"Eh Nay, itu Gempa lagi gadoin cewek,". Teriak Andin heboh. Seheboh orang yang baru saja mendapatkan uang kaget dari Gtv.
"Godain bego. Lo euhhhhh bikin gemes deh,". Ralat Vanta gemas sendiri.
"Yaa itulah pokonya,". Jawab Andin watados.
Anaya hanya menatap Gempa datar, dia percaya bahwa Gempa gak mungkin menggoda cewek lain. Apalagi dia adalah Siska. Lebih tidak mungkin lagi.
Merasa diperhatikan, Gempa pun melihat sekelilinya dan mata Gempa tertuju pada sekelompok gadis yang sedang duduk di depan kelas.
Anaya tersenyum kearah Gempa. "Beuhhhh manis banget senyum istri gue,". Ucap Gempa sambil memegang dadanya terpana oleh senyum manis Anaya.
"Iya tau, gue emang manis kok,". Jawab Siska centil.
Gempa menatap Siska aneh. "Pede lu. Orang gue bilang istri gue yang manis, bukan lo." Sinis Gempa.
"Istri? Emang lo udah nikah? Kapan? Sama siapa? Dimana? Kok gue gak tau sih?" Tanya Siska bertubi tubi.
"Gak penting juga lo tau, yan
Hari ini adalah hari sabtu. Waktunya Anaya dan gempa bersatai dan bermalas malasan. "Nanay peluk,". Rengek Gempa seperti anak kecil."Ini udah siang Gempa, apa lo gak cape tiduran terus dari tadi,". Ucap Anaya. Jujur saja badannya sudah sangat pegal karena Gempa terus saja minta di temanin tidur."Aaaa gak mau, gue mau di peluk... Nanay ayo peluk gue iiiihhhh..." Rengek Gempa mulai kesal."Gak! Gue gak mau. Gue mau mandi terus ke rumah bunda." Jawab Anaya lalu beranjak dari tidurnya."Huaaaaaaaaa... Nanay jahat! Lo gak sayang gue, huaaaaaaa Lo jahat..." Teriak Gempa sangat kencang."Astaga, mimpi apa gue bisa punya sumi kaya lo Gem. Gem. Diluar aja sok sangar tapi dalem nya pingky." Ucap Anaya kesal. Dan langsung memeluk tubuh Gempa agar dia tidak lagi berteriak."Lo jahat. Lo gak sayang gue. Lo jahat." Isak Gempa dalam pelukan Anaya."Lo bilang gitu lagi gue tinggal ya, Gem. Gak baik bilang istri sendiri jahat." Ancam Anaya sambil te
Anaya dan Gempa baru saja sampai di kantor ayahnya Gempa. "Nanti harus senyum yaa, gak boleh cemberut kaya gini,". Ucap Anaya lembut.Gempa tidak menjawab dia segera keluar dan membukakan pintu untuk Anaya. Semua pasang mata langsung tertuju pada mereka. Lebih tepatnya pada Gempa, wajar saja karena Gempa terlihat sangat tampan dan gagah, tak seperti murid SMA.Gempa menggandeng tangan Anaya menuju ruangannya. "Gempa senyum gak boleh gitu,". Bisik Anaya karena Gempa memasang wajah datar plus dinginnya.Gempa tidak menjawab dia terus berjalan menuju ruangannya tanpa memperhatikan para karyawan wanita yang memandang nya dengan tatapan kagum."Pak Gempa?" Tanya seorang wanita dengan penampilan yang sangat seksi. Memakai baju ketat dan rok yang sangat mini.Gempa melirik wanita itu sekilas lalu beralih menatap wajah Anaya. "Ayo masuk,". Ajak nya pada Anaya."Gempa gak sopan." Bisik Anaya."Iya, ini Gempa, kamu siapa yaa?" Tanya Anaya ramah
BrakPintu kelas dua belas MIPA satu terbuka dengan kasar. Kebetulan guru guru sedang rapat, jadi semua siswa di bebaskan untuk keluar dan jajan. Asalkan tidak pulang.Dengan gaya sok cool dan sok gantengnya Gempa berjalan memasuki kelas dengan kedua tangan yang di masukan kedalam saku celananya."Gue tunggu di parkiran,". Ucap Gempa datar.Anaya yang heran dengan sikap Gempa pun menatap nya dengan dahi berkerut. "Lo marah sama gue?" Tanya Anaya lembut."Gak," Bawab Gempa sangat singkat dan datar. "Gue tunggu di parkiran kalo dalam waktu lima menit lo gak datang, gue tinggal." Lanjutnya sebelum pergi meninggalkan kelas dengan Anaya yang mengerutakan dahinya heran.Tak hanya Anaya, keempat temannya pun heran dengan sikap Gempa yang sangat dingin dan datar pada Anaya."Kalian lagi marahan?" Tanya Nada penasaran.Anaya menggelengkaan kepalanya pertanda tidak. "Enggak kok, kita baik baik aja,". Jawab Anaya masih menatap punggung Ge
Gempa dan Anaya baru saja sampai di apartemen nya. "Nanay gue laper,". Ucap Gempa dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa."Mau makan apa?" Tanya Anaya sambil berjalan untuk menyimpan tasnya dan Gempa kedalam kamar."Mau susu,". Jawab Gempa dengan mata terpejam.Anaya berjalan menuju dapur untuk membuatkan suami bayinya itu susu. "Tinggal rasa coklat, gakpapa kan?" Tanya Anaya berteriak."Mau yang stroberi,". Balas Gempa.Anaya tidak menghiraukan ucapan Gempa, dia tetap membuatkan susu coklat untuk Gempa, yang tersisa saja tinggal rasa itu, mau gimana lagi.Anaya berjalan menuju sofa dengan segelas susu di tangannya. "Nih,". Ucap Anaya menyodorkan gelas berisi susu coklat itu pada Gempa."Nanay... Ini susu coklat bukan stroberi." Kesal Gempa.Anaya masih acuh dan tidak memperdulikan Gempa. Dia malah asik menonton acara televisi di hadapannya."Gue gak mau." Ucap Gempa sambil menyimpan susu itu di atas meja dengan w
"Nanay gue gak mau ikut camping lah, males." Ucap Gempa saat Anaya sedang memasukan peralatan camping miliknya kedalam tas.Anaya masih acuh dan tidak merespon ucapan Gempa sama sekali. "Nanay ihhh... Gue gak mau ikut camping kalo gak seregu sama lo." Teriak Gempa kesal sendiri karena Anaya sama sekali tidak merespon ucapannya."Gak usah kaya anak kecil deh Gem. Ini acara sekolah bukan acara kita berdua." Bentak Anaya."Lo bisa seregu sama si Dito kenapa gue nggak,". Ucap Gempa tak mau kalah."Yaa gue gak tau, lo sendiri kan udah tau semuanya lo juga ikut rapat tadi sore," . Balas Anaya kesal sendiri dengan sifat childish suaminya itu."Nye nye nye bilang aja lo mau selingkuh sama si Dito,". Tuduh Gempa sambil memukul mukul bantal love nya. Entah memiliki dosa apa sehingga bantal love yang lucu itu selalu menjadi sasaran kemarahan Gempa."Kesel tau gak, kesell..." Teriak Gempa kesal sendiri.Anaya berjalan menghampiri Gempa yang sedang duduk di atas tempat t
Bagian 1Semua siswa siswi kelas dua belas sedang berkumpul di lapangan untuk persiapan dan pengarahan acara camping.Anaya sedang sibuk mengabsen takut ada siswa atau siswi yang tidak hadir. "Loh Amir mana?" Tanya Anaya pada teman sekelas Amir."Gak tau, tadi pagi sih ada,". Jawabnya.Anaya langsung mengabsen inti WARRIOR terlebih dahulu untuk memastikan hanya Amir yang tidak ada disana atau bahkan semuanya tidak ada termasuk suami bayinya itu. "Dimas?" Panggil Anaya."Gak ada Nay, semua gang nya Gempa gak ada di sini,". Balas salah satu teman sekelasnya Gempa.Sudah Anaya duga, mereka itu seperti satu paket. Jika satu orang tidak ada maka sudah bisa di pastikan yang enam juga tidak ada.Anaya berjalan menghampiri Dito yang sedang memberi arahan kepada anggota OSIS. "Dit, tolong absenin anak anak dulu dong, gue kebelet,". Ucap Anaya berbohong."Emm oke, Siska tolong lo lanjutin absen anak anak,". Perintah Dito
"Nay, Nay bangun udah sampe". Ucap Gempa sambil menepuk nepuk pipi Anaya pelan."Nay, sayang, bangun". Ucapnya lagi karena Anaya masih tetap nyaman dengan posisinya."Hmmm,". Gumam Anaya yang sedikit terusik."Bangun udah sampe,". Ucap Gempa.Anaya langsung membuka matanya terkejut. "Hah, Udah sampe?" Tanya Anaya tak percaya. Dia melihat keluar jendela untuk memastikan jika mereka benar benar sudah sampai atau tidak."Udah yu turun, barang barang lo udah di bawa sama Amir,". Ajak Gempa yang langsung beranjak dari duduknya.Mereka berduapun turun dari bis. "Kalo pasutri mh beda yaa bro, yang lain udah bangu
Setelah solat isya anak anak peserta camping sudah berada di lapangan untuk melakukan perjalanan malam."Kok gak pake jaket?" Tanya Anaya pada Gempa."Males,". Jawab Gempa santai. Anaya hanya menganggukan kepalanya."Pemberangkatan pertama itu Dito, Anaya, Nada dan Galang". Ucap Ambra di depan sana."Disusul dengan pemberangkatan kedua Amir, Jeno, Mawar, dan Nadia". Lanjutnya."Yes, gue sama Amir,". Heboh Nadia. Vanta melirik Nadia dengan tatapan sinisnya."Dilanjut dengan pemberangkatan ketiga yaitu Gaga, Niko, Andin, dan Ameral". Lanjut Ambra."Dan pemberangkatan kelima itu Gempa, Dimas, Siska dan Vanta". Ucap Ambra yang membuat Anaya dan Gempa terkejut."What. Lo sama Siska." Kesal Anaya.Gempa juga kaget tapi dia berusaha untuk tetap cool. "Lo juga sama Dito," jawab Gempa acuh."Gempa nanti jagain gue yaaa,". Ucap Siska yang langsung merangkul tangan Gempa manja."Pasti dong,"