Share

Bab 8

Author: Nanda
Esok harinya, Rudi datang ke istana karena panggilan Kaisar. Awalnya kira bisa langsung menemui Kaisar, bagaimanapun sekarang dia adalah pejabat yang terkenal.

Namun, dia malah menunggu di luar ruang kerja selama dua jam, baru Bimo keluar dan berkata, "Jenderal Rudi, Kaisar sedang sibuk. Katanya suruh Anda kembali dulu, lain hari baru memanggil Anda kemari lagi."

Rudi tercengang. Dia sudah menunggu lama di luar ruang kerja, juga tak melihat ada pejabat yang masuk, jadi bisa dipastikan kalau Yang Mulia tidak membahas hal penting dengan pejabat.

Rudi bertanya, "Kasim Bimo, Yang Mulia memanggilku kemari karena hal apa?"

Bimo hanya menjawab dengan senyum, "Jenderal, aku tidak tahu."

Rudi merasa agak aneh, tapi dia tidak berani masuk dan tanya pada Kaisar. "Tolong Kasim Bimo memberi petunjuk, apa aku sudah melakukan kesalahan?"

Bimo menjawab dengan senyum, "Jenderal baru pulang, jadi hanya ada jasa, tidak ada kesalahan."

"Jadi Yang Mulia ...."

Bimo memberi hormat. "Harap Jenderal pulang dulu."

Rudi masih ingin tanya, tapi Bimo sudah pergi, jadi Rudi hanya bisa kembali dengan cemas.

Pada jamuan keberhasilan perang, Yang Mulia memuji dia dan Linda. Kenapa baru berlalu sehari sudah bersikap dingin padanya?

Rudi keluar untuk menarik kudanya, kebetulan mendengar prajurit yang menjaga di depan pintu berbisik, "Semalam istri Jenderal Rudi kemari, hari ini Jenderal Rudi datang. Apa dekret pernikahan itu terjadi perubahan?"

"Jangan asal ngomong, Yang Mulia sudah menyetujui pernikahan itu di depan umum, mana mungkin akan ada perubahan."

Tatapan Rudi menjadi masam, bahkan kembali dengan cepat. "Semalam, istriku kemari?"

Dua prajurit itu ragu sejenak, baru menganggukkan kepala dan berkata, "Ya, dia menunggu di sini selama dua jam, baru Yang Mulia menemuinya."

Semalam Rudi seharian di Kediaman Ismail, jadi tidak tahu Intan ke mana, tak disangka dia datang ke istana.

Pantas saja sikap Yang Mulia berbeda dengan semalam, ternyata karena dia ke istana untuk meminta Yang Mulia menarik balik dekret itu. Benar-benar licik!

Semalam Linda masih membantunya berkata baik, bilang wajar saja dia tidak terima karena pemikiran wanita memang sempit, jadi tak bisa menyalahkannya.

Rudi bergegas kembali ke Kediaman Jenderal, setelah turun dari kuda, dia langsung menyerahkan kudanya ke pelayan dan berlari ke Kediaman Wanar.

"Intan!"

Ketika Mutiara mendengar teriakan itu, dia segera berlari ke depan Intan dan menatap Rudi dengan panik. "Apa ... yang mau kamu lakukan?"

"Mutiara." Intan berkata, "Kamu keluar dulu."

Setelah Mutiara mendengar Intan berkata begitu, dia mundur ke samping Intan dan tetap menatap Rudi dengan waspada.

Rudi melihat ke arah Intan, Intan duduk tenang di kursinya. Teringat Intan pergi ke istana untuk meminta Yang Mulia menarik balik dekret, rasa bersalah dia pada Intan langsung hilang.

Rudi menatap mata Intan yang hitam dengan dingin. "Apa kamu pergi menemui Kaisar untuk protes dan memintanya menarik balik dekret?"

Intan menggelengkan kepalanya. "Tidak."

"Benarkah?"

Wajah Rudi yang ganteng menunjukkan ekspresi merendahkan. "Berani buat tidak berani akui. Ini bukan sikap seorang putri jenderal, Intan, kamu sungguh munafik."

Intan menatap pria yang sedang marah, lalu merasa asing sampai membuatnya merasa sedih.

Intan bahkan mencurigai orang ini bukan Rudi yang dia kenal, mungkin dia tidak pernah benar-benar mengenalnya.

Ketika Rudi melihat dia tidak berbicara, dia pun menganggap tebakannya benar, jadi sangat marah. "Bicaralah. Apa yang kamu katakan pada Yang Mulia? Apa Yang Mulia setuju untuk menarik balik dekret itu?"

Intan hanya menundukkan kepalanya dan berkata, "Yang Mulia tidak setuju, pernikahan kalian akan tetap diadakan sesuai jadwal."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 690

    Dayang Erika segera mengejar Tuan Putri setelah mendengar Jihan akan dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, "Tuan Putri, apakah Anda berubah pikiran?"Putri Agung merasa isi pikirannya sangat kacau, "Kurung dia di penjara bawah tanah dulu dan nanti baru bicarakan hal ini lagi.""Baik, Anda jangan marah dan melukai tubuh Anda sendiri," bujuk Dayang Erika."Tidak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan Marko, Jihan tetap bukan Marko meski punya tampang yang sama. Jihan sama sekali tidak bisa membuatku menyukainya dan aku malah marah saat melihat wajahnya."Putri Agung kembali ke kamarnya dengan amarah di matanya dan tetap merasa kesal meski sudah duduk, "Pelayan, bawakan air dan sabun. Aku mau cuci tangan."Semua pelayan sedang sibuk bekerja pada saat ini, Putri Agung mencuci tangan bekas menyentuh Jihan berulang kali, seperti setiap kali dia sehabis berhubungan badan. Putri Agung akan merendam dirinya di dalam ember yang berisi dengan air panas untuk menghilangkan aroma yang men

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 689

    Jihan berusaha untuk berdiri, tapi Jihan sama sekali tidak memiliki kekuatan di dalam tubuhnya seolah-olah dia sedang sakit parah.Jihan segera menoleh setelah mendengar suara pintu terbuka dan terdapat seseorang yang berjalan masuk setelah melewati pembatas ruangan.Rambutnya disanggul dan dihiasi oleh pita, wanita ini mengenakan pakaian berbahan satin yang berwarna putih dan hijau. Wanita ini terlihat berusia sekitar 40 tahun yang tidak terdapat kerutan apa pun di wajahnya. Tapi ekspresi wanita ini sangat serius dan memiliki aura intimidasi dari seseorang yang berkuasa.Terdapat seseorang yang mengikuti di belakang wanita dan memindahkan kursi ke samping tempat tidur. Wanita itu duduk dengan perlahan dan menatap mata Jihan yang terlihat cemas serta curiga."Si ... siapa kamu?" Jihan tidak pernah melihat Putri Agung, tapi mengetahui identitasnya pasti tidak sederhana.Putri Agung melihat kepanikan di mata Jihan dan hatinya berada di tingkat ekstrim, seolah-olah terdapat air yang menyi

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 688

    Sebuah kereta kuda meninggalkan kota dan Jihan sedang bergegas untuk pergi ke Jinbaran karena terdapat masalah pada pabrik di Jinbaran. Ayahnya menyuruh Jihan untuk pergi ke sana secara pribadi meski masalahnya tidak terlalu serius.Sebenarnya Jihan telah tinggal di Jinbaran untuk waktu yang lama, tapi Jihan mengantar istrinya ke ibu kota untuk melakukan persalinan karena istrinya sedang hamil. Jihan bisa menyerahkan masalah di sana pada pengurus toko setelah masalah di Jinbaran diselesaikan, selain itu Jihan juga berencana untuk melakukan bisnis yang lain dalam perjalanannya kembali ke ibu kota.Jihan sudah lama menjadi seorang ayah, karena dia menikah saat masih berusia 20 tahun dan sudah memiliki dua putra pada saat ini. Jadi dia berharap istrinya bisa melahirkan seorang anak perempuan untuknya.Tidak terlalu banyak orang yang memiliki selir di keluarga mereka dan Jihan juga tidak memiliki satu pun selir. Jihan memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan istrinya dan selalu membaw

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 687

    Pangeran Rafael bersedia bekerja sama demi hal ini, karena anak ini akan memiliki nama belakang Gunawan dan pasti akan berada di pihak Keluarga Bangsawan Gunawan."Aku akan memberi tahu mereka saat kembali," ujar Pangeran Rafael.Putri Agung bertanya, "Sebentar lagi upacara pemberkatan orang meninggal sudah tiba, apakah kamu sudah mengundang Guru Boni?""Sudah aku undang, ada 8 biksu yang datang bersama Guru boni. Aku akan jemput mereka secara pribadi pada hari pertama."Putri Agung mengangguk kecil dan berkata, "Panggil ibumu datang, tapi kamu harus bilang kalau ibumu harus bergadang dan tidak perlu datang kalau tidak bisa melakukannya.""Tentu saja ibuku bisa melakukannya, ibuku telah menjadi penganut Buddha selama bertahun-tahun dan selalu ingin mengikuti upacara ini," ujar Pangeran Rafael dengan cepat. Terdapat Nyonya Clara, Nyonya Thalia, Nyonya Besar Arni, Nyonya Besar Mila dan lain-lain yang mendatangi upacara pemberkatan orang meninggal. Mereka semua adalah nyonya atau nyonya b

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 686

    Keluarga Salim masih tidak memberi jawaban apa pun, tapi desakan berulang kali dari Putri Agung membuat Nyonya Mirna mau tidak mau harus mendatangi Kediaman Keluarga Salim secara pribadi.Nyonya Mirna baru mengetahui jika Vincent sedang pergi ke Cunang dan berada di Perkemahan Pengintai Tujuvan karena terjadi sesuatu pada Waldy, jadi Vincent pergi ke sana untuk mengunjunginya bersama dengan Charles, yang merupakan anak angkat Keluarga Akbar.Viona berkata dengan nada meminta maaf, "Seharusnya masalah ini sudah diputuskan sejak awal, tapi Vincent bersikeras mau pergi menemui teman seperjuangannya dan baru memutuskan hal ini. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku sangat menyukai Nona Reni. Kamu sendiri juga tahu kalau aku sangat menyukainya pada pertemuan pertama kami dan sangat ingin segera menjadikannya sebagai menantuku."Viona berkata dengan tulus dan Nyonya Mirna percaya karena Viona memang menunjukkan kesukaannya pada Reni pada hari itu, kemudian berkata

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 685

    Merpati milik Paviliun Prumania terus beterbangan untuk bertukar pesan dan tiba di ibu kota pada dua malam sebelum upacara pemberkatan orang meninggal setelah beterbangan selama beberapa hari. Surat-surat itu baru dibawa ke Kediaman Aldiso setelah Metta dan yang lain menyusunnya menjadi sebuah surat yang lengkap di malam hari.Metta memberi surat ini pada Marsila, tapi Marsila tidak membukanya, melainkan memanggil semua orang ke ruang kerja dan menyerahkan surat itu pada Tuan Axel, karena hal ini berhubungan dengan Jenny dan sebaiknya membiarkan Tuan Axel membukanya terlebih dahulu.Terdapat urat yang menonjol di dahi Tuan Axel setelah membaca ini, "Sungguh tidak masuk akal. Ini benar-benar merupakan sebuah konspirasi, apa itu utang budi karena telah menyelamatkannya, ini semua adalah rencana yang dibuat dengan teliti."Alfred mengambil surat itu dan berkata secara garis besar setelah membacanya, "Pembuat onar itu adalah preman lokal yang buat masalah setelah terima uang dari orang lai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status