Share

Bab 11 Hari Pernikahan

Setelah pergumulan panjang, akhirnya Cherryl tetap melangsungkan pernikahannya. Pagi hari Cherryl duduk di hadapan cermin, seorang perias sedang memulas mukanya. Hari ini adalah hari pernikahannya, tapi sorot mata Cherryl tampak sendu, tidak ada binar kebahagian terpancar dari wajahnya di hari bahagianya. Terlihat kantung mata dengan mata sedikit sembab seperti habis menangis semalam.

"Mbeb ... kenapose yey ... tegang yah, semalam tidak bisa tidur yah?" tanya Mince, perias pengantin yang agak kemayu.

"Eh ... E-engga. Kenapa emang?" tanya Cherryl.

"Itu mata yey bengkak, deg-degan mau belah duren tar malem yah ... haha ...," balas Mince.

"Hehe," Cherryl hanya tertawa.

"Yey itu cantik, udah jangan sedih gitu ah. Ike yakin yey pasti jadi ratu paling cantik hari ini. Semua mataaaa akann tertuju ..., dan terseponaa ..., melihat yey. Ike jamin," tutur Mince bersemangat sambil mengedipkan sebelah matanya.

Cherryl hanya tersenyum kecut mendengar perkataan sang perias. Sesaat Cherryl melamun teringat malam tadi memang Cherryl sulit memejamkan mata, bahkan Cherryl sempat menangis. Hatinya terasa sesak menghadapi pernikahannya. Keinginannya sangat besar untuk membatalkan pernikahannya, tetapi Dia tak sanggup melihat mamanya malu.

Kejanggalan demi kejanggalan dari calon suaminya mulai terlihat, tapi melihat mamanya kecewa akan lebih menyakitkan hati Cherryl, biarlah ia yang mengalah.

Cherryl tampak semakin cantik dengan riasan dan balutan kebaya putihnya. Diluar kamar terdengar penghulu memulai acara akad nikah. Setelah doa yang di pimpin penghulu dan wejangan yang di sampaikan penghulu, tibalah acara ijab kabul.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau saudara Chandra Anggara Tanukusuma bin Tio Tanukusuma dengan saudari Cherryl Angeline binti Herman Anggoro dengan mas kawin satu set perhiasan dan seperangkat alat sholat dibayar tunai," ujar penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Cherryl Angeline dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," ucap Chandra lantang.

"Bagaimana para saksi sah?" lanjut penghulu.

"Sahhhh ...,"

"Sahhhh ...,"

"Alhamdulilah ...," ucap serempak.

Cherryl kemudian keluar dari dalam ruangan menuju sang suami, mencium tangan suaminya untuk pertama kali. Kemudian Chandra mencium kening Cherryl. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan buku nikah, menyematkan cincin dan terakhir acara sungkeman dengan kedua orang tua mempelai pengantin.

Acara sungkeman berlangsung dengan penuh haru, tetapi kali ini berbeda dengan Cherryl terlihat terisak saat sungkem dengan mama Yanti.

"Ma, maafin Cherryl," ujar Cherryl.

"Kenapa sayang, sudah jangan minta maaf. Mama doakan rumah tangga kalian langgeng dan bahagia yah," ujar mama Yanti

"Maafin Cherryl ma, sekali lagi maafin Cherryl," isak Cherryl.

Hanya itu yang dapat Cherryl katakan kepada mamanya, karena hatinya sangat berat menjalani pernikahan ini. Tapi Cherryl harus tegar , ingin rasanya Cherryl berkata sejujurnya tetapi bibirnya tidak dapat berkata apapun terhadap mamanya.

Setelah selesai akad nikah, kedua mempelai segera berganti pakaian untuk melangsungkan resepsi pernikahannya. Gedung besar dengan dekorasi yang cantik menambah kesan mewah pada pesta pernikahan Cherryl dan Chandra. Pesta pernikahaannya dipersiapkan sesempurna mungkin membuat setiap orang yang datang berdecak kagum. Tidak hanya dekorasi, deretan makan yang beragam jenis tampak menggugah selera para tamu undangan.

Resepsi pernikahan dimulai kala kedua mempelai berjalan dari sisi yang berbeda bertemu di depan pelaminan. Chandra terlihat tampan dengan jas putihnya, sedangkan Cherryl tampak cantik dengan gaun pengantin warna senada.

"Cherryl, aku berjanji menjadikan kamu satu-satunya pasangan dalam hidupku. Menjaga dan mencintai kamu dengan sepenuh hati. Bersama kala susah dan senang, kala sakit dan sehat. Dan tidak akan membuat kamu menangis," ujar Chandra.

Cherryl tersenyum bahagia mendengarkan janji yang diucapkan Chandra yang disaksikan seluruh tamu undangan.

Suasana pesta semakin meriah dengan suguhan acara mulai dari toast, pemotongan kue, lempar bunga, nyanyian hingga tarian.

Kedua mempelai sesekali berjalan menghampiri tamu undangan untuk sekedar bersalaman atau berfoto. Cherry dan Chandra tampak seperti Cinderela dan Pangeran malam ini.

Hari mulai beranjak malam, semua tamu undangan satu persatu mulai meninggalkan gedung menandakan pesta telah usai. Cherryl dan Chandra gegas menuju hotel yang sudah mereka pesan untuk honeymoon. Mereka memutuskan untuk menginap di hotel karena hadiah yang diberikan bos Cherryl di kantor.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status