Share

Bab 4

Author: ShenShen
last update Last Updated: 2025-09-26 22:31:03

Siang menjelang sore harinya, Steve Hart sudah kembali ke rumah keluarga istrinya. Ia berlari dari halte bis untuk sampai di sana, membuat keringat bercucuran memenuhi dahinya.

"Sial, aku terlambat," gumam Steve.

Di halaman depan rumah mewah tersebut, sudah terparkir mobil sedan yang biasa mertuanya gunakan, tanda mereka sudah sampai di rumah sekarang.

Steve Hart sadar tidak ada gunanya menyesal. Jika memang harus menerima hinaan, maka hanya mencoba bersabar yang dapat dirinya lakukan.

Steve baru memasuki rumah ketika di sofa ruang tamu, sudah ada wanita berusia 40-an tahun tengah membaca sebuah majalah, kebiasaan yang menurun pada Agatha, istrinya.

Olivia Cattegirn, seorang wanita cantik yang tampak jauh lebih muda dari usia aslinya. Wanita yang sama juga merupakan ibu mertua Steve, salah satu orang yang juga bertanggung jawab membuat kehidupan Steve terasa begitu menyedihkan.

"Aku hanya meninggalkan rumah beberapa hari dan tebak apa?" tanya Olivia Cattegirn tiba-tiba.

Steve Hart hanya diam, tidak berani menjawab sebab itu hanya akan membuat ibu mertuanya semakin marah.

"Menantuku yang tidak berguna mulai berani lalai dalam tugasnya, dan malah memilih bersenang-senang di luar sana," lanjut Olivia Cattegirn.

"Aku sudah menyapu rumah dan mengepel lantai seperti biasa, aku keluar sebab ada keperluan dan itu dilakukan setelah tugasku usai," jelas Steve Hart.

"Lantai masih kotor seperti ini kau masih berani menyangkal? Pelayan, kemari sebab ada hal ingin aku tanyakan!"

Salah satu pelayan rumah datang setelah Olivia memanggilnya, bertanya apa yang ingin Olivia dengar darinya.

"Sampah ini, apa benar dia sudah melakukan tugasnya?"

Pelayan rumah sempat melirik Steve sesaat sebelum menjawab, "Seingatku sudah, Nyonya Olivia."

"Jangan bohong!" Olivia Cattegirn dengan nada tinggi, menolak percaya.

Pelayan rumah menyadari apa yang baru disampaikannya bukanlah apa yang Olivia ingin dengar, dirinya hanya bisa menatap Steve penuh rasa bersalah sebelum berkata, " Belum ... Nyonya Olivia."

"Katakan seperti itu sedari awal, apa susahnya? Sekarang pergi dan kembali bekerja," ucap Olivia, memerintahkan pelayan tersebut untuk segera enyah dari hadapannya.

Setelah pelayan rumah pergi, sorot mata Olivia kembali tertuju pada Steve.

"Sekarang, kau ingin mengelak seperti apa lagi?" tanya Olivia Cattegirn pada Steve.

Steve hanya bisa mengumpat dalam hati, kemarahan Olivia jelas tanpa alasan dan hanya ingin memojokkannya saja.

Meski merasa marah, Steve tetap mencoba mempertahankan ekspresi ramahnya.

Olivia Cattegirn sempat menghembuskan napas kesal sebelum berkata, "Sudahlah, sekarang pergi jemput Agatha dari kampusnya. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau berani membuat putriku menunggu barang sedetik saja."

"Nyonya Olivia, bukankah menjemput Nona Agatha adalah tugas supir pribadinya?" tanya Steve Hart, karena menjemput Agatha memanglah bukan tanggung jawabnya.

"Memang bukan, aku hanya tidak ingin melihatmu bersantai. Apa kau keberatan?" Olivia Cattegirn menaikan alisnya.

Steve Hart dengan cepat menggeleng sebelum berkata, "Sama sekali tidak, Nyonya Olivia."

Steve Hart pada akhirnya pergi menuju salah satu mobil yang terparkir di halaman rumah setelah menerima kunci dari ibu mertuanya. Satu hal yang membuatnya malas mendapat tugas semacam ini, adalah karena takut membuat mobil yang dikemudikannya tergores sehingga harus memberi ganti rugi.

[Tuan Rumah tidak perlu khawatir, lagipula sudah ada sistem yang bisa membuat Tuan Rumah kaya raya sampai tidak lagi perlu memikirkan uang]

"Benar juga, tetapi apakah kau bisa membantuku jika aku menerjunkan mobil ini ke jurang sehingga membuat ibu mertuaku ingin membunuhku?" tanya Steve Hart.

[Ehhh ... itu sudah di luar kuasa sistem.]

"Diamlah kalau begitu," timpal Steve Hart.

Steve Hart sadar jika 100.000 dolar yang dimilikinya tidaklah seberapa dibandingkan kekayaan keluarga Cattegirn, hal ini membuatnya tidak boleh gegabah atau kehadiran sistem akan percuma.

[Sistem mengapresiasi kepintaran Tuan Rumah, cukup mengesankan Anda tidak terbutakan rasa ingin balas dendam dan masih memikirkan konsekuensi tindakan Anda]

"Hei, berhenti membaca pikiranku," gumam Steve Hart sembari mengemudikan mobil menuju kampus Agatha berada.

Setelah mengemudikan mobilnya cukup lama, Steve akhirnya sampai di sebuah universitas terkenal di kota Avebury.

Avebury University, tempat di mana keturunan keluarga kaya juga orang-orang paling pintar di kota tersebut menempuh pendidikan.

Steve Hart sampai di depan salah satu gedung universitas sekitar jam 3 sore, masih ada setengah jam hingga kelas  Agatha usai sehingga Steve bisa bernafas lega.

Steve Hart turun dari mobilnya untuk menunggu Agatha. Benar saja, tiga puluh menit kemudian Agatha terlihat keluar dari gedung tersebut bersama teman-temannya.

“Wow, lihat siapa yang datang,” ucap salah satu teman Agatha.

Mendengar ucapan tersebut, keberadaan Steve di sana langsung diketahui oleh teman-teman Agatha yang lain.

“Agatha, apa yang terjadi pada supir pribadimu hingga mereka mengirim pelayan rumah untuk menjemputmu?”

Steve Hart hanya bisa menghela napas panjang mendengar ini, teman-teman Agatha bukan tidak tau siapa dirinya, mereka hanya mengatakan hal sejenis itu untuk mempermalukannya.

“Berhenti mengganggunya,” ucap Agatha pada teman-temannya.

Agatha Cattegirn langsung menghampiri Steve, wajahnya nampak bertanya-tanya mengapa Steve yang datang untuk menjemputnya.

“Aku tau kau mungkin merasa tidak nyaman sebab kedatanganku, tetapi Nyonya Olivia lah yang memerintahkan aku kemari untuk menjemputmu," jelas Steve Hart.

Agatha mengangguk mengerti. Meski demikian, dirinya tidak bisa ikut pulang bersama Steve sebab masih ada hal harus dilakukannya sekarang.

“Kenapa? Kau tau aku akan dimarahi jika tidak membawamu pulang bersamaku, kan?” tanya Steve Hart.

Agatha baru ingin menjawab, tetapi, salah satu teman pria lebih dahulu menghampirinya, merangkul Agatha tepat di hadapan Steve entah apa maksudnya.

“Hei, kau tidak pernah benar-benar menganggap Agatha sebagai Istrimu, kan?" tanya pria itu.

Steve mengenali pria itu sebagai Eric Daran, sama seperti Cattegirn, keluarga Daran juga terkenal sebab kekayaan mereka yang didapat dari berbagai macam bisnis di kota Avebury.

“Kenapa diam? Jika kau menyadari posisimu, maka enyahlah dan jangan sok memerintah apa yang harus Agatha lakukan,” lanjut Eric Daran.

Agatha yang merasa risih dengan rangkulan Eric, langsung menghempas rangkulan tangan tersebut dari bahunya, setelahnya berkata, “Aku bilang berhenti menganggunya, lagipula ia datang karena diperintahkan oleh Ibuku.”

“Benarkah? Kalau begitu suruh dia pergi, jika dia tetap tidak mau ... maka  aku tidak keberatan mengurusnya untukmu," ucap Eric Daran seraya menatap Steve tajam.

Steve Hart hanya diam tidak bergeming di posisinya, dirinya juga bingung harus bagaimana jika sudah seperti ini.

“Kembalilah, aku hanya pergi ke pesta penyambutan mahasiswa baru setelah ini. Katakan itu pada Ibuku, dirinya pasti akan mengerti,” jelas Agatha Cattegirn.

Tidak menunggu jawaban dari Steve Hart, Agatha langsung pergi dari sana bersama Eric juga teman-temannya yang lain.

Mengetahui ini, Steve Hart langsung paham jika apa yang baru Agatha sampaikan merupakan perintah, bukan permintaan atau semacamnya.

“Ini menyebalkan,” gumam Steve Hart.

Steve Hart sempat merasakan lonjakan emosi luar biasa ketika melihat Eric berani merangkul Agatha tepat di hadapannya, benar-benar terlihat jelas kalau Eric tidak pernah menganggapnya sebagai suami dari Agatha.

Steve Hart pada akhirnya bersiap kembali ke rumah guna menyampaikan pesan dari Agatha untuk ibu mertuanya. Meski harga dirinya terluka, Steve tidak ingat ia masih memiliki harga diri tersisa dalam dirinya.

[Misi terpicu, Lindungi Agatha dan tunjukan apa yang bisa Tuan Rumah lakukan sebagai suaminya]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 130

    Kedatangan Steve yang mendadak sukses bikin seluruh rumah kaget. Ruang tamu memang ramai, kebanyakan keluarga Cattegirn, tapi ada beberapa wajah asing yang bahkan Steve nggak kenal.“Aku ngganggu acara kalian?” tanya Steve Hart, suaranya dingin menusuk telinga siapa pun yang dengar.Pertanyaan Steve jelas nggak disukai orang-orang di sana; salah satu dari mereka bahkan mendekat sambil pasang muka marah.Olivia Cattegirn, ibu mertuanya Steve, langsung menghampiri dan menarik Steve menjauh dari ruang tamu.“Apa lagi niat busukmu datang ke sini?!” bentak Olivia keras, sambil menepis tangan Steve.Steve mengangkat alis. Dia ingat jelas, baru beberapa hari lalu ibu mertuanya ini sampai gemetaran ketakutan setiap berhadapan dengannya. Tapi sekarang? Hilang sudah. Olivia kembali bersikap semena-mena seperti dulu.Steve nggak ambil pusing soal perubahan sikap itu. Dia sudah tahu penyebabnya.“Calon suami pilihan keluarga kalian kali ini punya pengaruh sebesar itu di Avebury sampai kamu berani

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 129

    Di halaman mewah kediaman keluarga Cattegirn, Steve melihat tempat itu ramai dipenuhi tamu undangan. Semua tampak kaget melihat kehadirannya, seolah dia adalah orang terakhir yang mereka harapkan muncul."Apa dia ngapain ke sini? Bukannya dia udah diusir?""Mungkin dia mau beresin urusan cerai sama Agatha. Biarkan aja, nggak usah dilirik."Obrolan orang-orang di sekitar terdengar jelas di telinga Steve, yang langsung bikin emosinya naik.Steve tahu persis kenapa rumah keluarga istrinya ini penuh tamu. Brandon sudah bilang—keluarga Cattegirn diam-diam mau nikahin Agatha sama pria lain di belakangnya."Agatha bahkan belum cerai dari gue, tapi kalian udah sibuk ambil keputusan sendiri," gumam Steve Hart dingin.Dia benar-benar mempertanyakan apa keluarga Cattegirn pikirkan tentang dirinya. Betapa rendahnya dia dianggap sampai keberadaannya saja seperti nggak dihitung.Wajar Steve berpikir begitu, karena perjodohan ini bukan perjodohan biasa. Ini tunangan besar-besaran. Pantas saja mansio

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 128

    Harus menahan rentetan pukulan dari Steve Hart, Howard yang biasanya bikin orang takut dan tunduk, sekarang malah mulai ragu sama dirinya sendiri.Harga dirinya hancur lebur. Kepercayaan dirinya runtuh, keberaniannya ikut lenyap. Berhadapan dengan Steve Hart yang berdiri tegak di depannya, Howard baru sadar betapa besar rasa takutnya—sampai-sampai dia nggak berdaya melawan hantaman Steve.“T-Tunggu, tolong… berhenti mukulin gue,” pinta Howard lirih, menatap Steve Hart. Tapi Steve jelas nggak tertarik berhenti.“Kenapa gue harus nurutin lo?” balas Steve dingin.Howard menggertakkan gigi, nahan perih dan malu, lalu meledak, “Cukup, dasar sinting!”Teriakan Howard sempat bikin Steve kaget sepersekian detik. Melihat celah itu, Howard langsung nekat kabur dari pegangan Steve dan lari secepat mungkin.Steve cuma berdiri memandangi Howard yang kabur. Dia nggak ada niat ngejar—buatnya itu cuma buang-buang waktu.“Dasar pengecut,” gumam Steve Hart. Heran gimana caranya cowok kayak Howard bisa

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 127

    Begitu mendengar ucapan kurang ajar dari mulut Steve Hart, Howard Harris langsung maju menyerang.Howard mengayunkan pukulan sekuat tenaga, niatnya jelas—jatuhkan Steve dalam satu gebrakan.“Brengsek, lu tau gue siapa?!” Howard membentak sambil menghantamkan tinjunya.Pukulan itu dengan mudah dihindari Steve Hart. Gerakannya enteng, seolah dia cuma geser sedikit tanpa usaha berarti.Howard nggak nyerah. Begitu pukulan pertama meleset, dia langsung mengayunkan tinju kedua, kali ini mengarah ke perut Steve.Steve mundur selangkah ringan sebelum pukulan itu menyentuh tubuhnya—lagi-lagi sukses bikin Howard nyaris jatuh sendiri.“Lumayan juga,” gumam Howard Harris.Steve menyeringai, “Lumayan karena pukulanmu lemah. Nggak ada yang bisa dibanggakan.”Howard melotot tajam. Dia yakin Steve pasti belum tau siapa dirinya sampai berani ngomong begitu.Kalau Steve benar-benar tau reputasinya, nggak mungkin dia berani ngegas begini.“Hey, lu tau gue siapa? Gue Howard Harris. Anggota geng Black Tig

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 126

    Steve Hart keluar dari rumah sakit dengan senyum lebar, sama sekali tidak menyangka rencananya membuat Daniel menyesal bisa berjalan semulus itu. Semua terjadi persis seperti yang ia harapkan.Uang 10 miliar dolar yang kini ada di tangannya adalah bukti keberhasilannya—cukup untuk membuat Steve makin semangat melangkah menuju masa depan yang lebih terang.Namun keberhasilannya membuat Daniel sadar diri belum cukup memuaskan Steve. Ada satu hal lagi yang harus ia lakukan: mendapatkan jawaban dari keluarga Cattegirn soal tawarannya.Setelah beberapa hari berlalu, Steve merasa ini waktu yang tepat untuk meminta keputusan dari keluarga mertuanya. Ia pun menginjak gas menuju rumah utama keluarga Cattegirn.Steve datang dengan harapan tinggi kalau tawarannya diterima—karena semuanya ia lakukan demi kebahagiaan Agatha, istrinya.Di perjalanan menuju rumah keluarga Agatha, Steve melihat seorang gadis yang tampak familiar.Lokasinya tidak jauh dari rumah utama keluarga Cattegirn, jadi Steve la

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 125

    Begitu telepon dari sekretarisnya terputus, Ryan Taylor langsung jatuh ke jurang keputusasaan. Semua saham perusahaannya lenyap seketika.Daniel tentu menyadarinya. Sejak Steve Hart datang, dia tak berani buka suara, tapi akhirnya memberanikan diri, “Ayah… ada sesuatu yang buruk terjadi pada keluarga kita?”Ryan diam. Dia berniat menutupi semuanya dari putranya, setidaknya untuk sementara. Daniel sudah terlihat kacau, dia tak ingin menambah bebannya.Namun Daniel jelas tak puas diabaikan seperti itu. Ia bertanya lagi, “Ayah, sebenarnya ada apa?”“Tidak ada, Daniel. Fokus saja sembuh dulu,” kata Ryan mencoba menenangkan.Steve Hart menyaksikan adegan itu dengan senyum mengejek. Jujur saja, dia lumayan kagum melihat Ryan masih berusaha menutupi semuanya meski kondisinya seberantakan ini.Tentu saja Steve, yang menjadi dalang seluruh kekacauan, tidak akan membiarkan Ryan berhasil menutupinya.“Ada apa? Apa sampai terjadi sesuatu sama sumber uang yang selalu kamu bangga-banggakan itu?” ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status