+6285725xxxxxx : [Hai Ghea! Ini aku Loretta. Kapan kamu ada waktu luang? Bisa kita ketemu sebentar sekalian aku mau balikin sepatu yang aku pinjam kemarin.]Senin siang saat Ghea sudah berada di Medica Center, dia mendapat pesan dari nomor baru yang mengaku sebagai Loretta. Ghea segera membalas pesan tersebut tanpa menunggu waktu lebih lama lagi. [Kalau untuk masalah sepatu, jangan dipikirkan, Retta. Kalau kamu suka, kamu bisa pakai sepatuku itu. Atau kalau mau disimpan saja juga gak apa-apa.]Sebenarnya Ghea tidak bermaksud menolak ajakan bertemu dari Loretta. Hanya saja, dia mengingat marahnya Hari saat melihat istrinya dekat dengan tunangan Choki tersebut. Sehingga Ghea berusaha meminimalisir kemungkinan bertemu dengannya.Sambil menunggu balasan, Ghea menyimpan nomor baru tersebut dengan nama yang diketahui olehnya. Loretta. Loretta : [Kamu gak mau ketemu lagi sama aku ya?] Pertanyaan lugas tanpa basa basi dari Loretta membuat Ghea menggigit bibir. Tentu saja jika yang ditany
Manik kelam Ghea menatap bergantian antara layar ponsel dengan Loretta yang masih duduk tenang di depannya. Mulutnya terbuka tutup tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, termasuk menanyakan kebenaran atas video yang dilihatnya. "Aku bisa jamin kalau video itu asli dan tidak ada rekayasa apapun di dalamnya. Karena aku sendiri yang mengambil rekaman itu bahkan melihatnya secara langsung." Ghea menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Tangan yang memegang gawai Loretta bergetar sebelum kemudian diletakan ke atas meja karena mendadak tulang-tulangnya lemas. 'Astaga! Ternyata selama ini, Mas Hari sama Jodi…' Ghea masih belum mampu berkata-kata. Sangat syok hingga kesulitan mencerna berita yang tidak disangka-sangka akan diterimanya. "Maaf banget, Ghe. Kamu pasti kaget banget 'kan sama apa yang aku perlihatkan? Tapi itu memang kenyataan yang pernah aku lihat sendiri. Aku gak tau apa Mas Hari masih menyimpang atau sudah sembuh. Mengingat sekarang dia sudah menikah sama kamu…""Aku gak
"Em, Mas… Kok tumben jam segini udah pulang?" tanya Ghea pada suaminya saat dirinya baru tiba di rumahnya jam 6 sore. Telat 1 jam dari biasanya. "Kenapa? Biar aku gak tau kalau kamu sudah melanggar aturanku?" Hari mencengkeram rambut panjang Ghea yang diikat satu di bagian belakang. Kemudian menjambaknya dengan kuat hingga Ghea mengaduh kesakitan."Auww… Mas, sakit! Kamu kenapa sih kasar lagi sama aku?" "Kamu masih tanya? Emang dasar kamu itu gak bisa dikasih hati. Udah dibaikin malah cari masalah!" bentak Hari dengan mata berkilat amarah. "Aku bikin masalah apa, Mas? Aku kan pulang telat karena masih ada kerjaan.""Oh, jadi ngafe sama Loretta itu bagian dari pekerjaan di Medica Center?" sindir Hari membuat Ghea membelalakkan kedua bola matanya. 'Apa? Mas Hari tau kalau aku barusan bertemu dengan Loretta? Apa Mas Hari juga tahu apa saja yang tadi kami obrolkan?'Ghea panik dan khawatir sekali. 'Harusnya aku tidak gegabah dan membahas hal seperti itu di tempat umum. Ugh, kenapa a
Choki yang mendapati berita tentang tunangannya yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan dibawa ke Medica Center pusat, langsung menuju ke sana tanpa membuang waktu. Choki setengah berlari sejak keluar dari mobil yang diparkirkan di basement rumah sakit. Degup jantungnya berpacu kencang seiring dengan rasa khawatir yang bercampur dengan rasa takut sekaligus. Sepanjang perjalanan dari tempatnya berada hingga ke Medica Center, dia sudah mendengar dari saluran televisi yang memuat berita tentang kecelakaan lalu lintas yang melibatkan tunangannya. Choki sangat panik apalagi dia mendengar sendiri saat kecelakaan terjadi termasuk jerit dan pekikan sang wanita sesaat sebelum mobilnya menghantam pembatas jalan. Dia juga merasa bersalah karena menelepon di saat yang tidak tepat. Jika terjadi sesuatu pada Loretta karena kejadian ini, bisa dipastikan jika Choki tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri dengan mudah. "Bi.." "Tenanglah, Choki. Eldi dan dokter lainnya sedang memeriksa keadaa
Abimanyu mengguncang tubuh Ghea yang terbaring tidak sadarkan diri di depan mobilnya. Betapa terkejutnya saat menyadari jika perempuan yang hampir tertabrak olehnya adalah seseorang yang dikenal dan sempat dikhawatirkan beberapa saat yang lalu. "Ghe, kamu kenapa?" panik Abimanyu. Sayangnya yang dipanggil-panggil sudah hilang kesadaran secara penuh. Abimanyu meletakkan tangannya di antara lipatan lutut dan juga belakang leher untuk menggendong Ghea. Menurunkan dengan hati-hati ke dalam mobil kemudian kembali melajukan kendaraannya dengan cepat. Abimanyu merasa dejavu saat membawa Ghea ke apartemennya. Dengan alasan dan kondisi yang berbeda, ini menjadi kali keduanya memasukan seorang wanita ke dalam apartemen pribadinya. "Apa yang sudah terjadi?" gumamnya lagi saat melihat wajah si wanita penuh luka. Dengan telaten, Abimanyu membersihkan luka di wajah Ghea. Dia juga mengelap sekilas bagian tubuh luarnya yang terlihat kotor dan berkeringat. Seharusnya dia juga mengganti pakaian Ghe
"Apa yang terjadi?" tanya Jodi.Hari baru siuman setelah kejadian dipukul Ghea dengan vas bunga saat dirinya lengah. Ghea pun sudah kabur saat Jodi datang dan menemukan Hari pingsan dengan kepala terluka. "Mana Ghea?" tanya Hari tanpa menjawab pertanyaan dari Jodi sebelumnya. "Aku gak melihatnya sejak sampai di sini. Apa dia kabur?" "SIALAN!" umpat Hari sambil memegangi kepalanya. "Aku panggil dokter dulu biar lukamu segera diobati," putus Jodi karena merasa Hari sedang tidak bisa diajak berkomunikasi dua arah. Hari masih meringis kesakitan sambil menahan amarah karena menyadari istrinya sudah berhasil melarikan diri darinya. Mengingat Ghea mengetahui banyak rahasianya, Hari semakin naik pitam dan membenci Ghea. "Kita harus segera menemukan keberadaan Ghea dan menyingkirkannya. Dia terlalu berbahaya. Apalagi dia mengetahui rahasiaku terlalu banyak. Ah, Sial! Kenapa juga dia tadi berhasil kabur!" "Kamu tenang saja. Aku sudah mengerahkan orang-orang kita untuk mencarinya. Dia tid
Selama Ghea berada di apartemennya, Abimanyu selalu pulang ke apartemen dulu sebelum ke rumah orang tuanya. Meski hanya untuk sekedar makan malam bersama Ghea dan membicarakan beberapa hal sebagai alasan untuk menemuinya. "Tadi suamimu ke rumah sakit. Seperti dugaan kita, dia pasti sedang kalang kabut mencari kamu sejak kemarin." "Tapi dia gak curiga 'kan aku ada dimana?" "Tentu saja tidak. Dia bahkan berbohong padaku dan mengatakan jika kamu sedang ke Singapura untuk menjenguk Tante Gita."Mendengar mamanya disebut, ekspresi Ghea berubah. Dia masih khawatir pada mamanya yang belum diketahui keberadaannya. Meski Abimanyu mengatakan untuk mempercayakan masalah keselamatan mamanya padanya, tapi tetap saja Ghea khawatir jika belum melihat sendiri kondisinya. "Kamu jangan khawatir, Ghe. Mamamu akan dalam perlindunganku." "Kamu sudah berhasil mengamankan mamaku?" Abimanyu mengangguk. Senyum lega terlihat di wajah Ghea. "Bisa aku menemuinya?""Bisa, tapi tidak untuk sekarang. Aku akan
Sudah menjadi lagu lama jika Zahera sering kepo dengan siapa putranya dekat. Dia sangat berharap putra pertamanya segera membawa pasangan untuk diperkenalkan sebagai calon menantu. Jadi begitu Abimanyu memperlihatkan gelagat di luar kebiasaannya, Zahera akan sangat sensitif dan penasaran luar biasa. Sedangkan Abimanyu sendiri, hanya bisa menyesal karena tidak sadar sudah melakukan kesalahan dengan membuat keluarganya menjadi curiga. "Masa iya sih aku jadi sering senyum belakangan ini? Perasaan biasa aja deh," gumamnya menampik kecurigaan apa yang didengar dari ibunya. Meski ingin menyanggah, tetapi dia pun tahu jika Zahera adalah sosok yang paling peka jika itu tentang anak-anaknya. Jadi, tidak mungkin wanita paruh baya itu asal bicara jika sudah berkenaan dengan putra-putrinya. "Bagaimana kalau di lain kesempatan, Eomma kembali bertanya? Apa aku harus menceritakan tentang Ghea? Dengan statusnya yang saat ini masih menjadi istri pria lain, apa Eomma bisa mengerti dan tidak berpiki