...Selama menjadi sopir di kediaman Shen, tentu saja sopir Ding sudah menerima gaji dari Shen Haoran. Dan selama ini pula, sopir Ding merasa bahwa apa yang diberikan oleh Shen Haoran jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang diterima oleh sopir-sopir pada umumnya.Tapi kali ini, sopir Ding benar-benar dibuat tidak bisa berkata-kata setelah melihat nominal uang pemberian dari tuan Mu. Bukannya dia membandingkan, tapi jumlah itu memanglah sangat besar. Bahkan bisa dikatakan, pemberian putra keluarga Mu itu bahkan lebih dari 3 kali gaji yang diberikan oleh kediaman Shen kepadanya.‘Ada apa ini? Apakah Tuan Mu memang sebaik itu?’ batin sopir Ding di dalam hatinya.Sopir Ding lantas memasukkan kembali uang-uang itu ke dalam amplopnya. Dia berpikir, pada akhir pekan ini, dia mungkin akan mengambil cuti satu hari, supaya dia bisa mengantar uang-uang itu ke desa dan membeli se-ekor lembu untuk menantu pria-nya disana. Itulah pemikiran sopir Ding sebelum dia melihat ada sebuah lipatan k
...Shen Yiyi terduduk di atas ranjangnya. Dia sudah membuang tiga rangkai buket bunga dari sekian banyak buket bunga pemberian Mu Shenan dalam sepekan ini. Meskipun begitu, kekesalan hatinya belum juga surut. Entah mengapa, Shen Yiyi merasa benar-benar tidak terima ketika pria brengsek itu sudah melupakan perasaan sukanya dalam sekejap mata.“Cih! Lihat saja ya, Mu Shenan. Jangan harap aku akan mau menjadi kekasihmu!” ancam Shen Yiyi setelah dia mengingat apa yang dikatakan oleh suami busuknya di kedai rainbow itu.Shen Yiyi lantas membaringkan dirinya di atas ranjang empuk di bawahnya. Pertemuan dengan Mu Shenan benar-benar langsung mengalihkan seluruh perhatiannya. Meskipun begitu, Shen Yiyi juga tidak sepenuhnya lupa akan kejadian yang di-alaminya di Chang ‘An. Sehingga setelah mengingatnya, Shen Yiyi sedikit mengesampingkan rasa kesalnya sebelum dia mencari tasnya untuk mengambil kertas yang diberikan oleh pria bermarga Han itu.CEO Han Suo Yuan Xi Corp.Jianju Street xxxMemb
...“Oh. Tadi Tuan Mu yang memberikannya, Nona. Katanya, Nona tidak sengaja menjatuhkan bunga-bunga ini sehingga Tuan Mu datang khusus untuk membantu anda memungutnya. Bukankah itu sangat romantis, Nona?” terang bibi Zhang langsung melangkahkan kakinya sembari membawa ketiga buket bunga mawar putih berbentuk hati itu.Tapi nampaknya, Shen Yiyi tidak menangkap hal yang sama seperti yang ditangkap oleh kepala pelayannya itu. Apa? Romantis? Cih! Tadi di kedai saja, jelas-jelas pria itu mengatakan bahwa…‘Aku tidak datang untukmu’‘Jangan terlalu percaya diri Nyonya Mu!’‘Aku hanya ingin menyuapi bayiku. Bukan kau!’‘Jangan salah sangka.’Lekas-lekas, Shen Yiyi melangkahkan kakinya menuju ke balkon yang ada di depan kamarnya. Dan betul kata bibi Zhang, pria tampan itu memang ada dibawah sana dengan kedua tangan yang sudah masuk ke dalam saku celananya. Tampak agung dan begitu tampan pada saat bersamaan.“Apa maksudnya dia berdiri disana seperti itu?” gumam Shen Yiyi yang langsung disamb
. . . Shen Ara meletakkan salinan laporan penjualan panti asuhan kelopak teratai di atas meja di depannya. Senyum langsung mengembang ketika dia membayangkan bagaimana pahitnya ekspresi Shen Yiyi saat ini. “Panti itu sudah terjual. Dan aku dengar, hari ini pemilik barunya telah mengganti orang lama dan membuang berkas-berkasnya.” Shen Ara lalu menyodorkan kertas itu supaya dilihat oleh putrinya. Bagaimana-pun, Shen Ara bisa merasakan penderitaan putrinya. Dia berpikir, dengan memberitahunya sebuah kabar gembira, maka putrinya itu bisa sedikit terhibur. “Sudah terjual, Ibu? Benarkah?” tanya Wei Yuna yang langsung di-angguki oleh Shen Ara. Raut kebahagiaan sangat jelas ter-ukir pada wajah Wei Yuna. Gadis yang tadinya bermuka muram itu, saat ini telah sedikit merasa terhibur, sehingga dia mau mengangkat secangkir kopi yang tadi dipesankan oleh sang ibu untuknya. “Ibu, tapi bagaimana bisa? Bukankah dulu paman Haoran tidak menyetujui pembongkaran panti itu? Tetapi kenapa sekarang pam
. . . Shen Ara sebelumnya memang telah mencari tahu. Meskipun terbatas, tapi koneksinya dengan para preman rupanya mampu membantunya untuk mendapatkan informasi rahasia mengenai group Zinhan. Oleh karenanya, Shen Ara sama sekali tidak khawatir meskipun panti itu sudah berpindah tangan. Karena bagaimanapun, untuk gadis secantik Shen Yiyi, hanya akan ada satu kemungkinan yang akan terjadi jika dia tetap pergi ke panti itu, yakni, putra Zinhan itu pasti menginginkannya, atau kalau tidak, setidaknya, gadis bodoh itu akan ber-urusan dengan klan para penjahat. Bukankah itu berita baik bagi keluarga Wei? “Haha… Yuna, ibu sangat senang. Ayo pesanlah apa yang kau suka. Dan juga, kau boleh memanggil semua teman-temanmu kemari. Kita akan sedikit bersenang-senang," ucap Shen Ara sambil menepuk punggung tangan putrinya yang kembali bahagia. Di dalam café itu, mereka berdua bergembira. Bahkan, Shen Ara langsung memesan seluruh meja dan mengundang para kaki tangannya juga untuk datang pada pesta
...Matahari belum naik terlalu tinggi dan waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi. Akan tetapi, Shen Yiyi bersama sopir Ding telah berada di pinggiran jalan Jianju tidak jauh dari Perusahaan Yuan Xi milik dari pria bermarga Han itu berada.Di dalam mobilnya, Shen Yiyi masih berkutat dengan riasan penyamarannya sementara sopir Ding disuruhnya untuk menunggu diluar. Kali ini, Shen Yiyi merias wajahnya dengan alas bedak yang tidak setebal biasanya. Meski begitu, kontur wajahnya tetap dilukis seperti penyamaran sebelumnya, supaya dia bisa tetap bisa menyembunyikan identitas dirinya.Semua sudah siap. Shen Yiyi memasukkan semua make-up miliknya kembali ke dalam tas. Lalu kemudian, dia menentengnya sembari dia membuka pintu mobil milik kediaman Shen yang mengantarkannya itu.“Paman Ding.” Shen Yiyi memanggil sopir yang langsung berlari ke arahnya. “Apakah aku sudah tidak dikenali?” tanyanya kepada sopir Ding yang tampak mengerutkan alis tua-nya."Nona, tentu saja anda tidak dikenali. Hanya s
...Gudang Yuan Xi rupanya cukup besar. Di dalamnya ada sekat-sekat ruang khusus dengan tempelan-tempelan nama pada setiap pintunya sehingga para karyawan bisa lebih mudah untuk menyimpan maupun mencari properti pekerjaan mereka.Shen Yiyi melihat itu sebagai sebuah keuntungan. Setelah dia mengambil sebuah tag nama karyawan di meja depan, dia langsung menyusuri tempat itu tanpa harus bertanya kepada orang-orang disana. Hingga akhirnya, dia menemukan sebuah ruang paling besar diantara mereka semua dengan tulisan yang sangat dikenalinya.Kelopak Teratai.Demikianlah judul ruang dengan pintu dari bahan kayu oak itu.Shen Yiyi sedikit mengintip. Dan ternyata benar. Di dalam sana, kardus-kardus yang dikemas dari panti asuhan kemarin masih berserakan di atas lantai dan sepertinya belum ada satu-pun orang yang membereskannya."Permisi," ucap Shen Yiyi berbasa-basi."Oh. Selamat datang, Nona. Apakah anda adalah seseorang yang akan membereskan barang-barang ini?" tanya seorang pria berbaju p
...Sudah sepekan lamanya Shen Yiyi berkutat dengan berkas-berkas milik panti asuhan Kelopak Teratai. Hampir separuh lebih lemari-lemari besi itu saat ini telah ter-isi dengan barang-barang panti asuhan yang sudah tertata rapi dengan papan-papan nama pada bagian depan lemari. Shen Yiyi melihat bahwa pekerjaannya itu sangatlah baik. Hanya saja, dia masih tidak puas karena setelah hampir satu minggu dia bekerja disana, dia belum menemukan apapun yang ia cari.“Apakah sesulit itu mendapatkan informasi tentang Lan You?” Shen Yiyi bergumam pada dirinya sendiri.Selama seminggu ini, Shen Yiyi sudah membuka hampir 54 kardus berdimensi besar. Dari kesemuanya, sebagian besar kardus itu didominasi oleh buku-buku bacaan dan juga cerita rakyat dari daratan China. Hal itu, tentu saja jauh dari bayangannya sehingga hal itu cukup membuat Shen Yiyi merasa frustrasi.Namun beruntungnya, gudang Yuan Xi sangatlah berbeda dengan gudang-gudang lainnya. Dari dalam ruangan itu, Shen Yiyi tidak hanya bisa