Share

Murkanya Marco

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-10-12 10:00:05

HongKong dipilih oleh Prams untuk dijadikan tempat tinggal selamanya.

Setelah kekacauan yang ia lakukan di tanah kelahiran sendiri, ia memutuskan untuk tidak lagi menginjakkan kaki di negaranya.

Sampai detik ini Prams masih dihantui rasa bersalah pada Bibi dan kakaknya.

Di tengah ruangan sunyi. Hanya botol-botol minuman yang berjejer rapih di atas meja ... menjadi teman setia.

Prams sedang duduk termenung memikirkan sang Bibi yang sudah tiada. Ia baru saja mendapatkan informasi dari di Indonesia, kalau pemakaman Yuliana berjalan lancar.

"Maaf ... aku tidak bisa datang Bi," ucap Prams lirih. "Semoga Bibi tenang di sana. Di tempat tinggal barumu."

Menghela napas panjang, ia menutup laptop di depannya kemudian meraih ponsel dan menghubungi seseorang.

Namun, belum sempat berbicara pada orang di ujung sambungan, ia dikejutkan dengan kedatangan sang ayah yang tiba-tiba masuk ke ruang rahasia itu tanpa mengetuk pintu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dita SY
Lanjut Kak...
goodnovel comment avatar
Mar Ani
bagus cerita nya, berlanjut apa ga sih cerita nya apa sampe di bab ini aja ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Scandal

    "Maksud Papa, Dirga terlibat dalam kasus bunuh diri itu?" tanya Barta. Matanya tak beralih dari sang Istri yang terdiam mematung di depannya.Wajah Sisca terlihat syok berat. Sama seperti dirinya saat mendengar kabar kematian seorang wanita dan Dirga ada di sana. Sedang apa?Selama ini Dirga dikenal tidak pernah ikut campur ke dalam masalah orang lain. Lebih menjaga aman, tetapi sekarang ... apa yang membuat Dokter Kandungan itu masuk ke dalam masalah besar? Berbagai spekulasi memenuhi isi kepala Barta, tetapi dengan cepat ia mengenyampingkan semua itu. Mencoba berpikir positif."Sebenarnya Papa juga belum bisa menjelaskan secara detail, karena yang tahu hanya Dirga. Tapi Papa belum bisa menghubungi nomor hapenya," jawab Bramanto. "Harusnya Dirga sudah datang ke kantor Polisi untuk memberikan keterangan, karena dia salah satu saksi di Tempat Kejadian Perkara."Barta menghela napas panjang, "Jadi aku harus apa Pa?" tanyanya dengan suara melemah. "Tolong kamu ke rumah Dirga dan kataka

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Sikapnya Berubah

    Saat Sisca kembali berbicara di dalam telepon, Febby dikejutkan oleh kedatangan anak pertamanya yang tiba-tiba berada di samping dan memegang lengan. "Sisca, sudah dulu ya." Dengan cepat ia meletakkan ponsel ke atas meja setelah mengakhiri telepon dengan sepupunya itu. "Mommy, aku udah mandi sama Daddy." Dylan menatap Febby dengan wajah ceria. "Aku udah wangi dan ganteng 'kan Mom?" Febby tersenyum, kembali menguatkan hati dan berusaha menutupi kesedihannya di depan sang anak. "Pintar anak Mommy." Ia mengusap puncak kepala Dylan dengan lembut. Matanya melirik ke samping, melihat bayangan Dirga mulai mendekat. Ia menarik napas panjang, berusaha bersikap biasa saja, tetapi sulit. "Mommy aku juga udah mandi sama Daddy." Farah turun dari gendongan sang ayah, kemudian berlari menghampiri ibunya dan memeluk manja. "Farah juga pintar. Anak-anak Mommy pintar." Kecupan lembut mendarat di

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Kabar dari Sisca

    Pagi harinya setelah semalaman Febby dan Dirga tidur di kamar anak-anak. Saat Farah terbangun, ia terkejut mendapati ayahnya tidur di samping sambil memeluk erat. "Daddy .... " Farah membulatkan kedua mata sipitnya, dan langsung mengubah posisi menjadi duduk. "Daddy ada di cini?"Tangan mungilnya mengusap-ngusap kedua mata yang masih terasa sepet. Memastikan dengan mata melebar, bahwa benar sang ayah ada di kamarnya. Perlahan Dirga membuka mata, melihat Malaikat Kecil itu sedang mencubit hidung mancungnya berkali-kali. "Daddy ada di cini? Daddy bobok cama aku?" tanya Farah dengan suara manja. Dirga mengangguk pelan sambil tersenyum manis. "Iya Sayang, Daddy bobok sama kamu dan Kak Dylan." Ia menoleh ke samping, melihat anak laki-lakinya masih tertidur lelap. Mendengar jawaban itu, Farah berdiri dan melompat-lompat kegirangan. Suara ceria gadis kecil itu mengusik tidur nyenyak Dylan.Anak laki-laki Dirga membuka mata

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Kali Ini Selamat

    Suara deringan ponsel dari dalam kamar, terus saja terdengar. Lama-lama Febby terpancing juga. Ia langsung melempar serbet yang berada di tangannya ke atas meja. "Biar aku ambilin hape kamu, Mas," kata Febby, melangkah menuju pintu dapur. Namun, langkah kaki itu langsung dihentikan oleh Dirga, dengan wajah terlihat panik. Bahkan keringat di kening sang Dokter kembali mengucur keluar. "Kenapa?" Febby menatap suaminya lekat. Dalam hati menyimpan kecurigaan besar, tetapi sekuat mungkin ia menahan keinginan untuk menghujani suaminya dengan ribuan pertanyaan.Sebelum semua bukti-bukti tentang perselingkuhan terkumpul, ia berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. "Kamu takut aku .... " Bibir Febby disentuh oleh jari telunjuk Dirga. Wanita cantik itu pun berhenti mengucapkan kata-kata.Dirga tersenyum canggung, "Takut apa Baby? Aku ... aku nggak takut apapun. Aku hanya ingin mengatakan kalau kamu boleh menerima telepon itu dan k

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Insting Seorang Istri

    Dirga hanya diam saat mendengar pertanyaan istrinya tentang Klinik.Kedua matanya bergerak ke sana-kemari dengan wajah gelisah.Di depannya, Febby menatap tanpa berkedip, membuat Dirga semakin gugup.Butiran keringat sebesar biji jagung keluar dari pori-pori kening sang Dokter. Padahal udara di dalam rumah itu cukup sejuk.Saat hati dan pikirannya sedang bergelut sengit, tiba-tiba Febby tersenyum lalu mengatakan, "Kamu bau keringat. Mandi dulu gih sana."Dirga menatap sang Istri yang tidak menunjukkan wajah curiga. Ia pun tersenyum simpul, "Um, aku mandi, tapi nanti temani aku makan ya."Kening Febby berkerut, "Kamu belum makan? Jam segini?" Matanya menatap jam dinding. "Udah malam lho Mas. Kamu ngapain aja? Sibuk banget ya di Klinik?" Lagi-lagi pertanyaan itu keluar dari mulut Febby, yang akhirnya dijawab oleh Dirga, "Iya ... tadi banyak pasien yang datang ke Klinik. Aku benar-benar sibuk hari ini, tapi aku pastikan be

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Bunuh Diri

    Saat udara malam semakin terasa dingin, Dirga memaksa Tania kembali ke dalam mobil. Namun, wanita itu terus saja menolak, hingga membuat Dirga terpaksa menggendongnya dan memasukan ke mobil yang terparkir di ujung jembatan. Di dalam mobil, Tania masih menangis tersedu-sedu sambil memanggil nama adiknya. Satu tangannya berusaha membuka pintu, tetapi dikunci oleh Dirga. "Saya ingin mencari Adik saya Dok!" teriak Tania dengan suara parau. Dirga menghela napas panjang. Menahan emosi yang ingin meledak. "Jangan nekat! Adikmu belum tentu bunuh diri. Mungkin dia sudah berada di rumah. Sebaiknya kita ke rumah Adikmu. Atau ... kalian tinggal di rumah yang sama? Di mana rumahmu?" Mesin mobil dihidupkan oleh Dokter Tampan itu. "Jelita tinggal di apartemen Dok," jawab Tania masih menangis. "Dia tinggal di apartemen Gradien." "Oke, kita ke sana." Dirga melajukan mobilnya menuju apartemen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status