Share

Bab 21

Pertemuan hari ini menyisakkan haru. Meskipun Hanum masih bungkam dan tetap dengan pendirian pertamanya yang menolak ajakanku untuk rujuk. Namun, setidaknya rasa rindu ini sedikit terobati. Meskipun aku hanya sesekali bisa berinteraksi dengan Mahe dan Daffa. Namun bisa melihat mereka bermain riang dengan Ibu dan Hanum di teras rumah megah Bu Pramesti, ada yang terasa hangat di dalam sini.

Menjelang sore, kami berpamitan pulang. Aku melirik Hanum yang berdiri di samping Rega. Lelaki yang seharian ini seolah menjadi satpam yang tak henti mengawasi kami.

“Mahe, Daffa … Papa pulang dulu, ya ….” Aku mencium pipi mereka satu per satu. Hal yang jarang sekali kulakukan ketika kami masih tinggal seatap dulu.

“Papapapapa ….” Kedua anakku yang tengah duduk di atas karpet dan memainkan mainannya mengoceh. Tawanya sesekali berderai ketika Ibu yang masih anteng duduk dengan mereka menggodanya.

“Bu, ayo … sudah sore.” Aku menatap Ibu. Perempuan itu tampak enggan dan menoleh ke arahku.

“Sebentar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fiya Yulia
Ehh masih idup si sedal Meli ............,bukanya wktu Risna bilang kritis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status