Share

Bab 10: Syarat Lain

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-09 14:10:00

Setelah keheningan yang menggantung cukup lama, keduanya kembali fokus pada sarapan masing-masing. Denting sendok dan garpu sesekali terdengar, namun tidak satu pun dari mereka mencoba membuka percakapan lagi.

Sampai akhirnya, Alvano meletakkan gelasnya, lalu kembali berkata, “Oh iya, apa sudah ada info tentang produk terbaru dari Dermavia?”

Pertanyaan itu meluncur dari mulut Alvano yang tengah menyantap sarapannya dengan tenang.

Bagi orang lain, itu mungkin terdengar seperti percakapan ringan seputar pekerjaan. Namun, bagi Isvara, itu terdengar seperti pengingat tentang janji yang pernah dia ucapkan sebagai bentuk balas budi kepada pria itu.

Iya, Alvano sedang menagih janjinya, permintaan yang pria itu lontarkan setelah beberapa hari mereka menikah. Permintaan agar Isvara ‘membayar’ pernikahan mendadak itu ... dengan menjadi mata-mata kecil di perusahaan tempatnya bekerja.

Isvara menghela napas perlahan, menatap roti isi di piringnya seolah itu bisa memberinya jawaban. Lalu, dengan
Duvessa

Kita lanjut updatenya besok ya guys :)

| 42
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dian Damayanti
sampai bab ini alur ceritanya bagus dan ok2 aje...lanjutkan thooor ke bab lanjutan...semangaaat....
goodnovel comment avatar
Heldina Togatorop Dina
ok ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 177: Melepas

    Benar saja, berita itu meledak sebelum matahari benar-benar turun dari puncaknya.Nama Tara Adityawan menghiasi halaman utama hampir semua media daring hanya beberapa jam setelah instruksi Alvano diberikan. Kredibilitas Dewangga di dunia pers tak perlu diragukan. Begitu beritanya tayang, dampaknya menjalar cepat dan tak bisa dihentikan.Headline-nya tegas, dingin, dan tak bisa dibantah: [Putra Keluarga Adityawan Ditetapkan Sebagai Tersangka Percobaan Pembunuhan.]Tagar-tagar bermunculan. Wawancara lawas dikorek ulang. Bahkan aliran dana gelap yang selama ini menetes ke keluarga mereka ikut terangkat ke permukaan.Respons publik membludak, antara murka, puas, dan tidak percaya bahwa orang seperti Tara bisa menyentuh hukum.Pihak keluarga sempat mengeluarkan pernyataan bantahan. Namun seperti kata Alvano, setiap kata yang mereka ucapkan hanya memperpanjang umur berita itu.Kali ini, tidak ada yang bisa mereka beli. Tidak ada nama yang bisa menutup luka.__Sore menjelang.Suara langkah

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 176: Keadilan

    Alvano menahan napas. Perlahan mengangguk, meski tenggorokannya terasa menyesak.“Dia kecil banget. Tapi rasanya kayak … setengah jiwaku ikut mati bareng dia,” gumam Isvara lirih.Alvano tidak sanggup menjawab. Dia tetap berdiri di tepi ranjang, kaku, seperti tidak tahu harus menyentuh dari mana. Lalu perlahan, pelan sekali, dia menarik tubuh perempuan itu ke pelukannya. Tidak tergesa. Tidak menuntut.Dan Isvara pun tenggelam di sana. Di dada suaminya. Dalam kesedihan yang tak bisa dijelaskan. Dalam pelukan yang datang terlambat.Perempuan itu ingin marah. Namun, kepada siapa?Pada Tara yang membuat segalanya runtuh dan memicu badai?Pada Alvano yang sempat mengucap bahwa dia belum siap jadi ayah?Atau pada dirinya sendiri, karena terlalu sibuk sampai-sampai tidak sadar bahwa ada kehidupan yang tumbuh diam-diam di dalamnya?Isvara tidak tahu. Dia hanya tahu satu hal: rasanya sakit sekali. Lebih dari yang pernah dia bayangkan.“Aku bahkan nggak sadar aku telat datang bulan. Aku pikir it

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 175: Sebesar Biji Wijen

    Langit di luar jendela mulai terang, tapi ruangan itu tetap sunyi.Isvara membuka mata perlahan.Langit-langit putih. Bau alkohol menyengat. Selimut rumah sakit terasa berat menutupi tubuhnya. Kepalanya nyeri, pandangannya buram, dan seluruh badannya seperti baru disatukan dari kepingan tubuh yang sempat hancur.Oh, tidak.Ruangan ini. Bau ini. Ketidakberdayaan ini.Rumah sakit. Ini tempat yang paling ingin dia hindari seumur hidupnya.Isvara menoleh pelan. Seluruh tubuhnya terasa seperti dihantam berkali-kali. Nyeri menyebar dari perut bawah, tapi perih di lengannya juga tak kalah menusuk. Perban di sana terasa lembap, denyutnya seperti mengingatkan luka yang belum pulih. Dia mencoba menarik napas, tapi setiap helaan seolah menyentuh rongga kosong di dalam tubuhnya.Di samping ranjang, Alvano duduk membungkuk. Wajahnya tertutup kedua telapak tangan. Kemejanya lusuh, rambutnya acak-acakan, dan bahu yang biasanya tegak dan percaya diri itu, kali ini nyaris tak bergerak. Terlalu diam unt

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 174: Gagal Jadi Ayah

    Alvano mengangkat kepala. Tidak langsung menangkap makna kata-kata itu.Janin?Kandungan?“Siapa yang hamil?” tanya Alvano pelan, nyaris seperti bukan berasal dari dirinya sendiri.“Istri Anda sedang hamil lima minggu. Kami mengetahuinya setelah melihat hasil USG cepat. Kandungannya masih sangat muda. Tapi trauma di bagian perut cukup parah. Ada jaringan yang luruh saat kami menghentikan pendarahan,” ungkap dokter dengan hati-hati.Alvano tidak bergerak. Seolah-olah otaknya berhenti mengirimkan perintah pada tubuhnya. Ruangan itu mendadak terasa terlalu dingin. Terlalu terang. Terlalu nyata.Dokter ini tidak sedang bercanda, ‘kan?Namun, sang dokter hanya menghela napas perlahan, lalu mengeluarkan selembar formulir dari clipboard yang dibawanya.“Kami perlu melakukan tindakan kuretase. Masih ada sisa jaringan dalam rahim yang harus dikeluarkan untuk mencegah infeksi. Kami butuh tanda tangan persetujuan Bapak sekarang.”Di bagian atas kertas itu tertera jelas:Persetujuan Tindakan Medis

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 173: Kehilangan

    Gelap. Bau darah. Napas tercekat. Ruangan itu kacau. Kardus berserakan. Kursi terbalik. Udara terasa pekat–seolah kemarahan masih menggantung di setiap sudutnya. “PAK! JANGAN!!” Jefri masuk dengan langkah terburu. Dadanya naik turun, tapi matanya langsung tertuju pada sosok Isvara yang tergeletak di lantai. Babak belur. Hampir tak bergerak. “Pak! Nona Isvara butuh Bapak sekarang! Dia bisa mati kalau kita terlambat!” seru Jefri lagi, nyaris histeris, mencoba menyadarkan Alvano yang sudah bersiap menghantam. Pipa di tangan Alvano berhenti di udara. Genggamannya gemetar. Napasnya berat. Namun, suara Jefri memecah kabut gelap yang menyelimuti pikirannya. Alvano berbalik. Dan dunia seakan berhenti ketika Alvano melihat tubuh istrinya terbaring. Wajahnya pucat, bibirnya sobek, tangannya masih terikat. “Ra ...,” suara lelaki itu akhirnya pecah. Alvano menjatuhkan pipa dan berlari ke sisi istrinya. Dia berlutut, mendekap wajah Isvara yang dingin dengan kedua tangan. “Cantik ... aku di

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 172: Pria Gila

    Itu menampar lebih keras dari tamparan manapun. Namun, tubuh Isvara tidak bereaksi. Dia hanya diam. Karena ... diam itu lebih aman. Diam itu bertahan.“Aku ... nggak ada hubungannya sama itu,” jawab Isvara jujur.“Ada!” Tara membentak lebih keras. “Dia lihat kamu keluar konser. Masuk hotel bareng suami kamu.”“Terus?”“Dia stres. Nggak makan. Nggak tidur. Terus anak kami mati!”Napas Isvara terhenti setengah jalan. Namun, dia tak berusaha mengisi paru-parunya. Mungkin karena tubuhnya tahu ... bahwa bernapas tidak akan membantu.“Kamu yang buat semua keputusan, Tara,” suara Isvara akhirnya keluar, pelan. “Kenapa sekarang kamu datang, dan nyalahin aku atas kehancuran yang kamu sendiri bangun?”“Karena sekarang aku udah nggak punya apa-apa!” Tara membanting kakinya ke lantai. Dentumannya membuat debu bergetar.“Maksud kamu apa?”“Setelah ninggalin kamu, keluargaku marah. Mereka tarik semuanya. Fasilitas, koneksi, uang. Semua!” Tatapan Tara buram. Pupus. Namun, masih membakar. Dan di sana

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status