Share

18. Roda kehidupanpun berputar

Part 18

Pagi-pagi sekali kulihat Dani datang kesini sebelum berangkat bekerja.

"Ada apa dek?" tanyaku penasaran.

Dani menyalami tanganku dan mas Aris.

"Gak ada apa-apa mbak, cuma ingin tahu keadaan kalian gimana.... Jadi mampir dulu kesini sebelum berangkat kerja," jawabnya.

"Alhamdulillah kami baik-baik saja. Kalian di rumah bagaimana? Ibu? Arin?"

"Kami juga baik, cuma sekarang ibu sering terlihat murung..." jawab Dani. Aku mengerutkan kening tanda tak mengerti.

"Murung? Kenapa?" tanyaku lagi.

"Entahlah, aku juga gak tahu mbak. Oh iya, ibu sering tanya-tanya tentang mbak, kenapa mbak gak pernah pulang...."

Aku tersenyum. "Masa ibu ngomong gitu..."

Rasanya tidak mungkin ibu bicara seperti itu. Dia kan menganggap aku adalah musuh bebuyutannya.

"Beneran mbak..." tegas Dani.

"Bukannya ibu lebih senang ya kalau mbak gak ada? Ibu kan suka marah-marah kalau mbak disana..."

"Haha, ibu udah sadar kali mbak dan mungkin ibu kangen sama kalian...."

Aku dan mas Aris tersenyum lagi. syukurlah k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status