Beranda / Romansa / Aku Hamil Anak Kamu, Mas! / Bab 8. Email Bantuan. 

Share

Bab 8. Email Bantuan. 

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-11 09:44:56

Zola tahu jika situasi di perusahaan Evan semakin meruncing. Hanya tinggal menunggu waktu saja hingga akhirnya bangkrut dan benar-benar bubar. Maka dia terus mengirim email pada Tama, memaksanya untuk menerima bantuan darinya.

"Ayolah, Tama! Katakan pada Evan jika ini mendesak!" gumam Zola menggigit kukunya dengan tidak sabar menunggu jawaban email dari asisten suaminya itu.

Dan selain itu, Zola pun gelisah menunggu kabar dari Danar. Dia bilang akan memberitahu waktu pertemuan mereka selanjutnya. Zola menyanggupinya karena Danar bilang akan memberitahu penyebab kekacauan di perusahaan Evan.

Zola melonjak kaget ketika ponselnya berdering di dekatnya, ketika dilihatnya nomor baru Danar yang tertera di sana, wajahnya pun cerah seketika.

"Halo, Danar!" ucapnya antusias.

"Hoho! Nona Zola merindukan aku rupanya! Sampai dia lupa mengucapkan salam!"

Zola merapatkan bibir menyadarinya, dia memejamkan mata dan menenangkan diri.

"Assammu 'alaikum!" ucapnya dengan suara bergetar.

Danar berdecih
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 31. Ego

    "Tolong, aku hanya ingin tenang sendirian, jadi jangan kasih tahu mas Evan jika aku ada di sini," pinta Zola sendu."Tapi sampai kapan, Mbak?" kata Jihan, dia tahu Zola tak mempermasalahkan berapa harga kamar hotel yang dia tempati. Tapi 'kan ..."Mbak lagi hamil, jangan seperti ini," tegur Jihan dengan iba.Zola tertunduk dalam, "Lalu apa yang harus aku lakukan?" ujarnya pelan."Seorang istri tidak boleh melangkahkan kakinya dari rumah suami tanpa mendapatkan izin dari suaminya, lalu bagaimana dengan dia yang justru mengusirku secara halus? Lalu dia datang menjemputku, seolah ingin melepaskan rasa tanggung jawab akan pertanyaan nanti, yang akan menyudutkannya karena sudah mengusir istrinya dari rumah.""Tapi, dia malah berteriak dan menunjukkan taringnya padaku seperti itu, lalu bagaimana aku akan bertahan hidup satu atap dengan suami yang sudah tak menginginkanku? Apa kamu masih bisa bersikap biasa saja pada orang sudah menuduhmu berlaku zinah?"Tama dan Jihan terdiam, mereka tak ta

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 30. Menguntit Zola.

    Hari-hari selanjutnya Zola sengaja tidak masuk kerja, dia sudah memberitahu Surendra agar ayahnya itu tidak curiga dengan ketidakhadirannya di kantor untuk beberapa hari ke depan. Juga, dia ingin menghindari Evan yang pasti akan mencarinya ke kantor."Terimakasih, Ali," kata Zola sore itu. Dia baru kembali berbelanja karena beberapa pakaiannya ada yang mulai tidak muat, mungkin berat badannya sudah mulai naik meski kehamilannya belum terlihat."Sama-sama, Nyonya," sahut Ali dengan sopan. Zola sedikit risih dengan panggilan itu, oleh karena Ali sendiri masih sangat muda dan pantas menjadi adiknya."Jangan panggil Nyonya, Mbak saja!" pinta Zola. Pipi Ali memerah, dia terlihat canggung."Tapi, 'kan ...," ucapnya ragu. Zola tersenyum, "Aku ini anak tunggal, jadi boleh saja mungkin aku punya adik laki-laki seperti kamu," ucapnya terkekeh.Ali sendiri tertawa kecil namun dia tak menjawab permintaan Zola."Berapa gajimu di sini, Ali?" tanya Zola lagi sambil duduk di kursi. Ali berdiri aga

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 29. Menenangkan Diri.

    Zola tak henti-hentinya menangis. Sepanjang perjalanan di dalam taksi dia hanya sibuk mengusap air mata yang terus saja mengalir di pipinya. Melihat bagaimana mata Evan yang mebelalak berteriak padanya membuatnya takut. "Aku tidak bisa tinggal dengan orang yang seperti itu!" desahnya dengan terisak-isak. Sopir taksi yang sejak tadi memperhatikannya hanya bisa diam. Zola tidak kunjung menyebutkan alamat tujuannya dan dia tak berani bertanya dengan keadaan Zola yang tampaknya sedang dalam keadaan sedih itu. Maka jadilah, sejak tadi dia hanya mengemudi di sepanjang jalan tol ini dan terus berputar-putar."Eh, maaf, Neng! Ini kita mau kemana ya?" tanya sopir itu akhirnya. Dia takutnya jika penumpang galau seperti ini malah nggak bayar.Zola mengusap air mata dan membersit ingus sebentar, "Cari hotel terdekat saja, Pak!" jawabnya dengan suara sumbang dan serak. Sopir taksi itu mengangguk, dan akhirnya membelokkan kemudinya keluar dari jalan lingkar itu. Dan kemudian berhenti di sebuah h

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 28. Kemana Zola?

    "Ada apa ini?" Surendra muncul tiba-tiba dan membuat Evan dan Zola kaget. "Papa!" Zola menghapus air matanya dengan segera dan tersenyum. Evan juga buru-buru menyalami ayah mertuanya itu. "Assalamu'alaikum, Papa!" sapanya tersenyum hangat.Surendra mengangguk, "Ada apa? Apa kalian bertengkar?" tanyanya."Eh, itu ....""Aku ingin mengajak Zola untuk pulang tapi dia tidak mau!" sela Evan sebelum Zola benar-benar mendapatkan jawaban yang tepat.Zola mendelik mendengarnya, mulutnya terbuka hendak membantah namun Surendra mendahuluinya."Astaghfirullah, Zola! Kenapa kamu begitu?" tegur Surendra menatap putrinya itu."Tak apa, Pa! Mungkin karena dia sedang hamil, aku tidak mau memaksa!" kata Evan.Entah kenapa Zola merasa muak mendengar suara Evan yang berpura-pura membelanya. "Tapi, Nak—""Aku mengizinkan dia, Pa, jika Papa sendiri berkenan?" kata Evan lagi sambil menatap Zola. Zola memalingkan wajahnya. Sudah jelas Evan tahu jika Zola tidak akan mau ikut, tapi kenapa dia malah datan

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 27. Masa Iddah.

    "Wanita yang tengah menunggu putusan talak harus menjalani masa iddah-nya dengan tetap berada di rumah suaminya sampai dia melahirkan apabila dia tengah hamil, sampai 3 kali masa haid, dan selama itu suami tidak boleh mengusirnya dan merundungnya atau membuat susah hatinya."Zola mengepalkan tangan mendengar suara ustadzah yang sedang memberikan ceramah di televisi. Bagaimana dia bisa tetap tinggal di rumah Evan sementara lelaki itu sendiri yang sudah mengusirnya pergi. Dan Zola pun tak bisa membayangkan harus hidup serumah dengan suami yang sudah tidak menginginkannya, suasana rumah akan terasa bak di kutub utara."Apa yang kamu tonton, Nak? Kok serius sekali!" Surendra muncul dengan menggunakan kursi roda yang didorong oleh seorang perawat.Zola buru-buru mengganti saluran televisi menjadi drama korea."Hanya drama saja, Pa," kata Zola sambil memasang senyum lebar di wajahnya. Dia lalu mengambil alih kursi roda Surendra dan berterimakasih pada perawat itu dan memintanya untuk ber

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 26. Nestapa Tak Ada Habisnya.

    Zola mengepalkan tangannya, sementara air mata mengalir di pipinya. "Kalau Mas datang ke sini untuk itu, maka segera katakan itu sekarang!" kata Zola tegas."Zola," Tama hendak menyela namun Zola menghentikannya."Kamu akan menjadi saksi kami, Tama, dan tolong simak baik-baik semuanya," ucap Zola.Tama mendesah keras, "Apa kalian tidak waras? Tolong pikirkan lagi keputusanmu!" sergahnya menatap Evan.Zola memalingkan wajahnya dan mengusap air matanya dengan kasar. Sementara Evan masih menatapnya, aura wajahnya begitu kelam dan dingin. "Aku akan menunggu sampai kamu melahirkan," ucapnya, "jika anak itu memang benar anakku maka kita bisa melanjutkan pernikahan kita lagi seperti sebelumnya."Zola mengepalkan tangannya, dia bisa menebak dengan perkataan Evan selanjutnya. Namun baginya, ucapan talak dari Evan sebelumnya sudah merupakan titik akhir pernikahan mereka. "Kita lakukan tes DNA, jika hasilnya adalah dia anak orang lain, maka sudah dipastikan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status