Share

Bab 5

"Iya, kalau tidak ada orang itu, dari tadi kita pasti sudah berhasil menculik Siska!" jawab pria satunya lagi.

"Sudah, kita tunggu saja. Sebentar lagi orang itu pasti akan pergi. Setelah itu, kita culik Siska dan bawa dia pada bos besar!" tegas si pemimpin.

Sebagai tanggapan, pria satunya hanya menganggukan kepala.

Beberapa detik kemudian setelah melihat ke pemilik mobil, pria itu menyadari sesuatu. “Ngomong-ngomong, bos. Gadis yang mendekati Siska ternyata cantik juga ya. Kelihatannya dia orang yang sangat kaya.”

“Maksudmu?” tanya si pemimpin.

"Coba lihat bos, mobil yang dikendarai gadis itu sangat mewah! Itu mobil Bentley Bacalar! Mobil itu seharga dua juta dolar dan hanya ada 12 unit saja di dunia ini!" Temanya menjelaskan sambil menunjuk mobil Jessica.

Mendengarnya, pria itu terkejut lalu melihat kembali ke arah mobil Jessica.

Segera setelahnya, pria itu berkata,"Kau benar! Tampaknya gadis itu sangat kaya!"

Di tempat lain, Jessica tampak sedang berbincang-bincang dengan gadis cantik itu sedari tadi.

"Apa kamu tidak takut jalan ke sini sendirian?" tanya Jessica.

"Eee ... Takut sih kak. Cuman mau bagaimana lagi," jawab gadis itu dengan sopan.

"Ya, sudah. Biar kakak antar kamu ke rumah temanmu itu, bagaimana?"

Karena merasa khawatir, Jessica memutuskan untuk mengantar gadis ini.

"Gak usah kak. Aku jalan kaki saja. Aku gak mau ngerepotin kakak," jawab gadis itu malu-malu.

"Kamu tenang aja, ayo naik!"

"T-Tidak usah kak. Aku tidak apa-apa, kok."

"Sudah cepat masuk, gak usah malu-malu." Jessica kemudian keluar dari mobilnya dan sedikit memaksa gadis itu dengan menarik lengannya agar segera masuk ke dalam mobil.

Dengan merasa sedikit ketakutan, gadis itu akhirnya masuk ke dalam mobil Jessica melalui pintu depan sebelah kiri dan duduk di samping Jessica.

"Kakak bener mau mengantar aku? Kakak tidak akan macam-macam, kan?" tanya gadis dengan nada cemas. Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Jantungnya berdebar-debar kencang.

Mendengar perkataan gadis itu, Jessica tertawa sebelum kemudian menjawab, "Kamu ini bicara apa sih, dek? Aku benar mau ngantar kamu? Kamu gak percaya?"

"T-Tidak! Aku ... aku percaya kok sama kakak. Maksudku ... Aku cuma takut kalau akhirnya kakak malah menculikku," jawab gadis itu sambil menundukan kepala.

Mendengarnya lagi, Jessica tertawa terbahak-bahak, “HaHaHa. Kamu ini ada-ada aja. Emang wajahku terlihat seperti penculik?” tanya Jessica bercanda.

Gadis itu terdiam. Dia terus menundukan kepala merasa malu. Wajahnya memerah.

Melihat tidak ada respon dari gadis itu, Jessica mencoba meyakinkan, "Kamu gak usah khawatir, aku bukan penculik, kok. Kamu percaya padaku!" ungkap Jessica dengan nada serius, mencoba meyakinkan.

Melihat jawaban serius dari orang asing di sampingnya, gadis itu akhirnya merasa lega dan tidak ketakutan lagi. Ia kemudian menatap Jessica lalu menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

Segera setelahnya, Jessica memarkirkan mobil, berbalik arah, kemudian kembali ke kaki gunung untuk mengantar gadis cantik itu.

Di sisi lain, dua pria bertudung yang sedang mengintai mereka merasa kesal.

"Sial! Gadis itu malah membawa Siska!" raung si pemimpin.

"Ayo, bos! Kita ikuti saja mereka!" kata temanya yang sudah berdiri dan bersiap untuk mengejar.

"Jangan!"

"Loh? Kenapa bos? Siska sudah di depan!"

"Heh! Pikir dong! Orang yang sedang bersama Siska itu orang kaya! Kelihatannya keluarga gadis itu sangat berpengaruh. Kalau kita sampai mengganggunya, nasib kita akan seperti apa di masa depan?"

Pria satunya yang sudah berdiri itu seketika tertegun. "Iya juga, ya. Terus kita harus bagaimana, bos? Kalau sampai bos besar tahu kita tidak berhasil membawa Siska, dia pasti akan marah besar!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status