pelan-pelan!” teriak ibu dari pintu depan yang terdengar hingga pintu belakang. Eca dan kakak perempuannya hanya tertawa nyaring, sesekali berteriak karena takut akan dimarahi ibu. Ibu yang semula hanya mengkhawatirkan keadaan kedua putrinya, mimik wajahnya berubah menjadi bingung sekaligus marah. “Bajunya mana?” ta

  • ANOTHER TOXIC STORY   Bincang Malam

    “Mas Adra mau makan juga? Bi Ita ada bikin sup makaroni, mau? Atau mau mie kuah pakai telur saja?” Bi Ita menyambut tuan mudanya yang baru saja turun dari kamarnya.“Sup saja, Bi. Sama wedang uwuh, ada?” Adra mengambil posisi, ia duduk di seberang istrinya yang sedang menikmati makanannya.“Kebetulan wedang uwuhnya habis yang instant, Mas. Kalau jahe saja mau?” asisten rumah tangga yang sudah sangat mengenal selera tuan mudanya.“Boleh,” ujar Adra. Dia masih memperhatikan Eca yang makan tanpa menawarinya sedikitpun. Eca bahkan beberapa kali sengaja menghindari tatapan Adra.“Nes, kamu masih mau dengar jawabanku dari pertanyaanmu tadi?” bisik Adra. Eca hanya meliriknya sebentar, lalu kembali lanjut makan.“Aku pertama melakukannya denganmu.”Sial.Eca spontan tersedak hingga batuk tak karuan.Uhuk uhuk uhuk!Kuah panas membuatnya semakin tak nyaman hingga membuat wajahnya merah karena tersedak yang tak kunjung berhenti.Bi Ita segera memberikan segelas air putih pada nonanya itu, seme

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status