Share

Bab 2

Penulis: Peachy
Kukira semalam sudah yang terburuk.

Ternyata aku salah.

Keesokan paginya, ponselku penuh dengan panggilan.

"Elian, kamu sudah lihat beritanya?" Suara temanku, Sarah, terdengar sangat panik.

Aku membuka ponsel. Sebuah foto beresolusi tinggi menatap balik padaku.

Aku, dengan gaun putih berlumur anggur, berdiri menyedihkan di bawah hujan.

Judul-judul beritanya membuatku mual.

[SIMPANAN DENIS SANGGU DIPERMALUKAN DI PESTA PERTUNANGAN.]

[DARI STUDIO SENI KE RANJANG: MENGULIK SKANDAL DENIS SANGGU.]

Wajahku ada di mana-mana. Diperbesar, dianalisis, dibagikan.

Ponselku berdering lagi.

"Nona Elian Vanka? Ini wartawan dari Nawa Yok, Haja. Aku ingin menanyakan hubunganmu dengan Denis Sanggu... "

Aku menutup telepon.

Telepon lain masuk.

"Kapan kamu dan Pak Denis mulai menjalin hubungan?"

Kututup.

"Menurutmu tindakan Bella Rosana bisa dibenarkan?"

Kututup.

Aku mematikan ponsel dan ambruk di sofa.

Selama lima tahun, kami sangat berhati-hati dan tidak pernah bersentuhan di depan umum.

Dalam semalam, semua itu sia-sia.

Menjelang sore, semua berita itu lenyap.

Setiap artikel, setiap foto, hilang seolah tidak pernah ada.

Aku tahu itu ulah Denis. Dia punya kuasa untuk melenyapkan apa pun yang melukai keluarganya.

Namun, kisah lain cepat mengambil alih.

[DENIS SANGGU DAN TUNANGANNYA BERCIUMAN PANAS DI MOBIL, TANGGAL PERNIKAHAN KIAN DEKAT.]

Foto itu menunjukkan Denis mendorong Bella ke dinding mobil dengan ciuman penuh gairah.

Kaki Bella melingkari pinggang pria itu, roknya tersingkap tinggi.

Tangan Denis menggenggam pinggulnya, menariknya kuat-kuat mendekat.

Mereka saling melahap.

Aku menatap foto itu, seakan ada pisau yang diputar di dadaku.

Kemarin, Denis berkata hubungan kami "murni profesional".

Hari ini, dia malah menempel pada Bella.

Mungkin sejak awal aku cuma mainan, dia tidak peduli pada perasaanku sama sekali.

Ponselku berdering, kini dari Anton.

"Nona Elian, Pak Denis ingin bertemu denganmu sekarang."

Aku ragu. "Aku sudah mengundurkan diri."

"Ini bukan permintaan, Nona." Suara Anton makin tegas. "Mobil sudah di bawah."

Aku tahu aku tidak bisa menolak.

Di dunia Denis, tidak ada yang berhak menolaknya.

Dua puluh menit kemudian, aku sudah berada di lantai teratas Menara Sanggu.

Kantor pribadi Denis, tempat kami pertama kali tidur.

Jejak samar parfum Bella masih menggantung di meja.

Perutku mual.

Sekretarisnya menuntunku ke pintu kantor, lalu menahanku di luar.

"Tolong tunggu di sini," katanya. "Nona Bella ada di dalam."

Aku berdiri di luar pintu.

Pintu itu tidak tertutup rapat.

Suara mereka terdengar jelas dan tajam.

"Wanita itu masih bekerja untukmu, aku nggak suka." Suara Bella sedingin es. "Denis, aku mau kamu beresin dia sekarang juga, di depanku."

"Dia restorator seni terbaikku." Suara Denis datar.

"Restorator seni?" Bella mencibir. "Apa yang dia pulihkan, Denis? Senimu, atau tubuhmu?"

Keheningan yang panjang.

"Aku bukan orang bodoh, Denis." Suaranya bergetar karena marah. "Tadi malam kamu bikin aku dan keluargaku jadi bahan tertawaan, lalu apa solusimu? Melempar foto kita ke pers? Kamu pikir aku nggak tahu apa yang sebenarnya kamu pikirkan?"

Suara Bella berubah sinis. "Aku paham cara dia menatapmu, dia mencintaimu."

"Itu nggak ada hubungannya denganku."

"Nggak ada hubungannya denganmu?!" Suara Bella melengking. "Lalu kamu gimana, Denis? Kamu ada rasa sama dia? Aku ingin dia disingkirkan, hilang selamanya."

Lagi-lagi hening, keheningan yang panjang.

Lalu jawaban Denis terdengar, tiap kata seperti serpihan es.

"Dia itu aset, nggak lebih."

Sesuatu menghantam hatiku.

Saat itu juga, pintu terbuka.

Bella melangkah keluar dan melihatku berdiri di sana.

Senyum kemenangannya merekah.

"Oh, Elian, kamu di sini?" Suaranya manis, hampir terasa memuakkan. "Kebetulan kau datang. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

Dia berjalan ke meja minuman di dekat situ dan sengaja menyenggol sebuah gelas kristal.

PRANG! Pecahan kaca berserakan di lantai.

"Ups, ceroboh sekali aku." Bella berpura-pura terkejut. "Tapi ini yang terbaik. Beberapa hal memang ditakdirkan untuk pecah, 'kan?"

Dia membungkuk dan mengambil pecahan itu. Tangannya melesat, menggores punggung tanganku.

Darah langsung merebak.

"Bella!" seruku.

"Kenapa? Sakit?" cibirnya. "Ini nggak seberapa. Memangnya kamu tahu betapa sakitnya melihat tunanganmu terlibat dengan wanita lain?"

Aku memegang erat tanganku yang berdarah sembari menatap Bella.

"Nggak ada apa-apa antara aku dan Denis... "

"Nggak ada?" Bella memotongku, suaranya nyaring. "Seorang gadis miskin yang nggak mampu sekolah dibiayai sama Denis, yang kemudian dengan sukarela tinggal di sisinya selama lima tahun. Kamu pikir aku bodoh?"

Bella berjalan mendekat dengan tatapan yang ganas.

"Kamu sungguh pikir wajah cantik dan tubuhmu bisa bikin Denis jatuh cinta? Sadarlah, Elian. Kamu cuma mainan yang sudah bikin dia bosan."

"Cukup." Suara Denis terdengar dari dalam kantor.

Dia berjalan keluar, tatapannya menyapu kami.

Keningnya berkerut saat melihat darah di tanganku.

Tapi ekspresinya dengan cepat kembali menjadi dingin.

"Bella, pulanglah. Aku ada urusan kerja yang perlu dibicarakan."

"Kerja?" Bella menatap Denis dengan curiga, nadanya penuh ketidaksenangan. "Singkirkan saja dia selamanya. Denis, pilih dia atau aku."

Denis menatapku, lalu kembali menatap Bella.

"Dia masih punya proyek yang harus diselesaikan," katanya dengan dingin. "Aku nggak bisa biarkan perasaan pribadi mengganggu bisnis."

"Perasaan pribadi?" Suara Bella menjadi berbahaya. "Kamu punya perasaan pribadi buat dia?"

"Bukan itu maksudku," ucap Denis meluruskan. "Aku bicara tentang perasaanmu, Bella. Jangan menuduh sembarangan."

Mata Bella menyipit. "Kamu nggak bisa pecat dia atau kamu nggak mau?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana   Bab 21

    Sudut pandang Elian.Enam bulan kemudian, hari pernikahanku di Prasa.Aku mengenakan gaun yang Julian bantu rancang. Renda sederhana, dihiasi mutiara kecil seperti embun pagi.Sebelum upacara, satu paket anonim lagi tiba.Di dalamnya ada desain perhiasan asli oleh maestro Art Nouveau, Alphonse Mucha. Satu set alexandrite, itu semua tidak ternilai harganya.Alexandrite berubah warna dalam cahaya yang berbeda: Zamrud di siang hari, rubi di malam hari, simbol kehidupan ganda dan rekonsiliasi pada akhirnya.Kartu itu berisi satu baris dalam tulisan tangannya yang tajam dan familier, [Untuk wanita yang sejak awal seharusnya menjadi diri sendiri.]Aku tahu itu adalah salam perpisahan terakhir dari Denis.Aku menutup kotak itu dan meletakkannya ke samping. Lalu, aku mengenakan kalung bunga matahari sederhana yang diukir Julian untukku.Harta sejatiku, jenis yang tidak membutuhkan kegelapan untuk bersinar.Di dalam gereja, aku berjalan di pelaminan bersama ibuku, menuju Julian di altar.Saat p

  • Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana   Bab 20

    Sudut pandang Elian.Dua bulan kemudian, aku dan Julian berada di bandara.Kami akan pindah ke Prasa untuk memulai hidup baru sepenuhnya.Kota di Origo itu indah, tetapi kemunculan Denis bagaikan setetes tinta yang mengotori seluruh lautan.Aku butuh awal yang benar-benar baru.Denis tidak pernah muncul lagi setelah malam itu.Namun, "hadiah" penebusannya tidak pernah berhenti.Sketsa desain yang kupikir sudah lama hancur sudah direstorasi.Dokumen untuk yayasan seni yang didirikan atas namaku.Bahkan sertifikat kepemilikan Hotel Makmur di Cangga.Setiap hadiah adalah rantai lain yang mencoba menarikku kembali ke masa lalu.Aku mengembalikan semuanya tanpa dibuka, dengan satu catatan terlampir:[Aku tidak menginginkan apa pun darimu. Rasa bersalahmu adalah bebanmu sendiri, biarkan aku hidup tenang.]Sebelum naik pesawat, Julian memeriksa bagasi kami, aku duduk sendirian di ruang tunggu.Dari kejauhan, aku melihatnya.Denis berdiri di sisi lain pos pemeriksaan keamanan, mengenakan mante

  • Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana   Bab 19

    Sudut pandang Denis.Sebuah kota pesisir di Origo.Selama tiga hari, aku menjadi hantu dalam kehidupan baru Elian. Pengintai dari bayangan, kelaparan hanya untuk sekilas melihatnya.Aku melihatnya. Rambutnya kini pendek dan rapi. Dia mengenakan kemeja putih sederhana.Sinar matahari sore menyelimuti wajahnya yang fokus, membingkainya dengan cahaya keemasan.Dia bukan lagi gadis yang selalu tegang di sisiku, dia bersinar.Aku melihat seorang pria baik datang menjemputnya setiap sore.Pria itu akan mengambil tas peralatannya, lalu menggenggam tangannya.Dia akan mengaitkan jarinya dengan jari pria itu, begitu alami.Aku melihat mereka berbelanja di supermarket, bercanda sambil berdebat tentang merek susu.Setiap senyum yang Elian tunjukkan pada pria itu seperti pisau panas yang menusuk perutku.Kecemburuan adalah sulur beracun, mencekik hatiku hingga aku nyaris tidak bisa bernapas.Namun di saat yang sama, rasa kepuasan yang menyakitkan membanjiriku.Elian baik-baik saja, bahagia dan hid

  • Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana   Bab 18

    Sudut Pandang Denis.Tanganku mengendur.Revolver berlapis emas yang akan menentukan nasib Bella jatuh beradu ke lantai.Bella menerjang ke arahku seperti tali penyelamat.Dia merangkak, memeluk kakiku, wajahnya penuh air mata dan ingus. "Denis! Denis, dengarkan aku! Aku tahu di mana dia! Aku tahu di mana dia!"Aku perlahan menatap wanita menyedihkan di kakiku, mataku membeku."Ulangi ucapanmu.""Aku tahu di mana dia!" Bella mengira dia telah menemukan kartu negosiasi, kepalanya terangkat dengan penuh semangat. "Orang-orangku menemukannya sebelum orang-orangmu! Sebuah kota kecil di pesisir Origo. Dia mengganti namanya menjadi Elena Kumala dan membuka studio desain! Denis, aku tahu segalanya!"Sebuah tangan tak kasat mata mencengkeram jantungku, menekannya hingga nyaris berhenti.Bella tidak hanya menemukan Elian.Dari ekspresi Bella, tampaknya jauh lebih dari itu."Apa yang kamu lakukan padanya?" Suaraku rendah, setiap kata bak batu berat siap menghancurkannya.Mata Bella bergerak geli

  • Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana   Bab 17

    Sudut pandang Denis.Aku telah menghabiskan dua tahun merajut jaring besar untuk menjebak Keluarga Rosana di dalamnya.Aku memutus semua kesepakatan mereka, mendanai musuh-musuh mereka dan membiarkan mereka mati perlahan dalam penderitaan.Aku pikir semua itu kulakukan demi harga diriku, demi nama Keluarga Sanggu.Sampai Luki meletakkan laporan penyelidikan berdebu berusia dua tahun di depanku."Pak Denis, menurut temuan terbaru kami... kebocoran foto di upacara hotel dan permainan Rolet Rusia... semuanya bukan kebetulan."Aku menatap ke atas, kebingungan sekilas muncul di mataku.Luki menelan ludah dengan susah payah, suaranya tegang. "Semuanya ulah Bella, Pak Denis. Dia menyuap kru teknis untuk mempermalukan Nona Elian di depan umum. Dia bersekongkol sama Mario untuk mengatur permainan itu, dia mempermainkanmu. Kamu adalah senjata yang dia gunakan untuk menyiksa dan mungkin membunuh... Elian."PRANG.Gelas wiski di tanganku pecah.Pecahan kaca menusuk telapak tanganku. Darah bercampu

  • Aku Hilang, Dia Mencariku Kemana-mana   Bab 16

    Sudut pandang Denis.Dua bulan lalu, telepon internal di kantorku berdering."Pak Denis." Suara Luki terdengar ragu. "Kami menemukan seseorang di Orom... seseorang yang seharusnya sudah mati."Seolah ada kepalan tangan yang mencengkeram jantungku, darah di nadiku membeku."Siapa?" Suaraku terdengar jauh, seakan bukan milikku."Anton Raga."Tiga hari kemudian, di sebuah rumah aman tanpa jendela di pinggiran Nawa Yok, aku melihat Anton.Dua pengawal menyeretnya masuk. Tubuhnya kurus kering... tapi matanya masih menyala dengan perlawanan. Dia tampak seperti pria yang sudah terima kematiannya.Aku memberi isyarat agar para pengawal keluar, kami berdua sendirian di ruang beton besar itu.Aku tidak bicara, hanya mengitarinya seperti predator menilai mangsanya. Udara terasa begitu tegang hingga bisa meledak.Pistolku tergeletak di atas meja, logam dinginnya memantulkan cahaya putih lampu bohlam di atas kepala."Di pesawat… " Akhirnya aku bersuara, serak. "Apa dia ketakutan?"Anton menatapku,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status